1.
Elektron
Teori
atom Dalton menyatakan bahwa atom merupakan bagian terkecil dari
materi. Pada kenyataannya, atom dapat dibagi menjadi partikel
penyusunnya yaitu elektron, neutron dan proton. Hal ini dibuktikan
berdasarkan penelitian tentang arus listrik pada gas bertekanan
rendah. Penelitian dimulai pada tahun 1855 oleh Heinrich Geissler,
yang berhasil merancang tabung gelas bertekanan rendah yang disebut
tabung Geissler. Pada tahun 1859, Julius Plucker menggunakan tabung
Geissler alam percobaan elektrolisis gas, didalam tabung ia memasang
2 plat elektrode, elektrode pada kutub positif disebut anode,
sedangkan elektrode pada kutub positif disebut katode. Setelah diberi
tegangan tinggi, ia mengamati adanya berkas sinar yang dipancarkan
dari katode. Namun Plucker menganggap sinar tersebut sebagai cahaya
listrik biasa.
Pada
tahun 1876, Eugene Goldstein, menggunakan teknik yang sama dengan
Plucker, namun ia menamakan berkas sinar yang dipancarkan dari katode
sebagai sinar katode. Pertanyaan yang muncul adalah apakah sinar
katode itu sebagai gelombang elektromagnetik atau partikel?
Wiliam
Crookes, pada tahun 1880, memodifikasi tabung Geissler untuk membuat
vakum lebih baik, tabung ini disebut sebagi tabung Crookes.
Pengamatan Crookes tehadap karakteristik sinar katode dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Sinar katode merambat lurus.
Sinar katode membawa muatan karena dibelokkan dalam medan magnet.
Sinar katode memiliki massa karena dapat memutar kincir kecil dalam
tabung.
Sinar katode menyebabkan materi seperti gas dan zat lain berpijar.
Akhirnya Crookes menyimpulkan bahwa sinar katode adalah partikel
bermuatan.
Pada
tahun 1891, George Johnston Stoney, berpendapat bahwa sinar katode
adalah partikel, ia menamakan sebagai elektron. Pada tahun 1897, J.J.
Thomson membuktikan bahwa sinar katode adalah merupakan berkas
partikel, dengan menggunakan tabung sinar katode khusus.
Elektron
adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis
sebaga e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur
apapun yang diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel
elementer. Elektron memiliki massa sekitar 1/1836 massa proton.
2.
Proton
Proton
adalah partikel subatomik dengan muatan positif sebesar 1.6 × 10-19
coulomb dan massa 938 MeV (1.6726231 × 10-27 kg, atau sekitar 1836
kali massa sebuah elektron).
Pada
tahun 1886, Eugene Goldstein, membuktikan adanya muatan positif.
Pembuktian dilakukan menggunakan tabung sinar katode dimana plat
katode telah diberi lubang. Ia mengamati jalannya sinar katode yang
merambat menuju anode, tenyata terdapat sinar lain yang bergerak
dengan arah berlawanan melewati lubang pada plat katode. Oleh karena
arahnya berlawanan, maka sinar tersebut haruslah terdiri dari muatan
positif.
3.
Neutron
Neutron
atau netron adalah partikel subatomik yang tidak bermuatan (netral)
dan memiliki massa 940 MeV/c2 (1.6749 × 10-27 kg, sedikit
lebih berat dari proton.
Penemuan
partikel neutron diawali oleh penelitian Rutherford, dalam
eksperimennya ia berusaha menghitung jumlah muatan positif dalam inti
atom dan massa inti atom dan ia mendapati bahwa massa inti atom hanya
setengah dari massa atom. Pada tahun 1920, William Draper Harkins,
berasumsi bahwa terdapat partikel lain dalam inti atom selain proton,
partikel itu bermassa hampir sama dengan proton dan tidak bermuatan,
ia menyebutnya sebagai neutron. Hingga tahun 1932, James Chadwick,
membuktikan keberadaan partikel neutron.
Adanya
penemuan neutron ini, membuat strukur atom semakin jelas, bahwa atom
tersusun atas inti atom dengan elektron mengelilingi pada lintasan
kulitnya. Inti atom terdiri dari proton yang bermuatan positif dan
neutron yang tidak bermuatan. Sedangkan elektron bermuatan negatif.
Demikianlah Materi Penjelasan Tentang Elektron. Proton, Neutron sebagai Partikel Dasar Atom, Semoga bermanfaat ....