Klasifikasi
(Keanekaragaman dan Perkembangan Klasifikasi) Klasifikasi tumbuhan
adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada
di bumi ini hingga dapat disusun takson- takson secara teratur
mengikuti suatu hierarki. Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam
mengadakan klasifikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan
klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian
itu.
Ada
tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan yaitu sistem
klasifikasi buatan, sistem klasifikasi alam, dan sistem klasifikasi
filogenetik.
Sistem klasifikasi alami : dipelopori oleh Theophrastus (370SM -
285SM), salah satu murid Aristoteles. Sistem ini didasarkan pada
bentuk yang dapat dilihat dengan mata biasa (morfologi).
Theophrastus menggolongkan tumbuhan menjadi 4 kelompok : pohon,
semak, perdu dan herba.
Sistem klasifikasi buatan : diciptakan oleh Carolus Linnaeus (1707-
1778), ilmuwan swedia yang dikenal sebagai Bapak Klasifikasi. Dasar
yang digunakan adalah alat reproduksi seksual, dasar lain yang
digunakan adalah morfologi. Sistem klasifikasi buatan ini merupakan
penggolongan mahluk hidup berdasarkan pengaruhnya terhadap manusia,
misalnya : beracun atau berguna, piaraan atau liar, gulma atau
sayuran.
Sistem klasifikasi filogenetik : diciptakan oleh Charles Darwin
1859, menerbitkan buku tentang teori evolusi. Ia menyatakan bahwa
persamaan struktur tubuh menunjukkan hubungan kekerabatan yang lebih
dekat. perkembangan Sistem mahluk ini hidup didasarkan (filogeni)
pada serta urutan mengetahui hubungan kekerabatan antara satu dengan
yang lainnya.
Berdasarkan
sejarah perkembangannya ketiga sistem klasifikasi tersebut dibagi
menjadi empat periode yaitu periode sistem habitus,
periode sistem numerik, periode sistem alam,
dan periode sistem filogenetik. Sistem klasifikasi yang
tinjauannya didasarkan modifikasi dari sistem yang telah ada dengan
penambahan data yang baru, disebut sistem kontemporer.
Pengelompokan
semua organisme hidup oleh Carl von Linne (Latin: Carolus Linnaeus),
seorang naturalis berkebangsaan Swedia dibuat tingkatan taksonomi
yang terdiri dari enam takson, yaitu :
Kingdom (kerajaan)
Filum (divisi)
Kelas (classis)
Ordo (Bangsa),
Familia (Suku),
Genus (Marga), dan
Spesies (Jenis)
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi akan berpengaruh pula terhadap
perkembangan ilmu taksonomi tumbuhan. Perubahan klasifikasi organisme
hidup yang semula dua dunia kemudian menjadi empat dunia, atau dari
empat dunia menjadi lima dunia, telah mengakibatkan sekelompok atau
sebagian kelompok organisme yang semula termasuk dalam dunia tumbuhan
dipindahkan ke dalam dunia (regnum) baru atau regnum yang lain.
Berikut
beberapa sistem klasifikasi (sistem Klasifikasi Lima Kingdom):
-
Sistem Dua Kingdom
Pada
awalnya para ahli taksonomi mengklasifikasikan mahkluk hidup menjadi
2 kerajaan (sistem dua kingdom) yaitu Tumbuhan (Kingdom Plantae) dan
Hewan (Kingdom Animalia), hal ini didasarkan pada :
Bahwa pada kenyataannya kelompok tumbuhan memiliki dinding sel yang
tersusun dari selulosa,
Tumbuhan memiliki klorofil yang berfungsi untuk membuat makanan
sendiri dengan melalui proses fotosintesis, dan tidak bisa bergerak
dan berpindah tempat ,
Hewan tidak memiliki dinding sel sehingga tidak bisa membuat
makanannya sendiri, dan bisa bergerak serta berpindah tempat.
- Sistem Tiga Kingdom
Sistem
klasifikasi terus berkembang dengan ditemukannya bahwa ada tumbuhan
yang tidak mempunyai klorofil sehingga tidak bisa membuat makanannya
sendiri yaitu jamur (fungi), sehingga oleh para ahli taksonomi
dikelompokkan tersendiri kedalam kingdom fungi. Pengelompokan mahkluk
hidup menjadi tiga kelompok yaitu Tumbuhan (Kingdom Plantae), Hewan
(Kingdom Animalia) dan Fungi (jamur).
-
Sistem Empat Kingdom
Dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan tentang struktur sel/susunan sel, maka
para ahli meneliti tentang ada tidaknya inti sel mahkluk hidup,
dimana sel yang memiliki membran inti disebut eukariotik dan sel yang
tidak mempunyai membran inti disebut prokariotik. Monera tergolong
mahkluk hidup yang prokariotik.
Pengelompokan
mahkluk hidup didasarkan pada ada tidaknya membran inti sel ini,
sehingga monera dikelompokkan kedalam kingdom tersendiri.
Pengelompokan mahkluk hidup menjadi empat kelompok yaitu Tumbuhan
(Kingdom Plantae), Hewan (Kingdom Animalia), Fungi (jamur), dan
Monera (bakteri).
-
Sistem Lima Kingdom
Robert
H. Wittaker pada tahun 1969 mengelompokkan mahkluk hidup menjadi lima
kingdom yaitu Tumbuhan (Kingdom Plantae), Hewan (Kingdom Animalia),
Fungi (jamur), Monera (bakteri) dan Protista. Pengelompokan ini
berdasarkan pada susunan sel, cara makhluk hidup memenuhi makanannya
dan tingkatan - tingkatan mahkluk hidup.
Tujuan
dan Manfaat Klasifikasi adalah sebagai Berikut:
Menyederhanakan obyek studi makhluk hidup yang sangat beranekaragam
sehingga mudah untuk dipelajari
Pengelompokan makhluk hidup untuk menghasilkan kelompok- kelompok
takson
Persamaan dan perbedaan ciri suatu makhluk hidup akan menentukan
jenjang takson dan juga kekerabatannya
Jenjang takson menunjukkan bahwa setiap kelompok kecil makhluk hidup
dengan kesamaan ciri tertentu membentuk kelompok makhluk hidup yang
lebih besar
Kelompok spesies membentuk genus, kelompok genus membentuk famili,
kemudian terus membentuk ordo, kelas dan devisio
Materi ini merupakan materi lanjutan dari postingan berikut:
Demikianlah materi tentang Taksonomi ini saya sampaikan, semoga bermanfaat ...