Jenis-jenis
organisme tanah
Ada
beberapa jenis organisme tanah, diantaranya adalah:
Pemecah bahan organik seperti slaters (spesies Isopoda), tungau
(mites), kumbang, dan collembola yang memecah-mecah bahan organic
yang besar menjadi bagian-bagian kecil.
Pembusuk bahan organik seperti jamur dan bakteri yang memecahkan
bahan-bahan cellular.
Organisme bersimbiosis hidup pada/di dalam akar tanaman dan membantu
tanaman untuk mendapatkan hara dari dalam tanah. Mycorrhiza
bersimbiosis dengan tanaman dan membantu tanaman untuk mendapatkan
hara posfor, sedangkan rhizobium membantu tanaman untuk mendapatkan
nitrogen.
Pengikat hara yang hidup bebas seperti alga dan azotobakter mengikat
hara di dalam tanah.
Pembangun struktur tanah seperti akar tanaman, cacing tanah,
ulat-ulat, dan jamur semuanya membantu mengikat partikel- partikel
tanah sehingga struktur tanah menjadi stabil dan tahan terhadap
erosi.
Patogen seperti jenis jamur tertentu, bakteri dan nematoda dapat
menyerang jaringan tanaman.
Predator atau pemangsa, termasuk protozoa, nematoda parasite dan
jenis jamur tertentu, semuanya memangsa organisme tanah yang lain
sebsagai sumber makanan mereka.
Occupant/penghuni adalah jenis organisme tanah yang menggunakan
tanah sebagai tempat tinggal sementara pada tahap siklus hidup
tertentu, seperti ulat (larvae) dan telur cacing.
Cara-cara
organisme tanah membantu para petani
1.
Mendaur ulang bahan organik
Organisme
tanah mendaur ulang (recycle) bahan organik dengan cara memakan bahan
tanaman dan hewan yang mati, kotoran hewan dan organisme tanah yang
lain. Mereka memecah bahan organik menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil sehingga dapat dibusukkan oleh jasad renik seperti jamur dan
bakteri. Ketika mereka memakan bahan organik, sisa makanan dan
kotoran mereka dapat membantu perbaikan struktur dan kesuburan tanah.
2.
Organisme tanah membantu meningkatkan ketersediaan hara bagi tanaman.
Ketika
organisme tanah memakan bahan organik atau makanan yang lain,
sebagian hara yang tersedia disimpan didalam tubuh mereka dan hara
yang tidak diperlukan, dikeluarkan didalam kotoran mereka (sebagai
contoh, phosphor dan nitrogen). Hara di dalam kotoran orgnisma tanah
ini dapat diserap oleh akar tanaman.
Sebagian
organisme tanah membina hubungan simbiosis dengan akar tanaman dan
dapat membantu akar tanaman menyerap lebih banyak unsur hara
dibandingkan kalau tidak ada kerjasama dengan organisme tanah.
Sebagai contoh adalah mycorrhiza, yang membantu tanaman untuk
menyerap lebih banyak posfor, sedangkan rhizobia membantu tanaman
untuk menyerap lebih banyak nitrogen.
3.
Mereka memperbaiki struktur tanah
Bahan
sekresi dari organisme tanah dapat mengikat partikel- partikel tanah
menjadi agregate yang lebih besar. Contohnya, bakteri mengeluarkan
kotoran yang berbentuk dan bersifat seperti perekat (organic gum).
Jamur-jamuran memproduksi bahan berupa benang-benang halus yang
disebut hifa. Zat perekat dari bakteri dan hifa jamur dapat mengikat
partikel-partikel tanah secara kuat sehingga agregate tanah yang
besar pun tidak mudah pecah walaupun basah. Agregate tanah yang besar
tersebut dapat menyimpan air tanah dalam pori-pori halus di antara
partikel- partikel tanah untuk digunakan oleh tanaman. Dalam keadaan
air berlebihan, air dapat dengan mudah mengalir keluar melalui pori-
pori besar diantara agregate–agregate tanah yang besar.
Organisme
tanah yang lebih besar dapat memperbaiki struktur tanah dengan cara
membuat saluran-saluran (lubang-lubang) di dalam tanah (contohnya
lubang cacing), dan membantu mengaduk-aduk dan mencampur baurkan
partikel-partikel tanah, sehingga aerasi (aliran udara) tanah menjadi
lebih baik. Pembuatan saluran-saluran dan lubang-lubang ini
memperbaiki infiltrasi dan pergerakan air didalam tanah, serta
drainase.
4.
Organisme tanah dapat membantu pengendalian serangan hama dan
penyakit
Organisme
tanah yang memakan organisme lain yang lebih kecil dapat menekan
serangan hama penyakit dengan cara mengontrol jenis dan jumlah
orgnisme di dalam tanah.
Pengelolaan
lahan pertanian yang dapat memperkaya organisme tanah
Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan para petani untuk meningkatkan
kegiatan organisme tanah di lahan mereka, diantaranya adalah:
1.
Menyediakan makanan.
Petani
dapat menyediakan bahan makanan untuk orgnisme tanah dengan cara
memelihara tanaman penutup tanah dan menambah bahan organik seperti
mulsa, kompos, merang, pupuk hijau, dan pupuk kandang ke dalam tanah
yang mereka kelola.
2.
Menyediakan cukup oksigen (aerasi tanah yang baik).
Seperti
mahluk hidup yang lain, organisme tanah membutuhkan cukup oksigen
untuk hidup. Petani dapat menjamin ketersediaan oksigen yang cukup
untuk organisme tanah dengan cara mencegah pemadatan tanah. Pemadatan
tanah dapat mengurangi pori-pori tanah sehingga ketersedian udara
menjadi lebih sedikit. Pemadatan tanah dapat terjadi apabila tanah
diinjak-injak oleh hewan dan manusia atau dilalui mesin-mesin berat
secara berlebihan (trampling), terutama pada saat tanah sedang basah.
3.
Menyediakan air.
Organisme
tanah juga membutuhkan air dalam jumlah tertentu. Tetapi kalau
terlalu banyak air (dalam tanah yang jenuh), mereka bisa mati karena
kekurangan oksigen. Petani dapat mengatur ketersediaan air didalam
tanah dengan cara memperbaiki struktur tanah. Aggergate tanah yang
lebih besar dapat menyimpan air di dalam pori-pori halus, dan dapat
mengeluarkan kelebihan air melalui pori-pori besar. Drainase yang
cukup di lahan yang banjir juga dapat memperbaiki kondisi tanah untuk
habitat organisme tanah.
4.
Melindungi habitat mereka.
Petani
dapat mendukung kehidupan organisme tanah dengan cara melindungi
habitat mereka. Pemeliharaan tanaman penutup tanah adalah cara yang
terbaik untuk melindungi habitat organisme tanah dari bahaya
kekeringan. Penggunaan mulsa juga dapat melindungi habitat mereka.
Penggunaan mulsa organik dapat juga berfungsi sebagai sumber makanan
bagi organisme tanah. Musa plastik dapat mengurangi resiko penyakit
dan hama tertentu karena mulsa tersebut cenderung meningkatkan suhu
permukaan tanah dan dapat menghambat pergerakan hama dari tanah ke
tanaman. Tetapi mulsa plastik tidak dapat meningkatkan bahan organik
tanah sehingga pendauran ulang unsur hara tidak terjadi. Cara yang
lain adalah dengan pengolahan tanah yang tepat guna. Pengolahan tanah
yang berlebihan dapat merusak pori-pori tanah dimana orgnisme tanah
hidup