Bioteknologi Konvensional - Seperti yang telah Anda ketahui bahwa pada bioteknologi konvensional ini tidak
ada rekayasa terhadap sifat alami gen biologi yang digunakan. Bioteknologi
konvensional ini disebut juga bioteknologi tradisional karena perkembangan
bioteknologi ini telah ada sejak ribuan tahun silam. Pada masa itu, manusia
belum menyadari bahwa proses yang mereka lakukan merupakan proses bioteknologi.
Bioteknologi konvensional yang dilakukan manusia saat itu umumnya menggunakan
proses sederhana dan telah dilakukan secara turun temurun.
Perkembangan bioteknologi konvensional tidak hanya terjadi pada
teknologi pengolahan pangan, seperti pembuatan minuman beralkohol (bir, anggur)
dan makanan (roti, keju). Akan tetapi, berkembang hingga pada aspek kesehatan,
pemuliaan tanaman, dan peternakan. Berikut ini beberapa pemanfaatan bioteknologi
konvensional dalam beberapa bidang kehidupan.
Pengolahan Bahan Pangan
Mikroorganisme merupakan kelompok makhluk hidup mikroskopis
yang dapat dijumpai hampir di semua tempat dan biasanya berasal dari kelompok
bakteri atau jamur. Makhluk hidup sederhana ini memiliki daerah penyebaran yang
sangat luas. Salah satu kemampuan mikroorganisme tersebut adalah dapat
menghasilkan enzim yang disekresikan keluar tubuhnya. Enzim tersebut secara
alami berfungsi untuk menguraikan substrat atau bahan makanan di sekelilingnya
menjadi makanan baginya. Proses ini dikenal dengan fermentasi.
Fermentasi banyak manfaatnya bagi manusia. Proses ini dapat
mengubah berbagai bahan mentah menjadi bahan yang berguna bagi manusia. Sejak
lama, manusia menggunakan ragi atau khamir (Saccharomyces cereviceae) dalam
pembuatan minuman beralkohol dan sebagai pengembang roti. Pada kondisi anaerob
ragi memfermentasikan gula menjadi alkohol dan CO2. Selain ragi,
banyak agen biologi lain berperan dalam pengolahan bahan pangan.
Pertanian
Budidaya pertanian dan peternakan
juga tidak lepas dari pengaruh bioteknologi konvensional. Sejak dahulu, manusia
terus berupaya untuk mendapatkan berbagai tanaman bibit unggul di bidang
pertanian. Bibit unggul tersebut diharapkan mempunyai sifat tahan hama dan dapat
meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil panen. Oleh karena itu, manusia
mulai melakukan berbagai penyilangan varietas tanaman pertanian.
Berbagai cara dilakukan manusia mulai dari penyilangan yang
menghasilkan varietas baru, perbanyakan vegetatif, hingga radiasi untuk
mendapatkan sifat baru yang dapat dikembangkan. Teknologi pemupukan juga
mengalami perubahan. Pemupukan alami dan buatan dari bahan sintesis telah
dikembangkan untuk meningkatkan produksi pertanian.
Perbanyakan vegetatif yang dikembangkan untuk meningkatkan
produksi pertanian, antara lain setek, cangkok, dan kultur jaringan. Berbeda
dengan setek dan cangkok yang dilakukan di lingkungan terbuka, kultur jaringan
dilakukan di laboratorium. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman
dengan cara mengisolasi dan menumbuhkan bagian tanaman atau jaringan tersebut
dalam medium buatan secara aseptik, Seperti yang terlihat pada gambar berikut.
|
Teknik kultur jaringan |
Peternakan
Penerapan bioteknologi
konvensional juga terjadi pada peningkatan produksi di bidang peternakan. Sejak
dahulu, manusia telah berusaha mengawinkan hewan-hewan ternak untuk memperoleh
bibit unggul. Para peternak menyadari pentingnya bibit unggul untuk meningkatkan
produksi daging, telur, dan susu yang berkualitas.
1.) Inseminasi Buatan
Salah satu teknik yang dikembangkan
adalah inseminasi buatan. Inseminasi buatan adalah suatu cara untuk memasukkan
mani (sperma atau semen) dari ternak jantan ke alat kelamin ternak betina.
Sebelumnya, semen yang didapat dari ternak jantan dicairkan dan diproses
terlebih dahulu. Untuk memasukkan semen ke dalam alat kelamin ternak betina
menggunakan metode dan alat khusus yang disebut insemination gun.
Tujuan dilakukannya inseminasi buatan adalah untuk meningkatkan
angka kelahiran ternak yang umumnya bergantung musim kawin. Dengan demikian,
jarak kelahiran ternak dapat diatur. Selain itu, dengan adanya inseminasi buatan
dapat memperbaiki kualitas ternak, mengoptimalkan penggunaan bibit unggul, dan
mencegah penularan atau penyebaran penyakit ternak.
