A.
Sejarah
Orthomyxoviridae
keluarga virus, itu pertama kali ditemukan di babi oleh Richard
Schope di 1931. Ini ditemukan pertama kali diikuti oleh isolasi virus
dari manusia dari kepala grup oleh Patrick Laidlaw di Medical
Research Council di United Kingdom di tahun 1933. Bagaimanapun itu
tidak ditemukan sampai Wendell Stanley pertama kali mengkristal
tobacco mosaic virus di tahun 1935 itu bukan cellular alam virus yang
diketahui.
Langkah
signifikan pertama dalah mencegah influenza ditemukan tahun 1944
dimana vaksin pembunuh virus influenza oleh Thomas Francis Jr. Ini
membangun kerja dari Frank Macfarlane Burnet, dimana menunjukkan
virus kehilangan kekuatan virus ketika ditanam di telur ayam.
Aplikasi dari observasi oleh Francis mengijinkan grup pemeliti di
Universitas Michigan untuk menemukan pertama kali vaksin influenza,
dimana itu mendapat dukungan dari U.S.Army. Tentara terlibat banyak
dalam penelitian untuk pengalaman influenza di Perang dunia 1. ketika
ribuan dari tentara terbunuh oleh virus selama beberapa bulan.
Walaupun
mereka takut di New Jersey(dengan Swine flu),dunia tahun 1977 (oleh
Russian flu), dan di HongKong dan negara asian laiinya di tahun 1997
(dimana H5N1 avian influenza), mereka telah tidak ada dari pandemic
utama sejak tahun 1968 HongKong flu. Imunisasi untuk mencegah jalur
pandemic influenza utama dab vaksinasi mungkin mempunyai perpecahan
terbatas virus dan mungkin juga membantu mencegah pandemic mendatang.
B.
Marfologi, Struktur dan Komposisi
Virus
berselubung yang berukuran sedang, 80 hingga 120nm, mengandung genom
RNA bersegmen, beruntai tunggal, negative-sense dan memperlihatkan
simetri heliks. Partikel-partikelnya bundar atau seprti filament.
Bagian permukaan orthomyxoviruses mempunyai tonjolan yang empunyai
tonolan yang mempunyai aktivitas hemaglutinin atau neuraminidase.
Nukleoprotein heliks bagian dalam berukuran 9-15nm, dan mempunyai RNA
beruntai tungal dari virus influenza A dan B yang terdiri atas
delapan segmen terpisah.
Sebagian
besar segmen merupakan sandi untuk protein tunggal. Karena siat alami
segmen genom, jika suatu sel terkoinfeksi oleh dua virus yang berbeda
dari tipe tertentu, campuran segmen gen parental dapat dipasang ke
dalam virion progeny. Fenomena ini, disebut pencampuran ulang
genetic, dapat menimbulkan perubahan mendadak pada antigen permukaan
virus, suatu sifat yang menjelaskan cirri-ciri epidemiologic dari
influenza dan merupakan masalah bermakna untuk pengembangan vaksin.
Partikel
virus influenza mengandung tujuh protein structural yang berbeda.
Tiga protein besar (PB1,PB2, dan PA) terikatpada RNA virus dan
merupakan penyebab dari transkripsi dan replikasi RNA. Nukleoprotein
(NP) berkaitan dengan RNA virus membentuk suatu struktur berdiameter
9nm yang mengambil bentuk heliks. Protein matriks (M), yang membentuk
suatu lapisan di bawah selubung lipid virus, penting dalam
morfogenesis partikel dan merupakan komponen utama dari virion.
Selubung
lipid yang berasal dari sel mengelilingi partikel virus. Dua
glikoprotein tersandi virus, hemaglutinin (HA) berfungsi untuk
megikat partikel virus pada sel-sel rantat dan merupakan antigen
utama terhadap antibody netralisasi, variabilitasnya merupakan
penyebab dari evolusi yng berlanjut dari strain baru dan epidemic
influenza yang mengikutinya sedangkan neuraminidase (NA) berfungsi
pada akhir siklus kehidupan virus, ini merupakan enzim sialidase yang
memindahkan asam sialat dari glikokonjugat, juga mempermudah
pelepasan partikel virus dari permukaan sel yang terinfeksi selama
proses pertunasan dan membantu mencegah agregasi sendiri dari virion
dengan mengangkat residu asam sialat dari glikoprotein virus,
disisipkan ke dalam selubung dan diperlihatkan sebagai paku dengan
panjang sekitar 10nm pada permukaan partikel. Dua glikoprotein
permukaan ini merupakan antigen penting yang menentukan variasi
genetic dari virus influenza da imunitas inang. HA merupakan sekitar
25% dari protein virus.
