Pengertian
Protein
Protein
merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien, tidak seperti bahan
makronutrien lainnya (karbohidrat, lemak), protein ini berperan lebih
penting dalam pembentukan biomolekul daripada sumber energy (penyusun
bentuk tubuh). Namun demikian apabila organisme sedang kekurangan
energi, maka protein ini dapat juga di pakai sebagai sumber energi.
Keistimewaan lain dari protein adalah strukturnya yang selain
mengandung N, C, H, O, kadang mengandung S, P, dan Fe.
Protein
adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu
hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino,
yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino yang
terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Ada
beberapa asam amino mengandung unsur- unsur fosfor, besi, iodium, dan
cobalt. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat di
dalam semua protein akan tetapi tidak terdapat di dalam karbohidrat
dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat protein. Molekul
protein lebih kompleks daripada karbohidrat dan lemak dalam hal berat
molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya.
Molekul protein mengandung pula posfor, belerang dan ada jenis
protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.
Struktur
Protein
Molekul
protein adalah rantai panjang yang tersusun oleh mata rantai asam-
asam amino. Dalam molekul protein, asam-asam amino saling
dirangkaikan melalui reaksi gugusan karboksil asam amino yang satu
dengan gugusan amino dari asam amino yang lain, sehingga terjadi
ikatan yang disebut ikatan peptida. Ikatan pepetida ini merupakan
ikatan tingkat primer. Dua molekul asam amino yang saling diikatkan
dengan cara demikian disebut ikatan dipeptida. Bila tiga molekul asam
amino, disebut tripeptida dan bila lebih banyak lagi disebut
polypeptida. Polypeptida yang hanya terdiri dari sejumlah beberapa
molekul asam amino disebut oligopeptida. Molekul protein adalah suatu
polypeptida, dimana sejumlah besar asam-asam aminonya saling bertemu
dengan ikatan peptida tersebut (Gaman, P.M, 1992).
Sifat
Protein
Protein
merupakan molekul yang sangat besar, sehingga mudah sekali mengalami
perubahan bentuk fisik maupun aktivitas biologis. Banyak faktor yang
menyebabkan perubahan sifat alamiah protein misalnya: panas, asam,
basa, pelarut organik, pH, garam, logam berat, maupun sinar radiasi
radioaktif. Perubahan sifat fisik yang mudah diamati adalah
terjadinya penjendalan (menjadi tidak larut) atau pemadatan, Ada
protein yang larut dalam air, ada pula yang tidak larut dalam air,
tetapi semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti misalnya
etil eter.
Daya
larut protein akan berkurang jika ditambahkan garam, akibatnya
protein akan terpisah sebagai endapan. Apabila protein dipanaskan
atau ditambahkan alkohol, maka protein akan menggumpal. Hal ini
disebabkan alkohol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul
protein. Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung
rantai molekul protein, menyebabkan protein mempunyai banyak muatan
dan bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun basa). Dalam
larutan asam (pH rendah), gugus amino bereaksi dengan H+,
sehingga protein bermuatan positif. Bila pada kondisi ini dilakukan
elektrolisis, molekul protein akan bergerak kearah katoda. Dan
sebaliknya, dalam larutan basa (pH tinggi) molekul protein akan
bereaksi sebagai asam atau bermuatan negatif, sehingga molekul
protein akan bergerak menuju anoda (Winarno. F.G, 1992).
Jenis
– jenis Protein
Berdasarkan
bentuknya protein dapat dibedakan menjadi:
a.
Protein fibriler (skleroprotein)
Merupakan
protein yang bentuknya serabut. Protein ini tidak bisa larut dalam
pelarut-pelarut encer, baik larutan garam, asam basa ataupun alkohol.
Contohnya kolagen yang terdapat pada tulang rawan, keratin pada
rambut, miosin pada otot, dan fibrin pada gumpalan darah.
b.
Protein globuler (steroprotein)
Merupakan
protein yang berbentuk mirip dengan bola. Protein ini larut dalam
larutan garam dan asam encer, untuk protein jenis ini lebih mudah
berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam, pelarut asam dan
basa dibandingkan protein fibriler. Protein ini sangat mudah
terdenaturasi, yaitu susunan molekul dapat berubah diikuti dengan
perubahan sifat fisik dan fisiologik seperti yang dialami oleh enzim
dan hormon.
Protein
dari sudut fungsi fisiologik yaitu berhubungan dengan daya dukung
untuk pertumbuhan badan dan pemeliharaan jaringan tubuh, protein ini
dapat dibedakan menjadi:
Protein sempurna, apabila protein bisa mendukung
pertumbuhan badan dan pemeliharaan jaringan. Protein sempurna sangat
diperlukan untuk anak-anak karena mempengaruhi masa pertumbuhan dan
perkembangan.
Protein setengah sempurna, apabila protein sanggup
mendukung pemeliharaan jaringan, tetapi tidak dapat mendukung
pertumbuhan badan. Protein yang memelihara jaringan yang rusak.
Protein tidak sempurna, apabila sama sekali tidak
sanggup membantu pertumbuhan badan dan pemeliharaan jaringan.
Fungsi
dan Peranan Protein
Protein
memegang peranan penting dalam berbagai proses biologi. Peran-peran
tersebut antara lain:
1.
