Pendahuluan
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu penentu
kemajuan suatu bangsa yang tidak hanya bermanfaat untuk pemenuhan
kesejahteraan fisik, tetapi juga berpengaruh pada tercapainya kondisi
kenyamanan, keamanan pada diri individu yang menghuni alam semesta
(Negara), Kebutuhan primer akan hidup manusia, seperti makan, minum
tidak lepas akan tersedianya sumber daya alam yang dimiliki dan yang
diusahakannya. Demikian juga keamanan dan kenyamanan individu warga
Negara, tentunya berhubungan erat dengan perangkat keamanan suatu
bangsa. Kedua hal tersebut sangat erat hubungannya dengan ilmu
pengetahuan yang dikembangkan oleh bangsa atau Negara tersebut.
Arti
penting dari eksistensi ilmu pengetahuan dewasa ini, tidak lepas dari
peran para ilmuwan tempo dulu yang telah dengan gigihnya memulai dan
meletakan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan baik yang bersifat
eksata (Ilmu Pasti) maupun ilmu social ataupun humaniora. Ilmu dasar
(seperti fisika kimia dan biologi) yang semula dikembangkan dengan
alat/pendekatan yang relative sederhana hingga sekarang dengan
pengembangan alat yang lebih canggih/rumit sehingga telah
memungkinkan untuk menguji fenomena-fenomena alam yang dulu masih
samar-samardiketahui, sekarang telah dapat dibuka dan dibuktikan
dengan relative gamblang dan terus perlu pengembangan yang tiada
henti sampai dengan bantuan penemuan-penemuan alat canggih yang
berukuran sangat kecil atau dengan teknologi nano.
Begitu
pentingnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam menjamin kelangsungan
suatu bangsa. Lebih ekstrem lagi, Ilmu Pengetahuan dan teknologi
dapat disamakan/diibaratkan sebagai pemegang kekuasaan. Dengan kata
lain bahwa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah penentu dan bersifat
lebih mendahului tentang masalah politik dan militer. Meskipun Ilmu
Pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang mutlak dipertahankan dan
dikembangkan namun kata kuncinya dalam pengejahwantahannya adalah
bagaimana political will dan good will dari pemerintah, khususnya
dalam pengembangan IPTEK dan Sumber Daya Manusia (SDM). Nampaknya
konsistensi pemimpin bangsa ini menjadi salah satu komitmen yang
harus terus diusahakandan digelorakan, sehingga apa saja yang pernah
dirintis dan dicapai bangsa Indonesia tempo dulu perlu ditengok dan
dipertimbangkan lagi untuk dipertimbangkan kelanjutnya.
Apabila
kita tengok kebelakang bagaimana dunia kedirgataraan kita (Nurtanio
embrio dari IPTN dan PT DI) pernah mampu menciptakan pesawat gelantik
dan pesawat latih untuk sekolah penerbangan. Di samping itu pada
tahun 1970 bangsa ini telah mampu menciptakan propellant sendiri,dan
ini berakibat positif pada Lembaga ( Koesnadi Kardi,2009). . Lapan
yang telah mampu meluncurkan roket yang tidak mengecewakan di masa
itu. Apalagi setelah itu Indistri PTDI kita mampu menciptakan Pesawat
terbang dengan berbagai seri, hingga pesawat terbang CN seri Tetuko
(anak Gatutkaca). Sungguh suatu prestasi membanggakan yang perlu
dibangkitkan kembali agar kemampuan IPTEK putra-putra terbaik bangsa
ini dapat dioptimalkan untuk kebaikan dan kebanggaan bangsa sendiri
dapat dipertimbangkan lagi kelangsungannya. Ini tentunya juga akan
berdampat positif pada prestise bangsa Indonesia.
