Perkembangan
Tabel Periodik Unsur
A. L. Lavoisier: mengelompokkan unsur-unsur ke dalam kelompok unsur
logam dan nonlogam.
J. Dalton: unsur yang berbeda massa atomnya juga berbeda.
J. W. Dobereiner (Triade Dobereiner): Dobereiner adalah yang pertama
menemukan ada hubungan antara sifat unsur dengan massa atomnya.
Kelompok unsur-unsur yang sifatnya mirip terdiri dari 3 unsur
(triade). Massa salah satu unsur = rata-rata massa dua unsur
lainnya.
J. A. K. Newlands (Hukum Oktaf Newlands): Unsur-unsur disusun
menurut kenaikan massa atomnya. Secara periodik unsur-unsur yang
urutannya berselisih satu oktaf sifatnya mirip, sehingga terdapat
pengulangan sifat setiap selisih satu oktaf.
Begeyer de Chancourtois: Unsur-unsur disusun secara periodik menurut
penurunan massa atomnya, pada sebuah badansilinder (telluric screw).
Lothar Meyer: Grafik volime molar atom Vs. massa atom bersifat
periodik.
Dimitri Mendeleev: Unsur-unsur disusun berdasar kenaikan massa
atomnya. Unsur-unsur yang sifatnya mirip diletakkan segolongan.
Sifat-sifat unsur merupakan fungsi berkala dari massa atomnya.
Moseley: menyempurnakan tabel Mendeleev. Unsur-unsur disusun
berdasar kenaikan nomor atomnya (jumlah protonnya).
Tabel Periodik bentuk Panjang sekarang adalah perkembangan tabel
periodik Mendeleev yang sudah disempurnakan oleh Moseley.
Tabel
Periodik bentuk Panjang
Unsur-unsur
disusun berdasar kenaikan nomor atomnya. Unsur-unsur yang sifatnya
mirip diletakkan segolongan dalam satu kolom. Beberapa istilah dalam
tabel periodik panjang:
Periode = baris = jumlah kulit atom = bilangan kuantum utama (n)
terbesar. Terdiri periode 1 sampai 7.
Periode pendek = periode yang berisi 2 unsur (periode 1) atau 8
unsur (periode 2 dan 3).
Periode panjang = periode yang berisi lebih dari 8 unsur (periode 4,
5, 6, dan 7).
Golongan = kolom = kelompok unsur yang sifatnya sama/mirip. Terdiri
golongan utama (A) dan transisi (B).
Unsur blok s = unsur yang konfigurasi elektronnya berakhir pada
orbital s. Terdiri golongan IA (s 1 ) dan IIA (s 2 ).
Unsur blok p = unsur yang konfigurasi elektronnya berakhir pada
orbital p. Terdiri golongan IIIA (s + p = 3 elektron) sampai VIIIA
(s + p = 8 elektron).
Unsur blok d = unsur yang konfigurasi elektronnya berakhir pada
orbital d. Terdiri golongan IB (ns + (n – 1)d = 11 elektron),
golongan IIB (ns + (n – 1)d = 12 elektron), golongan IIIB (ns + (n
– 1)d = 3 elektron), sampai VIIIB (ns + (n – 1)d = 8, 9, dan 10
elektron).
Unsur blok f = unsur yang konfigurasi elektronnya berakhir pada
orbital f (f 1 sampai f 14 ).
Sifat
Periodik Unsur
Sifat logam: Unsur-unsur yang jumlah kulitnya sama (dalam satu
periode), semakin besar nomor atom (semakin ke kanan) sifat logamnya
cenderung semakin lemah (sifat nonlogam semakin kuat). Unsur-unsur
yang segolongan, semakin besar nomor atomnya (semakin ke
bawah/semakin banyak jumlah kulit atomnya) sifat logamnya cenderung
semakin kuat (sifat nonlogam semakin lemah).
Jari-jari atom (jarak dari inti atom sampai elektron terluar):
Unsur-unsur yang jumlah kulitnya sama (dalam satu periode), semakin
besar nomor atom (semakin ke kanan), maka tarikan inti atom terhadap
elektron cenderung semakin kuat, sehingga jari-jari atomnya
cenderung semakin kecil. Unsur- unsur yang segolongan, semakin besar
nomor atomnya (semakin ke bawah/semakin banyak jumlah kulit atomnya)
jari-jari atomnya cenderung semakin besar.
Jari-jari ion positip < jari-jari atomnya. Jari-jari ion negatip
> jari-jari atomnya. Energi Ionisasi (Potensial Ionisasi) =
energi yang diperlukan atom berwujud gas untuk melepas elektron yang
diikat paling lemah (pada kulit terluar). Semakin besar jari-jari
atomnya, maka tarikan inti atom terhadap elektron terluar cenderung
semakin lemah, sehingga energi ionisasinya cenderung semakin kecil.
Energi ionisasi I < Energi ionisasi II < Energi ionisasi III <
....
Afinitas Elektron = perubahan/selisih energi jika atom netral
berwujud gas menerima elektron. Semakin besar jari-jari atomnya,
berarti tingkat energi elektron terluar cenderung semakin tinggi,
sehingga afinitas elektronnya cenderung semakin kecil.
Keelektronegatifan = kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron
ke pihaknya dalam suatu ikatan kimia. Robert S. Mullikan :
Dalam
satu golongan, semakin besar nomor atomnya (semakin ke bawah)
keelektronegatifannya cenderung semakin kecil. Dalam satu periode
(jumlah kulit sama), semakin besar nomor atomnya (semakin ke kanan)
sampai golongan VIIA, keelektronegatifannya cenderung semakin besar.
Sifat Magnetik (Percobaan Stern-Gerlach): Interaksi antara atom-atom
yang mempunyai elektron berpasangan dalam orbitalnya dengan medan
magnet menyebabkan atom ditolak medan magnet (diamagnetik). Jika
dalam orbital atom terdapat elektron tidak berpasangan, maka atom
akan ditarik medan magnet (paramagnetik). Semakin banyak terdapat
elektron tidak berpasangan, maka sifat paramagnetiknya semakin kuat.