2.) Fertilisasi In vitro
Kebutuhan manusia akan produk
ternak semakin meningkat. Contohnya, kebutuhan masyarakat terhadap daging dan
susu sapi. Hal tersebut ditandai oleh pemerintah yang masih mengimpor daging dan
susu sapi.
Teknik perbanyakan ternak yang unggul mulai dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain dengan teknik inseminasi buatan,
perbanyakan ternak unggul dapat dilakukan dengan fertilisasi in vitro.
|
Proses fertilisasi in vitro pada sapi |
Pada fertilisasi in vitro, embrio dapat dihasilkan di luar
uterus induk betina. Sifat dan jumlah embrio dapat diatur. Setelah embrio
terbentuk, kemudian embrio tersebut ditanam (diimplantasikan) dalam uterus milik
betina dari spesies yang sama untuk membantu mempercepat peningkatan populasi
ternak yang unggul. Embrio sebelum diimplantasikan dapat disimpan dalam jangka
waktu tertentu pada nitrogen cair bersuhu –196°C.
Pengobatan dan Kesehatan
Pada bidang
pengobatan dan kesehatan, bioteknologi konvensional telah menghasilkan berbagai
macam obat, di antaranya adalah antibiotik dan vaksin. Antibiotik adalah senyawa
yang dihasilkan oleh mikro organisme seperti jamur atau bakteri yang dapat
menghambat pertumbuhan hingga mematikan mikroorganisme lainnya.
Antibiotik pertama yang ditemukan berasal dari jamur
Penicillium notatum yang biasa tumbuh pada kulit jeruk yang membusuk. Antibiotik
yang dihasilkan Penicillium ini disebut penisilin. Sekresi jamur Pencillium yang
mematikan pertumbuhan bakteri ini ditemukan secara tidak sengaja oleh Ale ander
Flemming pada 1928.
|
(a) Alexander Flemming dan(b) pengaruh antibiotik
terhadap pertumbuhan bakteri
serta (c) obat antibiotik. |
Vaksin adalah senyawa atau zat dari kuman yang dilemahkan atau dimatikan
racunnya sehingga dapat memicu kekebalan tubuh. Pengaruh vaksin mirip dengan
infeksi potogen ketika menyerang tubuh, yakni terjadi respons kekebalan tubuh.
Akibatnya, kekebalan tubuh untuk patogen tersebut menjadi aktif. Namun, vaksin
tidak membahayakan tubuh karena sudah lemah dan tidak mengandung unsur patogen.
Hasilnya, jika kuman yang sama menyerang tubuh, sistem kekebalan tubuh lebih
cepat bereaksi dan lebih ampuh. Vaksin kali pertama digunakan oleh Edward enner
untuk mengobati penyakit cacar air. Pemberian vaksin ini disebut juga vaksinasi.
Melalui vaksinasi, manusia akan dapat kebal terhadap infeksi penyakit polio,
difteri, tetanus, rabies, dan banyak penyakit lain tanpa harus terinfeksi
sebelumnya oleh penyakit tersebut.
Lingkungan
Maraknya kasus pencemaran
lingkungan dan menurunnya kesehatan masyarakat sekarang ini, umumnya terjadi
karena limbah dan sampah yang dihasilkan dari kegiatan industri dan kegiatan
rumah tangga. Agar kegiatan industri tetap berlangsung dan pencemaran dapat
dikurangi, diperlukan teknologi yang dapat mengolah limbah hasil industri
tersebut. Teknologi pengolahan limbah merupakan kunci dalam memelihara kesehatan
lingkungan.
Berbagai teknik pengolahan limbah telah dicoba dan
dikembangkan. Teknik pengolahan limbah, dalam hal ini limbah cair dibagi menjadi
tiga metode pengolahan, yaitu:
-
pengolahan secara fisika;
-
pengolahan secara kimia;
-
pengolahan secara biologi.
Pangolahan air limbah dengan metode Biologi lebih efektif
dibandingkan dengan metode lainnya. Proses pengolahan limbah dengan metode
Biologi adalah metode yang memanfaatkan jasad hidup. Jasad hidup tersebut
berfungsi sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung dalam air
limbah dan menjadikannya sebagai tempat berkembang biak. Salah satu proses
pengolahan air limbah yang menggunakan jasad hidup (mikroorganisme) adalah
pengolahan dengan cara lumpur aktif.
Pengolahan dengan cara ini dapat digunakan untuk mengolah air
limbah dari industri pangan, pulp, kertas, tekstil, bahan kimia dan obat-obatan.