Apabila
kita melihat sejarah bangsa ini, dimasa lalu kita pernah berjaya
dengan hasil pangan (padi) yang swasembada. Dan kini sejarah itu akan
terus diusahakan terulang lagi. Dibalik keberhasilan dimasa lalu
dansekarang akan diupayakan kembali, sebaiknya kita tetap perlu
waspada dan terus berusaha untuk mencoba bagaimana pengetahuan ilmu
dasar (biologi,kimia,fisika dan matematika) dan pertanian perlu
diusahakan pengembangannya dalam rangka senergitas pemenuhan
kebutuhan pangan yang berkualitas serta perlu program yang matang /
seksama apabila berkehandak untuk mengekspor kelebihan hasil panen
padi yang dimiliki. Dalam arti yang lebih fundamental bahwa kebutuhan
pangan dalam negeri sudah terpenuhi dengan baik.
Masalah
pertumbuhan penduduk dan pangan
Pertumbuhan
penduduk dunia khususnya di Negara telah maju seperti; Jerman, Jepang
dan Italia menunjukkan angka yang sangat rendah, bahkan ada yang
minus. Di sisi lain, negara-negara yang sedang berkembang tingkat
pertumbuhan penduduknya relative tinggi, bahkan diperkirakan mencapai
lebih setengah milyard manusia di China pada tahun 2030. Demikian
juga pada Negara- negara seperti Pakistan dan India menyumbangkan
jumlah penduduk yang cukup tinggi pula. Dan di Indonesia di
proyeksikan akan mempunyai jumlah penduduk sekitar 307 Juta. Gambaran
tersebut tentunya akan menjadi perhatian yang cukup serius bagi kita
semua, manakala mayoritas penduduk tersebut mengkonsumsi jenis pangan
padi-padian.
Pada
tahun 1950-an hampir semua Negara didunia baik kala itu berstatus
sebagai Negara masih belum maju dan maju hampir boleh dikatakan tidak
mempunyai masalah tentang pangan mereka. Bahkan Indonesia pada tahun
1984- an Negara kita swasembada pangan. Demikian juga pada tahun
1990-an ada beberapa Negara mengalami kekurangan pangan walaupun
nampaknya kekurangan pangan tersebut terkonsentrasi di Negara-negara
Asia (Misal; India, China,Banglades) dunia tersebut, dan
Negara-negara Afrika. Kelanjutan akan difisit pangan nampaknya akan
tetap berlanjut pada tahun 2030, sehingga antisipasi tentang hal itu
harus sedini mungkin diantisipasi secara positif. Hal ini tidak boleh
hanya menyangkut departemen pertanian yang harus bertanggung jawab.
Karena usaha peningkatan produksi padi-padian tidak akan berarti
apa-apa manakala laju pertumbuhan penduduk tidak dapat
dikendalikan(diatur) dengan baik. Ini berarti jumlah penduduk harus
tumbuh, tetapi dalam presentase (%) yang tidak mengawatirkan. Dengan
demikian usaha-usaha nyata untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia dari sisi pendidikan dan kesehatan juga harus dilakukan
secara bersama-sama dengan sector atau bidang-bidang yang lain.
Untuk
mengatasi kemungkinan terjadinya krisis pangan, karena jumlah
penduduk yang akan meningkat dimasa dating, maka keluarga berencana
akan menjadi salah satu alternative yang cukup menjanjikan untuk
membantu mengatasinya. Tetapi apabila usaha peningkatan kuantitas dan
kualitas produk padi-padian mengalami kendala misalnya timbul
penyakit yang sulit di basmi, seperti virus, maka kita sebaiknya
tidak alergi untuk turut serta menerapkan penerapan bioteknologi
modern/ molekuler, disamping cara-cara klasik juga perlu terus
dikembngkan.
