1.
Aliran Energi dalam Ekosistem
Makanan
merupakan kebutuhan pokok untuk proses kehidupan semua organisme,
baik produsen, konsumen, ataupun pengurai. Tumbuhan berfotosintesis
menghasilkan makanan berupa zat gula yang dapat disimpan oleh
tumbuhan dan dapat dimakan oleh konsumen. Konsumen pemakan tumbuhan
dimakan oleh konsumen lainnya sehingga terjadi proses memakan dan
dimakan. Energi matahari diserap tumbuhan (produsen) yang kemudian
dimakan oleh herbivora (konsumen I). Herbivora yang memiliki energi
ini dimakan oleh karnivora (konsumen II), dan karnivora dimakan oleh
karnivora lainnya (konsumen III).
Oleh
karena itu, secara bertahap, energi berpindah dari suatu organisme ke
organisme lainnya atau dari produsen ke konsumen I, II, III atau
sampai ke konsumen puncak sehingga terbentuklah aliran energi dalam
ekosistem. Peristiwa memakan dan dimakan pada satu urutan di dalam
ekosistem itu disebut rantai makanan.
Aliran
energi pada tumbuhan dan hewan.
2.
Rantai Makanan dan Jaring-jaring Makanan
Rantai
makanan merupakan peristiwa memakan dan dimakan pada satu urutan,
seperti jagung dimakan tikus, tikus dimakan ular, ular dimakan elang,
elang dimakan harimau, dan harimau mati diuraikan pengurai.
Pada
rantai makanan di darat, jagung berperan sebagai produsen, tikus
sebagai herbivora atau konsumen pertama, ular sebagai karnivora atau
konsumen kedua, elang sebagai konsumen ketiga, dan harimau sebagai
konsumen keempat. Apabila ular punah populasi tikus meningkat. Karena
populasi tikus meningkat maka populasi jagung akan menurun, dan
populasi elang berkurang atau punah karena tidak ada makanan.
Jaring-jaring
makanan.
Dari
peristiwa rantai makanan itu, suatu organisme memperoleh makanan
hanya dari satu organisme, padahal sesungguhnya dapat diperoleh dari
beberapa organisme. Contohnya, tumbuhan yang dimakan oleh belalang
tidak hanya satu jenis. Mungkin saja belalang memakan daun padi, daun
pisang, atau tumbuhan lainnya. Katak tidak hanya memakan belalang,
mungkin saja dapat memakan bintik nyamuk, atau serangga lainnya. Ular
tidak hanya memakan katak, tetapi juga memakan tikus, ikan, atau
hewan lainnya. Elang tidak hanya memakan ular, mungkin memakan ayam
dan burung kecil lainnya. Di sini peristiwa makan dan dimakan itu
tidak satu urutan, tetapi beberapa urutan, karena yang dimakannya
tidak hanya satu. Karena yang dimakannya lebih dari satu maka rantai
makanan pun lebih dari satu dan saling berhubungan sehingga membentuk
jaring-jaring makanan. Jaring-jaring makanan adalah
gabungan dari beberapa rantai makanan yang saling berhubungan dalam
satu ekosistem.
3.
Piramida Makanan
Dalam
setiap ekosistem terjadi hubungan saling ketergantungan
antarpopulasi, bahkan antara biotik dan abiotik. Hubungan saling
ketergantungan dalam proses makan dan dimakan pada rantai makanan dan
jaring-jaring makanan di dalam kehidupan disebut jaring-jaring
kehidupan.
Di
dalam jaring-jaring kehidupan, energi yang berasal dari makanan
digunakan untuk bergerak, mengatur suhu tubuh, pertumbuhan,
perkembangan, dan berbagai kegiatan hidup lainnya. Sehingga energi
yang pindah dari suatu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya akan
berkurang.
Besarnya
energi yang diperoleh dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup
lainnya hanya sekitar 10 % dari yang dimakannya. Contohnya, apabila
produsen memiliki energi 1.000 kalori, maka tiap konsumen akan
memperoleh energi:
Konsumen I= 1.000 kalori x 10 % = 100 kalori
Konsumen II = 100 kalori x 10 % = 10 kalori
Konsumen III = 10 kalori x 10 % = 1 kalori
Konsumen IV = 1 kalori x 10 % = 0,1 kalori
Agar
rantai makanan dan jaring-jaring makanan di dalam jaring- jaring
kehidupan dapat terus berlanjut, maka produsen harus lebih banyak
dari pada konsumen I, konsumen I harus lebih banyak dari konsumen II,
konsumen II harus lebih banyak dari konsumen III, dan konsumen III
harus lebih banyak dari konsumen IV. Keadaan perbandingan jumlah
produsen dengan konsumen dapat digambarkan dengan piramida makanan di
samping.