Brucella abortus masuk dalam genus Brucella. Brucella adalah parasit obligat pada hewan dan manusia. Ciri khas bakteri ini adalah bakteri ini terletak intraseluler. Brucella Abortus khususnya menginfeksi sapi. Brucella abortus merupakan bakteri gram negatif yang sering hidup di daerah peternakan. Brucella abortus memiliki ciri-ciri: Berbentuk batang, bersifat gram negatif, tidak berspora, aerobik, dan tidak bergerak. Ukuran 0,5-2 mikrometer.
Brucella Abortus
1.
Klasifikasi
Kingdom :
Bacteria
Filum :
Proteobacteria
Class :
Alphaproteobacteria
Ordo :
Rhizobiales
Famili :
Brucellaceae
Genus :
Brucella
spesies :
Brucella Abortus
2.
Morfologi dan identifikasi
Bentuk
pada biakan muda berkisar dari kokus sampai batang dengan panjang 1,2
μm. Yang terbanyak adalah bentuk kokobasil pendek. Bakteri ini
merupakan gram negatif tertapi sering berwarna tidak teratur,
bersifat aerob, tidak bergerak, dan tidak membentuk spora.
Brucella
teradaptasi pada kehidupan intraseluler, dan kebutuhan nutrisinya
kompleks. Beberapa strain dapat ditanam pada perbenihan yang terdiri
atas asam amino, vitamin, garam, dan glukosa. Brucella menggunakan
karbohidrat tetapi tidak menghasilkan asam atau gas dalam jumlah yang
cukup untuk klasifikasi. Katalase dan oksidase di hasilkan oleh empat
spesies yang menginfeksi manusia . brucella secara moderat bersifat
peka terhadap panas dan keasaman . dalam susu, bakterri ini dimatikan
dengan pasteurisasi.
3.
Penyakit yang dapat ditimbulkan oleh Brucella Abortus.
a.
BRUCELLOSIS (Penyakit Keluron Menular)
Brucellosis
adalah penyakit keluron menular pada hewan yang disebakan oleh
bakteri Brucella abortus yang menyerang sapi,domba, kambing , babi,
dan hewan /ternak lainnya.Brucellosis bersifat zoonosa artinya
penyakit tersebut menular dari hewan ke manusia.
b.
Patogenesis
Permulaan
infeksi brucellosis terjadi pada kelenjar limfe supramamaria. Pada
uterus, lesi pertama terlihat pada jaringan ikat antara kelenjar
uterus mengarah terjadinya endometritis ulseratif, kotiledon kemudian
terinfeksi disertai terbentuknya eksudat pada lapisan allantokhorion.
Brucella banyak terdapat pada vili khorion, karena terjadi
penghancuran jaringan, seluruh vili akan rusak menyebabkan kematian
fetus dan abortus. Jadi kematian fetus adalah gangguan fungsi
plasenta disamping adanya endotoksin. Fetus biasanya tetap tinggal di
uterus selama 24-72 jam setelah kematian. Selaput fetus menderita
oedematous dengan lesi dan nekrosa
4.
Sumber penularan Brucellosis
a.
Hewan/Ternak penderita Brucellosis
b.
Bahan makanan asal hewan dan bahan asal hewan yang mengandung bakteri
brucellosis
5.
Cara penularan Brucellosis
Penularan
kepada manusia :
Melalui
saluran pencernaan, misalnya minum air susu yang tidak dimasak yang
berasal dari ternak penderita Brucellosis. Susu segar di Indonesia
berasal dari ternak sapi perah. Oleh karena itu ternak sapi perah
menjadi obyek utama kegiatan pemberantasan Brucellosis.
Melalui
selaput lendir atau kulit yang luka, misalnya kontak langsung dengan
dengan janin atau plasenta (ari-ari/bali). Dari sapi penderita
Brucellosis.
Penularan
diantara hewan/ternak
Melalui
saluran kelamin dari perkawinan alam atau kawin buatan.
Penularan
mekanism melalui serangga
Melalui
kandang dan alat yang tercemar kuman BrucellaSp.
Tanda-tanda
Bruscellosis Pada Sapi
Janin
yang mati akibat penyakit Brucella Abortus.
Demam
dan keguguran (keluron). Keguguran biasanya terjadi pada kebuntingan
berumur 5~8 bulan.
Keguguran
dapat terjadi satu, dua atau tiga kali kemudian memberikan kelahiran
normal (kemajiran yang bersifat sementara)
Kemajiran
yang menetap (permanen)
Dari
Vagina keluar carian (kokotor) yang bersifat infeksius karena
mengandng bakteri brucella.
Kadang-kadang
tidak keguguran tetapi mengalami:
Retensio
plasenta (plasenta tidak keluar dalam 12 jam setelah beranak)
Mastitis
(radang ambing)
Hygroma
(kengkak air) pada lutut
Produksi
susu menurun
Pada
ternak jantan terjadi peradangan pada buah zakar (orchitis) dan anak
buah zakar (epididimitis)
Tindakan
pencegahan dan pemberantasan brucellosis.
Pada
manusia:
Susu
atau bahan makanan dimasak sebelum dikonsumsi
Dihindari
kontak langsung dengan janin atau plasenta yang mengandung kuman
Petugas
harus menggunakan sarung tangan (plastic glofis) pada saat palpasi
rektal (kokodok)
Pada
hewan/ternak
Sesuai
dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 828/Kpts/OT.210/10/98
tentang Pediman Pemberantasan Penyakit Hewan Keluron Menular
(Brucellosis) pada ternak, metode pemberantasan dilaksanakan dengan
cara test dan slaughter.
Pengujian
Brucellosis secara teratur pertahun melalui pemeriksaan susu (Milk
Ring Test) dan darah (Rose bengl test Complement Fixation Test)
terhadap seluruh populasi sapi perah, umur 1 tahun ke atas
Pengawasan
lalu lintas ternak. Ternak yan gmasuk ke dalam wilayah Jawa Barat
harus dilengkapi dengan Surat Keterangan Negatif Brucellosis yang
berlaku selama satu tahun
Penanganan
ternak pada kasus Brucellosis
Ternak
penderita Brucellosis ditempatkan terpisah (diisolasi) dari ternak
sehat. Untuk pencegahan penularan pada ternak sehat maka ternak
penderita Brucellosis harus secepatnya disembelih bersyarat (1x24
jam):
Seluruh
organ perut, kelenjar getah bening, ambing dan tulang harus
dimusnakan.
Daging
dilayuan sekurang-kurangnya 24 jam dari waktu pemotongan.