Pendekatan
Bioteknologi Molekuler untuk Ketahanan Pangan
Timbulnya
banyak penyakit pada tanaman dan buah-buahan dapat menyebabkan
penurunan kualitas hasil panen atau bahkan dapat gagal panen. Hal ini
dapat terjadi manakala serangan virus pada individu tanaman dan
bahkan manusia masih dalam usia sangat mud terjadi, maka kemungkinan
serangan penyakit tersebut terhadap individu hingga mati adalah
sangat tinggi. Padahal tanaman yang telah terinfeksi oleh virus akan
sulit bagi tanaman tersebut terbebaskan dari virus yang
menginfeksinya. Oleh karena virus ini hanyalah sebuah asam nukleat
(RNA/DNA) yang terselubungi/dibungkus oleh oleh selubung
protein/jaket protein (Coat Protein = CP). Dengan demikian cara
pembasmiannya sebenarnya sangat mudah yaitu dengan cara dibakar.
Karena dengan dibakar maka akan menjadi aran atau mati.. Namun
apabila penyakit tersebut sudah secara meluas menyerang secara
sistemik pada individu inang maka hal tersebut akan mennyulitkan
penangannya, karena akan tertular pada individu yang jumlahnya jutaan
dalam kawasan yang cukup luas. Dengan demikian akan mudah kiranya
apabila serangan tersebut dapat dilokalisasi dan dapat dilakukan
tindakan yang cept ,tepat dan terukur.
Untuk
mengantisipasi hal tersebut maka usaha secara klasik untuk melakukan
penyilangan-penyilangan dalam rangka mendapatkan bibit unggul tanaman
padi-padian perlu terus ditingkatkan. Seiring dengan itu rekayasa
genetika untuk menciptakan tanaman transgenic yang mempunyai
sifat-sifat unggul seperti tahan terhadap serangan virus atau untuk
mendapatkan padi-padian yang mengandung gizi tertentu yang lebih
tinggi konsentrasinya nampaknya perlu terus dikembangkan. Rekayasa
genetika dengan memanfaatkan gen tertentu (Misal, gen CP) pada virus
yang menyerang pada tanaman, telah membuktikan keandalanya dalam
memproteksi tanaman tersebut dari serangan virus yang bersangkutan.
Dalam kasus ini dengan dimasukkannya gen CP dari virus Johnsongrass
Mosaic (JGMV) pada tanaman jagung, maka tanaman jagung tersebut telah
menunjukkan kekebalanya dari serangan virus JGMV.
Dengan
dikuasinya teknologi transformasi genetic untuk ketela pohon
(Cassava), maka memungkinkan untuk menciptakan tanaman pangan dari
varietas ini yang jumlahnya banyak sekali, untuk menghasikan tanaman
kebal terhadap serangan Cassava Mosaic Virus. Selanjutnya upaya
manusia untuk mengembangbiakan secara besar-besaran dengan kualiatas
dan kuantitas yang bagus adalah suatu yang mendesak untuk dilakukan,
dalam rangka pemenuhan dan penyelamatan tersedianya makanan di
Negara-negara Afrika. Di samping jenis makanan tersebut, upaya
manusia untuk menciptakan kualiatas padi yang mengandung jenis
kandungan gizi tertentu terus usahakan, seperti Golden rice yang
mengandung banyak beta carotene. Uji laboratorium terhadap beras ini
terus dilakukan sampai hasil yang diharapakan dapat dicapai, sebelum
padi ini benar- benar dilepas untuk para petani.
Penemuan-penemuan
sejenis untuk menciptakan tanaman transgenic dengan memanfaatkan gen
tertentu dari beberapa organisme yang menyerang tanaman,menunjukkan
keberhasilannya, dan ini telah mampu membuka cakrawala baru dalam
menghasilkan tanaman yang unggul yang bebas dari penyakit. Dan
dihasikannya produk pangan yang mengandung gizi tertentu yang lebih
baik. Dengan demikian hal ini tentunya, akan berdampak positif pada
kehidupan bangsa dan akhirnya akan bermanfaat dalam ikut serta
menciptakan ketahanan pangan dunia.
Oleh
: Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D,
Direktur
Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta
23 Maret 2009.