Proses Evolusi - Dalam 3,5 milyar tahun sejak kehidupan muncul di bumi, evolusi telah
menghasilkan variasi makhluk hidup yang sangat beraneka ragam. Jutaan spesies
berevolusi, adapun yang lainnya tidak dapat bertahan hidup dan menjadi punah.
Dengan mempelajari catatan fosil, para ilmuwan mempelajari pola evolusi.
Menurut Darwin, variasi dalam populasi merupakan “bahan mentah”
terjadinya evolusi. Oleh karena mutasi dapat menghasilkan variasi, mutasi juga
dianggap sebagai ''bahan mentah'' evolusi. Melalui seleksi alam, variasi
tersebut terseleksi dan menyisakan organisme dengan sifat yang sesuai dengan
lingkungannya. Akan tetapi, bagaimanakah evolusi dapat menghasilkan spesies
baru, bahkan kingdom yang berbeda?
Sewaktu Darwin mengajukan teorinya, ia tidak mengenal adanya
gen, DNA, serta mekanisme mutasi yang dapat menyebabkan adanya variasi. Darwin
juga belum mengenal genetika dan biologi molekular.
Spesiasi
Spesiasi adalah proses terbentuknya spesies baru. Menurut
pengertiannya, spesies adalah populasi makhluk hidup yang mampu melakukan
reproduksi sesamanya dan menghasilkan keturunan yang fertil. Namun, tidak dapat
melakukan reproduksi dengan kelompok lainnya. Berdasarkan hal tersebut, terlihat
bahwa reproduksi antara satu spesies dengan spesies lain adalah hal yang tidak
mungkin, karena terjadi isolasi reproduksi antarspesies. Oleh karena itu, kunci
dari spesies adalah adanya isolasi reproduksi.
Isolasi
Reproduksi
Terdapat beberapa cara isolasi reproduksi yang dapat
terjadi, yaitu isolasi prazigotik dan isolasi postzigotik. Isolasi prazigotik
adalah isolasi yang terjadi sebelum terjadinya fertilisasi. Adapun isolasi
postzigotik terjadi setelah terjadi fertilisasi
1.) Isolasi Prazigotik
Isolasi prazigotik
mencegah terjadinya perkawinan individu. Isolasi ini dapat ditimbulkan sebagai
akibat isolasi ekologi, isolasi perilaku, isolasi mekanik, dan isolasi temporal
(musim).
a.) Isolasi ekologi
Isolasi ini mengakibatkan dua populasi yang terpisah oleh
habitat yang berbeda tidak dapat melakukan perkawinan pada daerah geografi yang
sama. Masing-masing mengembangkan perbedaan yang besar sehingga tidak dapat
dikawinkan lagi. Contohnya, katak pohon yang hidup di atas pohon dan kodok (
ufo) yang hidup di kolam atau air tanah. Jika dipertemukan, tidak akan terjadi
perkawinan akibat isolasi ekologi yang telah berlangsung lama.
b.) Isolasi perilaku
Isolasi perilaku terjadi jika dua
populasi yang berkerabat memiliki perbedaan kebiasaan dalam melakukan
perkawinan. Dengan adanya perilaku ini, reproduksi hanya dapat terjadi antara
populasi yang dapat mengerti perilaku tersebut. Perilaku ini dapat berupa suara,
tingkah laku, dan sekresi zat kimia. Isolasi perilaku umumnya terjadi pada
burung dan ikan.
|
Isolasi perilaku pada burung Priloris victoriae jantan |
|
Isolasi perilaku pada burung Frageta minor. |
c.) Isolasi mekanik
Isolasi mekanik adalah isolasi yang menyangkut struktur
tubuh dan perbedaan sel kelamin yang membuat tidak terjadinya reproduksi.
Contohnya, terjadi pada bintang laut, landak laut, dan hewan Echinodermata lain
yang melakukan fertilisasi eksternal. Hewan-hewann tersebut memiliki perbedaan
molekul yang dapat mengikat sel telur dan spermanya sehingga menghalangi
terjadinya fertilisasi silang antarspesies. Pada hewan yang melakukan
fertilisasi internal, perbedaan ukuran alat kelamin jantan dan betina
menghalangi terjadinya fertilisasi antarspesies. Pada tumbuhan, ukuran bunga dan
polinatornya merupakan contoh isolasi mekanik. Perhatikan Gambar berikut.
|
Ukuran bunga mempengaruhi jenis polinator |
d.) Isolasi temporal
Isolasi ini terjadi akibat perbedaan
waktu kematangan antara jantan dan betina. Hal ini menyebabkan fertilisasi tidak
akan terjadi. Contohnya, terjadi pada spesies Pinus radiata dan Pinus muricata.
Keduanya tidak akan pernah dapat melakukan fertilisasi silang karena kematangan
reproduksi Pinus radiata terjadi pada awal Februari dan Pinus unicata terjadi
pada akhir April.
2.) Isolasi Postzigot
Isolasi postzigotik
mencegah terjadinya perkembangan atau reproduksi individu (hibrid) yang telah
dihasilkan. Isolasi ini dapat terjadi melalui inviabilitas hibrid (kematian
hibrid), sterilitas hibrid, dan penurunan kualitas hibrid.
a.) Inviabilitas dan sterilitas hibrid
Ketika dua individu
dari spesies yang berbeda dapat melakukan perkawinan, individu hasil persilangan
(hibrid) dapat terbentuk. Namun, biasanya hibrid tersebut mati sebelum dapat
melakukan reproduksi (invibialitas hibrid) atau hibrid yang dihasilkan mandul
(sterilitas hibrid). Kedua kondisi ini berfungsi sebagai mekanisme isolasi
postzigotik, mencegah aliran gen antarspesies. Hibrid steril dapat dihasilkan
dari perkawinan antara kuda dan keledai, itik dan entok, serta banyak contoh
lainnya.
b.) Penurunan kualitas hibrid
Terkadang generasi pertama
dari perkawinan antarspesies dapat menghasilkan hibrid yang sehat dan fertil.
Namun, ketika sesama hibrid tersebut dikawinkan sesamanya atau dengan populasi
induknya, dihasilkan keturunan yang lemah atau steril. Contohnya, perkawinan
antarspesies kapas menghasilkan hibrid fertil. Akan tetapi, keturunan generasi
selanjutnya akan mati karena tumbuh menjadi tanaman yang lemah.
Mekanisme Spesiasi
Terdapat beberapa penjelasan yang menerangkan bagaimana
isolasi reproduksi yang telah dijelaskan sebelumnya dapat terjadi. Mekanisme
spesiasi ini menjelaskan beberapa kasus spesiasi yang dapat diamati di alam.
Terdapat tiga model mekanisme spesiasi, yakni allopatrik, simpatrik, dan
parapatrik. Materi Selengkapnya Tentang Mekanisme Spesiasi ...