Virus
influenza secara relative tahan dan dapat disimpan pada suhu 0-4°C
selama berminggu-minggu tanpa kehilangan daya hidup. Virus kehilangan
infektivitasnya lebih cepat pada suhu -20°C daripada pada suhu +4°C
eter dan denaturant protein merusak infektivitas.
HA
dan antigen internal lebih stabil terhadap inaktivasi daripada virus
infektif, baik infektivitas maupun hemaglutinasi lebih resisten
terhadap inaktivasi pada pH basa daripada pada pH asam.
C.
Klasifikasi Virus Influenza
Order (Orthomyxovirales)
Family (Orthomyxoviridae)
Subfamily (Orthomyxovirinae)
Genus (Orthomyxovirus)
Virus influenza digolongkan dalam kelompok virus RNA (Ribose Nucleic
Acid) dan dibagi atas tiga tipe, yaitu A, B, dan C. Virus dengan tipe
A dan B bisa menyebabkan epidemik, khususnya saat musim salju di
negara dengan empat musim. Sedangkan virus influenza tipe C hanya
menyebabkan masalah pernafasan yang ringan, dan diduga bukan penyebab
dari epidemik. Maka dalam membahas, saya hanya akan membahasi virus
influenza tipe A dan B.
D.
Siklus Hidup, Replikasi dan Infeksi
Virus influenza mengikat melalui hemaglutinin kedalam asam gula
sialat ke permukaan sel apitelial; biasanya di hidung, tenggorokan,
dan paru-paru mammalia dan intestine burung(Langkah 1 infeksi bentuk
badan). Sel mendapat virus dari endocytosis. Di acidic endosome,
bagian protein hemaglutinin menggabungkan viral envelope dengan
membran vakuola, melepaskan viral RNA(vRNA) molekul, aksesori protein
dan RNAtergantung catatan RNA kedalam sitoplasma.(Langkah 2). Protein
dan vRNA membentuk kompleks yang mengantarkan ke dalam sel nukleus,
dimana RNA tergantung transkripsi RNA mulai transcribing melengkapi
positif sense vRNA(Langkah 3a dan b) vRNA juga membawa ke dalam
stylam dan translasi(Langkah 4) atau tetap di nukleus. Sintetis viral
protein baru juga masuk melalui golgi appratus ke permukaan sel (di
dalam kasus ini neuraminidase dan hemagglutinin, langkah 5b) atau
transport kembali kedalam nukleus mengikat vRNA dan membentuk nival
baru genome partikel(langkah 5a) Protein viral lainnya melakukan
berkali kali tindakan di dalam sel utama, termasuk menurunkan
cellular mRNA dan menggunakan nucleotides yang terlepas untuk vRNA
sintetis dan juga menghambat translasi dari sel utama mRNAs.
Negatif sense vRNA membentuk genomes virus masa depan, RNA
transkriptase dan viral protein lainnya memasangnya ke dalam virion.
Hemaglutinin dan Neuraminidase molekul kluster ke dalam bulge sel
membran. vRNA dan viral core protein meninggalkan nukleus dan
memasuki prortrusion membran.(Langkah 6) mature virus bud melepaskan
bentuk sel di sphere dari membran fosfolipid. Membutuhkan
hemaglutinin dan neuraminidase dengan kulit membran. (Langkah 7)
seperti sebelumnya virus melekat ke sel melalui hemaglutinin, virus
mature menemukan satu ketika neuramnidase memotong cairan residues
dari sel utama. Setelah dilepas dari virus baru influenza, sel utama
mati. Karena absennya enzim RNA proofreading, RNA tergantung RNA
transkriptas membuat .nucletiode tunggal memasukkan kasar setiap 10
ribu nucletiodes. Dimana kira-kira panjang influenza vRNA. Setidaknya
setiap manufaktur influenza baru adalah mutan.