Akan tetapi, proses ini menimbulkan masalah baru, yakni terjadi kelebihan
endapan lumpur dari pertumbuhan mikroorganisme. Sekarang, hal itu dapat diatasi
dengan teknologi ozon pada pengolahan air limbah dengan cara metode lumpur aktif
tersebut, perhatikan gambar berikut ini.
|
Proses pengolahan limbah dengan metode lumpur aktif. |
Pada proses Gambar di atas, mikroba tumbuh dalam lumpur dan
akan terjadi proses degradasi. Proses ini berlangsung dalam reaktor dengan
pencampuran sempurna dilengkapi dengan daur lumpur dan cairannya. Sporotrichium
sp. dapat menurunkan karakteristik limbah cair pulp, antara lain meliputi
parameter BOD dan warna. Media terbaik bagi jamur Sporotrichium sp. agar dapat
bekerja efektif dalam menurunkan mendegradasi karakteristik limbah cair industri
pulp adalah dengan pengenceran sampai 75% dan penambahan glukosa 75%.
Pengolahan limbah dapat juga dilakukan dengan proses
bioremoval. Proses bioremoval adalah suatu proses pengolahan limbah yang
melibatkan mikroorganisme dalam mengatasi permasalahan ion logam berat.
Bioremoval didefinisikan sebagai terakumulasinya dan terkonsentrasinya polutan
dari suatu cairan oleh material biologi. Selanjutnya, material ini dapat dibuang
dan ramah terhadap lingkungan. Berikut ini mikroorganisme yang berperan dalam
bioremoval dan logam yang diolahnya.
Tumpukan minyak bumi di laut sekarang ini dapat diatasi dengan
memanfaatkan mikroorganisme. Tumpukan minyak tersebut dapat diuraikan oleh
bakteri Pseudomonas. Bakteri ini dapat menguraikan ikatan hidrokarbon yang
membentuk minyak bumi. Gen yang mampu menguraikan minyak bumi terletak pada
plasmid bakteri tersebut.
Bahan Bakar Alternatif
Teknologi biogas
muncul karena didorong oleh naiknya harga minyak dunia. Biogas memberikan solusi
terhadap masalah penyediaan energi dengan murah dan tidak mencemari lingkungan.
Biogas kali pertama dikembangkan pada 1970 di Denmark. Saat itu, Denmark telah
membangun 55 pengolahan biogas. China dan India mulai mengembangkan pengolahan
biogas pada 1980-an.
Teknologi biogas pada dasarnya memanfaatkan proses pencernaan
yang dilakukan oleh bakteri methanogen yang produknya berupa gas methana (CH4)
dan bakteri asam. Bakteri ini bekerja dalam lingkungan yang tidak ada udara.
Bakteri methanogen akan secara alami berada dalam limbah organik, seperti
kotoran binatang, manusia, dan sampah organik rumah tangga.
Tahap lengkap pencernaan material organik oleh bakteri
methanogen adalah sebagai berikut:
-
Hidrolisis. Pada tahap ini, molekul organik kompleks
diuraikan menjadi bentuk yang lebih sederhana, seperti karbohidrat (simple
sugars), asam amino, dan asam lemak.
-
Asidogenesis. Pada tahap ini terjadi proses penguraian yang
menghasilkan amonia, karbondioksida, dan hidrogen sulfida.
-
Asetagenesis. Pada tahap ini dilakukan proses penguraian
produk asidogenesis; menghasilkan hidrogen, karbondioksida, dan asetat.
-
Methanogenesis. Ini adalah tahapan terakhir dan sekaligus
yang paling menentukan, yakni dilakukan penguraian dan sintesis produk tahap
sebelumnya untuk menghasilkan gas methana (CH4). Hasil lain dari
proses ini berupa karbon dioksida, air, dan sejumlah kecil senyawa gas
lainnya.
Kegagalan biogas bisa disebabkan tidak seimbangnya bakteri
methan terhadap bakteri asam. Akibatnya, lingkungan menjadi sangat asam (pH
kurang dari 7) yang dapat menghambat kelangsungan hidup bakteri methan. Keasaman
substrat media biogas yang dianjurkan berada pada rentang pH 6,5–8. Suhu optimum
untuk perkembangbiakan bakteri methan adalah 35°C.
Dilihat dari sisi konstruksinya, pada umumnya reaktor biogas
bisa digolongkan dalam dua jenis, yakni fi ed dome dan floating drum. Fi ed dome
mewakili konstruksi reaktor yang memiliki volume tetap sehingga produksi gas
akan meningkatkan tekanan di dalam reaktor. Adapun floating drum berarti ada
bagian pada kontruksi reaktor yang bisa bergerak untuk menyesuaikan dengan
kenaikan tekanan reaktor. Pergerakan bagian reaktor tersebut juga menjadi tanda
telah dimulainya produksi gas di dalam reaktor biogas.
|
Semua reaktor biogas untuk kotoran hewan
jenis fixed dome (kiri) dan floating
drum (kanan) |
Dari Gambar di atas dapat dilihat bahwa kedua jenis konstruksi reaktor biogas
tersebut tidak jauh berbeda. Keduanya memiliki komponen tangki utama, saluran
masuk dan residu keluar, separator (optional), dan saluran gas keluar. Perbedaan
yang ada antara keduanya adalah pada bagian pengumpul gasnya (gas collector).