1.
Ikatan Ion (Ikatan Elektrovalen)
Ikatan
ion yaitu ikatan yang terbentuk sebagai akibat adanya gaya tarik
menarik antara ion positif dan ion negatif. Ion positif terbentuk
karena unsur logam melepaskan elektronnya, sedangkan ion negatif
terbentuk karena unsur nonlogam menerima elektron. Ikatan ion terjadi
karena adanya serah
terima
elektron.
Atom-atom
membentuk ikatan ion karena masing-masing atom ingin mencapai
keseimbangan/kestabilan seperti struktur elektron gas mulia. Ikatan
ion terbentuk antara:
ion positif dengan ion negatif,
atom-atom berenergi potensial ionisasi kecil dengan atom-atom
berafinitas elektron besar (Atom-atom unsur golongan IA, IIA dengan
atom-atom unsur golongan VIA, VIIA),
atom-atom dengan keelektronegatifan kecil dengan atom-atom yang
mempunyai keelektronegatifan besar.
Sifat-sifat
senyawa ion sebagai berikut.
Dalam bentuk padatan tidak menghantar listrik karena
partikel-partikel ionnya terikat kuat pada kisi, sehingga tidak ada
elektron yang bebas bergerak.
Leburan dan larutannya menghantarkan listrik.
Umumnya berupa zat padat kristal yang permukaannya keras dan sukar
digores.
Titik leleh dan titik didihnya tinggi.
Larut dalam pelarut polar dan tidak larut dalam pelarut nonpolar.
2.
Ikatan Kovalen
Ikatan
kovalen adalah ikatan yang terjadi antara unsur nonlogam dengan unsur
nonlogam yang lain dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron.
Adakalanya dua atom dapat menggunakan lebih dari satu pasang
elektron. Apabila yang digunakan bersama dua pasang atau tiga pasang
maka akan terbentuk ikatan kovalen rangkap dua atau rangkap tiga.
Jumlah elektron valensi yang digunakan untuk berikatan tergantung
pada kebutuhan tiap atom untuk mencapai konfigurasi elektron seperti
gas mulia (kaidah duplet atau oktet).
Penggunaan
bersama pasangan elektron digambarkan oleh Lewis menggunakan titik
elektron. Rumus Lewis merupakan tanda atom yang di sekelilingnya
terdapat titik, silang atau bulatan kecil yang menggambarkan elektron
valensi atom yang bersangkutan.
Apabila
dua atom hidrogen membentuk ikatan maka masing-masing atom
menyumbangkan sebuah elektron dan membentuk sepasang elektron yang
digunakan bersama. Sepasang elektron bisa digantikan dengan sebuah
garis yang disebut tangan ikatan.
Jumlah
tangan dapat menggambarkan jumlah ikatan dalam suatu senyawa kovalen.
Pada molekul H2
di atas ikatannya disebut ikatan kovalen tunggal.
Molekul
O2 terjadi dari dua atom oksigen dengan ikatan kovalen
rangkap, sedangkan pada molekul N2 terdapat tiga ikatan
kovalen yang disebut ikatan kovalen rangkap tiga.
Atom
nitrogen memerlukan tiga elektron untuk mendapatkan susunan elektron
gas mulia, sedangkan setiap atom hidrogen memerlukan sebuah elektron
untuk mempunyai konfigurasi elektron seperti gas helium. Oleh karena
itu, setiap atom nitrogen memerlukan tiga atom hidrogen.
Sifat-sifat
senyawa kovalen sebagai berikut.
Pada suhu kamar umumnya berupa gas (misal H2 , O2
, N2 , Cl2 , CO2 ), cair (misalnya:
H2O dan HCl), ataupun berupa padatan.
Titik didih dan titik lelehnya rendah, karena gaya tarik-menarik
antarmolekulnya lemah meskipun ikatan antaratomnya kuat.
Larut dalam pelarut nonpolar dan beberapa di antaranya dapat
berinteraksi dengan pelarut polar.
Larutannya dalam air ada yang menghantar arus listrik (misal HCl)
tetapi sebagian besar tidak dapat menghantarkan arus listrik, baik
padatan, leburan, atau larutannya.
Anda
dapat memprediksi ikatan kimia apabila mengetahui konfigurasi
elektron dari atom unsur tersebut (elektron valensinya). Dari situ
akan diketahui jumlah kekurangan elektron masing-masing unsur untuk
mencapai kaidah oktet dan dupet (kestabilan struktur seperti struktur
elektron gas mulia).
Jarak
antara dua inti atom yang berikatan disebut panjang ikatan. Sedangkan
energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan disebut energi ikatan.
Pada pasangan unsur yang sama, ikatan tunggal merupakan ikatan yang
paling lemah dan paling panjang. Semakin banyak pasangan elektron
milik bersama, semakin kuat ikatan dan panjang ikatannya semakin
kecil/ pendek.
a.
Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan
kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang terjadi karena pasangan
elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang
berikatan.
Tanda
(→) menyatakan sumber
pasangan elektron yang dipakai bersama. Ikatan kovalen koordinat
dapat terjadi antara suatu atom yang mempunyai pasangan elektron
bebas dan sudah mencapai konfigurasi oktet dengan atom lain yang
membutuhkan dua elektron dan belum mencapai konfigurasi oktet.
Ketika
membuat rumus Lewis dari asam-asam oksi (misalnya asam sulfat/H2SO4
) lebih dahulu dituliskan bayangan strukturnya kemudian membuat rumus
Lewisnya yang dimulai dari atom hidrogen. Hal ini untuk mengetahui
jenis-jenis ikatan yang ada, antara ikatan kovalen atau ikatan
kovalen koordinat.
b. Polarisasi Ikatan Kovalen
Perbedaan keelektronegatifan dua atom menimbulkan kepolaran senyawa.
Adanya perbedaan ke-elektronegatifan tersebut menyebabkan pasangan
elektron ikatan lebih tertarik ke salah satu unsur sehingga membentuk
dipol. Adanya dipol inilah yang menyebabkan senyawa menjadi polar.
Pada senyawa HCl, pasangan elektron milik bersama akan lebih dekat
pada Cl karena daya tarik terhadap elektronnya lebih besar
dibandingkan H. Hal itu menyebabkan terjadinya polarisasi pada ikatan
H – Cl. Atom Cl lebih negatif daripada atom H, hal tersebut
menyebabkan terjadinya ikatan kovalen polar.
Pada ikatan kovalen yang terdiri lebih dari dua unsur, kepolaran
senyawanya ditentukan oleh hal-hal berikut :
1) Jumlah momen dipol, jika jumlah momen dipol = 0, senyawanya
bersifat nonpolar. Jika momen dipol tidak sama dengan 0 maka
senyawanya bersifat polar.
Besarnya momen dipol suatu senyawa dapat diketahui dengan:
μ = momen dipol dalam
satuan Debye (D)
d = muatan dalam satuan elektrostatis (ses)
l = jarak dalam satuan cm
2) Bentuk molekul, jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya
bersifat nonpolar, sedangkan jika bentuk molekulnya tidak simetris
maka senyawanya bersifat polar.