Penjelasan Tentang Sitokinin - Pada 1940, ahli botani Johannes van Overbeek melakukan penelitian yang
menyimpulkan bahwa embrio tanaman tumbuh lebih cepat jika ditambahkan air buah
kelapa. Air buah kelapa tersebut merupakan cairan endospermae buah kelapa yang
banyak mengandung asam nukleat. Kemudian pada 1950, Folke Skoog dan siswanya,
Carlos Miller mencampurkan DNA sperma ikan hering pada kultur jaringan tembakau.
Sel-sel kultur jaringan tersebut mulai membelah diri. Setelah sekian lama
melakukan percobaan, Skoog dan Miller berhasil mengisolasi zat yang menyebabkan
pembelahan sel. Zat ini dinamai kinetin. Adapun kelompok zat kinetin ini disebut
sitokinin karena zat tersebut merangsang pembelahan sel (sitokinesis).
|
Pengaruh sitokinin (kiri) terhadap tumbuhan |
Selain kinetin, ditemukan juga sitokinin lain, seperti zeatin (dari jagung),
zeatin ribosida, dan BAP (6-benzilaminopurin). Sitokinin diisolasi dari tumbuhan
angiospermae, gymnospermae, lumut, dan tumbuhan paku. Pada angiospermae,
sitokinin banyak terdapat pada biji, buah, dan daun muda. Sitokinin
ditransportasikan melalui xilem, floem, dan sel parenkim. Sitokinin memiliki
pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
- bersama auksin mengatur pembelahan sel, pembentukan sistem tajukdan sistem
akar;
- merangsang pembelahan sel dan pembesaran kotiledon;
- memengaruhi organogenesis (pembentukan organ);
- menghambat kerusakan klorofil pada daun gugur;
- merangsang pembentukan tunas batang.