Antigenic drift. Perpisahan dari genome menjadi 8 perpecahan segmen
vRNA mengijinkan percampuran atau reassortment dari vRNA bila lebih
dari satu jalur vital yang telah terinfeksi sel tunggal. Hasilnya
dari perubahan yang terus menerus di viral genetik menghasilkan shift
antigenic dan membiarkan virus untuk menginfeksi species baru utama
dan mulai mengurangi proteksi imun tubuh. Ini adalah penting dalam
timbulnya pandemics, ini seperti yang didiskusikan di bagian
epidemiologi.
Life cycle → Penerima
batas virus diambil dan dibawa sel oleh endocytosis. Di pH yang lemah
lingkungan endosome, RNP melepaskan dari MP1, dan lipoprotein
menemukan percampuran dengan lipid-bilayer di vesicles, melepaskan
viral RNP ke dalam sel sitoplasma, dari mana itu diantarkan ke
nukleus. Viral baru protein akan di terjemahkan dari transkrip pesan
RNA (mRNA). Viral baru RNA encased di capsid protein, dan bersama
dengan matrix baru yang ditransport ke sisi di permukaan sel di mana
membungkus komponenhaemagglutinin dan neuramindase dimana tidak
bekerja sama kedalam membran sel. Progeny virions akan terbentuk dan
terlepas oleh budding. Sel tidak akan mati(setidaknya seterusnya).
Flu adalah beberapa dari virus langka yang memiliki segmen genome
yang terpisah (delapan). Ini meningkatkan potensi penggabungan
kembali untuk membentuk(oleh pergantian segmen gene bila kedua virus
berbeda menginfeksi sel sama), dan juga menyumbang penemuan terus
menerus dari keturunan virus flu baru di alam ini juga bisa
menduplikasi di laboratory(digunakan untuk membuat keturunan vaksin)
Keturunan avian dan manusia menggabungkan kembali di pigs di timur
jauh mungkin mengijinkan virulen keturunan manusia untuk tumbuh.
E.
Penyebaran dan Penularan
Virus ini tersebar di antara sesama manusia lewat butir-butir
percikan saat penderitanya batuk atau bersin. Di tempat orang
berkerumun atau tertutup oranglebih mudah ketularan. Masa inkubasi
dari penyakit ini sekitar satu hingga empat hari (rata-rata dua
hari). Pada orang dewasa, sudah mulai terinfeksi sejak satu hari
sebelum timbulnya gejala influenza hingga lima hari setelah mulainya
penyakit ini. Sedangkan anak-anak dapat menyebarkan virus ini sampai
lebih dari sepuluh hari.
F.
Pengobatan
Umumnya penyakit yang diakibatkan oleh virus bisa sembuh sendiri.
Yang perlu diperhatikan adalah infeksi bakteri/kuman lainnya yang
biasanya menyertai infeksi virus (komplikasi). Pengobatan influenza
adalah dengan membiarkan tubuh penderita membentuk antibodinya
sendiri. Pengobatan flu yang utama adalah istirahat dan berbaring di
tempat tidur, minum banyak cairan dan menghindari kelelahan. Tirah
baring sebaiknya dilakukan segera setelah gejala timbul sampai 24-48
setelah suhu tubuh kembali normal.
Obat flu biasanya terdiri dari komponen untuk menurunkan panas
(parasetamol, ibuprofen), mengurangi pilek atau hidung berair
(efedrin, pseudo-efedrin, atau fenilpropanolamin [maksimal 15
mg/tablet]), dan komponen obat batuk (dekstrometorfan atau noskapin).
Namun, bila gejalanya hanya demam saja, tidak perlu mengonsumsi semua
komponen.
Pemberian obat itu akan meredakan gejala sekaligus mengurangi
penderitaan pasien flu. Vitamin dan pengencer dahak tidak mutlak
diperlukan dan perlu dinilai secara individual. Untuk penyakit yang
berat tetapi tanpa komplikasi, bisa diberikan asetaminofen, aspirin,
ibuprofen atau naproksen. Kepada anak-anak tidak boleh diberikan
aspirin karena resiko terjadinya sindroma Reye. Obat lainnya yang
biasa diberikan adalah dekongestan hidung dan penghirupan uap.