Transportasi dan penyimpanan
Molekul
kecil dan ion-ion ditansport oleh protein spesifik. Contohnya
transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin dan
transportasi oksigen di dalam otot oleh mioglobin.
2.
Proteksi imun
Antibodi
merupakan protein yang sangat spesifik dan sensitif dapat mengenal
kemudian bergabung dengan benda asing seperti: virus, bakteri, dan
sel dari organisma lain.
3.
Koordinasi gerak
Kontraksi
otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein. Misalnya
pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan sperma oleh
flagela.
4.
Penunjang mekanis
Ketegangan
dan kekerasan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang merupakan
protein fibrosa.
5.
Katalisis enzimatik
Sebagaian
besar reaksi kimia dalam sistem biologi, dikatalisis oleh enzim dan
hampir semua enzim yang berperan adalah protein.
6.
Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf
Rangsang
spesifik direspon oleh selespon sel saraf diperantarai oleh protein
reseptor. Contohnya rodopsin adalah protein yang sensitive terhadap
cahaya ditemukan pada sel batang retina. Contoh lainnya adalah
protein reseptor pada sinapsis.
7.
Pengendali pertumbuhan dan diferensiasi
Protein
mengatur pertumbuhan dan diferensiasi organism tingkat tinggi.
Misalnya faktor pertumbuhan saraf mengendalikan pertumbuhan jaringan
saraf. Selain itu, banyak hormon merupakan protein (Santoso, H.
2008).
Ciri-ciri
Protein
Protein
diperkenalkan sebagai molekul makro pemberi keterangan, karena urutan
asam amino dari protein tertentu mencerminkan keterangan genetik yang
terkandung dalam urutan basa dari bagian yang bersangkutan dalam DNA
yang mengarahkan biosintesis protein. Ciri-ciri protein adalah
sebagai berikut:
1.
Susunan kimia yang khas
Setiap
protein individual merupakan senyawa murni
2.
Bobot molekular yang khas
Semua
molekul dalam suatu contoh tertentu dari protein murni mempunyai
bobot molekular yang sama. Karena molekulnya yang besar maka protein
mudah sekali mengalami perubahan fisik ataupun aktivitas biologisnya.
3.
Urutan asam amino yang khas
Urutan
asam amino dari protein tertentu adalah terinci secara genetik. Akan
tetapi,masih ada perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam amino
dari protein tertentu (Page, D.S. 1997).
Sumber
Protein
Kualifikasi
protein berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi protein hewani
dan protein nabati. Sumber protein hewani dapat berbentuk daging dan
alat-alat dalam seperti hati, pankreas, ginjal, paru, jantung ,
jerohan. Yang terakhir ini terdiri atas babat dan iso (usus halus dan
usus besar). Susu dan telur termasuk pula sumber protein hewani yang
berkualitas tinggi. Ikan, kerang-kerangan dan jenis udang merupakan
kelompok sumber protein yang baik, karena mengandung sedikit lemak,
tetapi ada yang alergi terhadap beberapa jenis sumber protein hasil
laut ini.
Jenis
kelompok sumber protein hewani ini mengandung sedikit lemak, sehingga
baik bagi komponen susunan hidangan rendah lemak. Namun
kerang-kerangan mengandung banyak kolesterol, sehingga tidak baik
untuk dipergunakan dalam diet rendah kolesterol. Ayam dan jenis
burung lain serta telurnya, juga merupakan sumber protein hewani yang
berkualitas baik. Harus diperhatikan bahwa telur bagian merahnya
mengandung banyak kolesterol, sehingga sebaiknya ditinggalkan pada
diet rendah kolesterol (Sediaoetama. A.D, 1985).
Sumber
protein nabati meliputi kacang- kacangan dan biji-bijian seperti
kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, kacang koro, kelapa dan
lain-lain. Asam amino yang terkandung dalam protein ini tidak
selengkap pada protein hewani, namun penambahan bahan lain yaitu
dengan mencampurkan dua atau lebih sumber protein yang berbeda jenis
asam amino pembatasnya akan saling melengkapi kandungan proteinnya.
Bila dua jenis protein yang memiliki jenis asam amino esensial
pembatas yang berbeda dikonsumsi bersama-sama, maka kekurangan asam
amino dari satu protein dapat ditutupi oleh asam amino sejenis yang
berlebihan pada protein lain. Dua protein tersebut saling mendukung
sehingga mutu gizi dari campuran menjadi lebih tinggi daripada salah
satu protein itu. Contohnya yaitu dengan mencampurkan dua jenis bahan
makanan antara campuran tepung gandum dengan kacang-kacangan, dimana
tepung gandum kekurangan asam amino lisin, tetapi asam amino
belerangnya berlebihan, sebaliknya kacang-kacangan kekurangan asam
amino belerang dan kelebihan asam amino lisin. Pencampuran 1:1 antara
tepung gandum dan kacang-kacangan akan membentuk bahan makanan
campuran yang telah meningkatkan mutu protein nabati. Karena itu susu
dengan sereal, nasi dengan tahu, kacang-kacangan dengan roti, bubur
kacang hijau dengan ketan hitam merupakan kombinasi menu yang dapat
meningkatkan mutu protein dan sangat baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak.