Pengertian
Semut
Semut
merupakan jenis serangga dengan jumlah spesies dan individu yang
sangat besar. Jumlah semut di permukaan bumi terdiri lebih dari
12.000 spesies, akan tetapi baru sekitar 7600 spesies dari 250 genus
yang telah diberi nama dan dideskripsikan. Keanekaragaman semut yang
terbesar berada di daerah tropis. Semut tersebar luas di seluruh
tempat kecuali di lautan, mulai dari daerah Arctic di utara sampai
daerah kutub di selatan (Daly et al., 1978).
Semut
memegang banyak peranan di alam, baik yang bermanfaat maupun yang
merugikan, tergantung pada kondisi lingkungan tempat hidupnya.
Menurut Anonim (1998), semut sangat bermanfaat dalam kehidupan,
antara lain:
Sarang semut di tanah membuat udara dapat masuk ke dalam tanah
Beberapa jenis semut memakan serangga pengganggu (hama)
Semut pemakan tanaman membantu lingkungan dengan memakan tanaman
yang mengganggu
Semut menyuburkan tanah ketika memproses makanannya
Semut dapat berperan sebagai dekomposer
Semut membantu menyebarkan biji-bijian
Semut
hitam Dolichoderus thoracicus Smith merupakan spesies semut yang
daerah penyebarannya tersebar luas di Asia Tenggara, terutama di
daerah dengan ketinggian kurang dari 1.300 meter di atas permukaan
laut. Semut hitam banyak dijumpai pada tanaman jeruk, kakao, kopi,
dan mangga (Kalshoven, 1981). Sarang semut hitam biasanya berada di
atas permukaan tanah (tumpukan seresah daun kering) dan juga pelepah
daun kelapa (jika kakao ditanam bersama dengan kelapa) atau di
tempat-tempat lain yang kering dan gelap serta tidak jauh dari sumber
makanan (Way and Khoo, 1992).
Semut
hitam D. thoracicus biasanya keluar dari sarangnya pada waktu pagi
dan sore hari ketika suhu tidak terlalu panas. Semut akan menuju
pucuk- pucuk tanaman untuk mendapatkan cahaya matahari sambil
menjalankan aktivitasnya. Akan tetapi pada siang hari ketika suhu
udara panas, semut akan bersembunyi pada tempat-tempat yang
terlindung dari sengatan sinar matahari secara langsung, seperti di
dalam sarang, di balik dedaunan, di tanah, dan lain-lain (Elzinga,
1978 dalam Rahmawadi, 1997).
Semut
hitam D. thoracicus termasuk dalam Ordo Hymenoptera (serangga
bersayap bening) dan masuk dalam Familia Formicidae. Menurut
Kalshoven (1981), klasifikasi semut hitam D. thoracicus adalah
sebagai berikut :
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Hexapoda
Ordo
: Hymenoptera
Famili
: Formicidae
Sub
famili : Dolichoderinae
Genus
: Dolichoderus
Spesies
: Dolichoderus thoracicus Smith
Semut
hitam Dolichoderus thoracicus hidup dalam organisasi sosial yang
terdiri dari sejumlah individu dan membentuk suatu masyarakat yang
disebut koloni. Koloni semut terdiri dari kelompok-kelompok yang
disebut kasta. Semut hitam terdiri dari beberapa kasta, yaitu: ratu,
pejantan, dan pekerja. Semut pekerja dibagi dua, yaitu pekerja dan
prajurit. Kasta-kasta semut mempunyai tugas yang berbeda-beda, akan
tetapi tetap saling berinteraksi dan bekerja sama demi kelangsungan
hidupnya (Putra, 1994).
a.
Semut Ratu
Semut
ratu memiliki tubuh yang lebih besar daripada anggota koloni yang
lain, panjangnya sekitar 4,9 milimeter, komponen-komponen mata
berkembang dengan sempurna, dan memiliki mekanisme terbang berupa
sayap yang telah berkembang dengan baik sejak memasuki fase imago.
Dalam satu koloni biasanya terdapat lebih dari seekor ratu. Pada
setiap 100 - 200 semut pekerja biasanya terdapat seekor ratu
(Kalshoven, 1981). Semut ratu lebih banyak ditemukan pada musim
penghujan daripada ketika kemarau. Hal ini dikarenakan pada musim
penghujan tersedia banyak sumber makanan dan tanaman untuk membuat
sarang sehingga mendukung untuk pertumbuhan koloninya (Mele dan Cuc,
2004).
b.
Semut Jantan
Semut
jantan ukuran tubuhnya lebih kecil daripada ratu, berwarna
kehitam-hitaman, memiliki antena dan sayap seperti ratu, dan
komponen- komponen mata telah berkembang sempurna. Semut jantan
jumlahnya lebih banyak daripada ratu, akan tetapi masa hidupnya
singkat. Semut jantan hanya diproduksi pada saat-saat tertentu dalam
satu tahun, yaitu pada musim kawin dan setelah melakukan perkawinan
dengan ratu, semut jantan biasanya akan mati (Anonim, 1988).
c.
Semut Pekerja
Semut
pekerja mempunyai ciri-ciri yang mudah dikenal, panjangnya 3,6 - 4,1
milimeter, kaki berwarna cokelat, thoraks mereduksi, dan mekanisme
terbangnya tidak pernah berkembang (tidak memiliki sayap), abdomen
bagian depan mengecil dengan satu atau dua tonjolan ke arah dorsal,
antena berwarna cokelat dan bertipe geniculate, yaitu ruas pertama
memanjang dan ruas berikutnya pendek-pendek membentuk sudut dengan
ruas yang pertama (Samiyanto, 1990).
d.
Semut Prajurit
Semut
pekerja berbeda-beda ukuran tubuhnya. Generasi pekerja dari telur
ratu yang pertama kali membangun sarang ukuran tubuhnya lebih kecil
dibandingkan dengan pekerja yang dilahirkan sesudah itu. Dalam hal
ini muncul 2 kasta pekerja yang berbeda, yang memiliki ukuran tubuh
besar disebut prajurit dan yang ukurannya kecil menjadi pekerja.
Semut prajurit memiliki kepala yang besar, terdiri dari bahan kitin
yang kokoh dan rahang atas mandibula yang kuat. Tugas prajurit adalah
berkelahi dan melindungi sarang. Selain itu semut prajurit juga
membantu pekerja yang tubuhnya kecil-kecil mengangkut makanan ke
dalam sarang (Anonim, 1988).
Siklus
Hidup Semut Hitam D. thoracicus
Semut
melalui proses perkembangan bentuk tubuh yang berbeda-beda mulai dari
telur sampai dewasa. Proses perubahan bentuk ini disebut
metamorfosis. Semut hitam D. thoracicus termasuk serangga yang
mengalami metamorfosis sempurna atau metamorfosis holometabola.
Siklus hidup semut adalah: telur, larva, pupa, dan imago atau dewasa
(Karindah, 1992).
a.
Telur
Telur
semut berwarna putih, berbentuk lonjong, panjangnya 1-1,5 milimeter,
dan lama fase telur adalah 14 hari (Cadapan et al., 1990). Telur
diproduksi 10-20 hari setelah kopulasi antara ratu dan semut jantan.
Produksi telur semut hitam rata-rata 1.300 - 1.700 butir per tahun.
Telur-telur tersebut diletakkan di dalam sarangnya yang berada di
lubang-lubang pohon atau di balik dedaunan (Elzinga, 1978 dalam
Rahmawadi, 1997).
Telur-telur
semut di sarang dirawat oleh semut pekerja. Semut pekerja akan
memindahkan telur dari sarang jika kondisi sarang berubah lembab atau
memburuk, dan mengembalikannya ke dalam sarang jika keadaan sudah
normal. Hal ini dilakukan untuk menghindari infeksi cendawan dan
gangguan dari luar seperti predator, semut antagonis, dan lain-lain.
Telur-telur dipindahkan ke ruangan-ruangan yang berbeda di dalam
sarang berdasarkan suhu di masing- masing ruangan tersebut dengan
tujuan untuk mempercepat waktu penetasan (Anonim, 1988).
b.
Larva
Telur-telur
semut selanjutnya akan menetas menjadi larva. Larva semut tampak
seperti belatung, berwarna putih, kepala terdiri atas 13 segmen, dan
lama fase larva adalah 15 hari (Cadapan dkk., 1990). Larva semut
hitam mendapatkan pakan berupa cairan ludah dari kelenjar saliva
ratu, dari cadangan lemak otot terbang ratu, atau jika koloni sudah
memiliki pekerja maka diberi makan oleh pekerjanya (Samiyanto, 1990).
Larva
biasanya makan sepanjang waktu karena mereka harus menyimpan energi
yang cukup untuk memasuki fase pupa. Para pekerja memberi makan larva
dengan embun madu dan serangga-serangga kecil atau jika makanan sulit
didapatkan, larva akan memakan telur yang tidak menetas (Anonim,
1998).
Semut
pekerja memisahkan larva ke dalam kelompok-kelompok menurut ukuran
tubuh dan umurnya. Pekerja akan memberikan perhatian yang lebih
apabila terdapat seekor individu yang ukurannya besar, karena
biasanya individu tersebut akan menjadi ratu atau semut jantan.
Pemisahan larva dalam kelompok- kelompok yang ukurannya sama menjamin
bahwa setiap larva akan mendapat perhatian dan makanan yang cukup
(Anonim, 1988).
c.
Pupa
Larva
semut kemudian akan berubah menjadi pupa. Pupa semut hitam berwarna
putih, tidak terbungkus kokon seperti kebanyakan serangga yang lain,
dan lama fase pupa adalah 14 hari. Pada saat berbentuk pupa, semut
hitam mengalami periode tidak makan atau non-feeding periode (Cadapan
dkk., 1990).
d.
Imago
Fase
terakhir dalam metamorfosis semut adalah imago. Imago berwarna hitam,
organ-organ tubuh mulai berfungsi, dan mulai terpisah menurut
kastanya masing-masing. Koloni akan lebih banyak menghasilkan pekerja
daripada kasta- kasta yang lain pada awal-awal terbentuknya koloni.
Hal ini dilakukan untuk meringankan tugas ratu karena sebagian besar
aktivitas koloni akan dilaksanakan oleh pekerja. Lama siklus hidup
semut hitam sekitar 40 hari dan semut dapat bertahan hidup selama 2-3
tahun (Cadapan dkk., 1990).