Tumbuhan
paku umumnya sudah berupa tumbuhan kormus, artinya sudah mempunyai
akar, batang dan daun sejati. Perkembangbiakannya dengan spora.
Batangnya kebanyakan tumbuh di bawah tanah. Batang semacam ini
disebut rimpang atau rhizoma, tetapi tidak semua tumbuhan paku
memiliki rhizoma sebagian memiliki batang yang tumbuh tegak diatas
tanah dan tumbuhan paku seperti ini disebut paku pohon. Paku jenis
ini tumbuh baik dalam lingkungan dengan suhu panas dan lembab.
Daun
paku yang muda memiliki ciri khas menggulung pada bagian ujungnya.
Pada permukaan bawah daun yang dewasa sering dijumpai bintik-bintik
hitam yang disebut sorus. Didalam sorus terdapat banyak kotak spora
(sporangium) dan dilindungi oleh suatu selaput yang disebut indusium.
Siklus Hidup Tumbuhan Paku
Daur
hidup paku:
|
Daur hidup paku (pteridophyta) |
Klasifikasi
tumbuhan paku
Berdasarkan
spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
Paku homospor yaitu tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan
ukuran dan jenis yang sama, sperti ditemukan pada paku hias Adiantum
cuneatum, Pteris ensiformis, Lycopodium cernuum (paku kawat), dan
sebagainya.
Paku heterospor, yaitu tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan
jenis dan ukuran yang berbeda,spora berukuran besar yang disebur
makrospora dan spora yang berukuran kecil disebut mikrospora. Paku
heterospor ditemukan pada tumbuhan paku sampan (Salvinia natans),
dan paku rane (Selaginella wildenwoii).
Paku peralihan, yaitu jenis tumbuhan paku yang memilki ukuran yang
sama tetapi jenisnya berbeda, sperti ditemukan pada tumbuhan paku
ekor kuda (Equisetum debile).
Klasifikasi
tumbuhan paku dibagi atas 4 kelas, yaitu:
1.
Kelas Psilotinae (Paku telanjang)
Pada
kelas ini dikelompokkan banyak jenis tumbuhan paku yang telah menjadi
fosil, tetapi hanya ada dua marga yang belum punah. Psilotinae
termasuk tumbuhan paku tingkat rendah. Sporofit pada tumbuhan paku
kelas ini mempunyai cirri yaitu tidak mempunyai akar sejati tetapi
masih berupa rhizoid, mempunyai batang yang sering tidak berdaun
sehingga disebut sebagai paku telanjang. Kalau ada daun maka tidak
berurat daun. Sporangiumnya tunggal terletak di ujung cabang atau
ketiak daun. Dua marga yang masih hidup yaitu Psilotum yang hidup di
daearah tropika dan subtropika serta Tmesipteris. Contoh yang sudah
menjadi fosil adalah Rhynia.
|
Psilotum sp |
2.
Kelas Lycopodinae
Jenis
tumbuhan paku yang temasuk kelas ini mempunyai ciri, yaitu sporofit
yang sudah memiliki atas akar, batang dan daun. Tumbuhan paku kelas
ini berupa tumbuhan yang menjalar di permukaan tanah. Memeliki batang
kecil dengan percabangan menggarpu (dikotom). Daun umumnya banyak
berukuran kecil tersusun dalam lingkaran, spiral atau berhadapan.
Sporangium yang dihasilkan tunggal terletak pda ketiak daun. Daun
yang fertile disebut sporofil. Sporofil-sporofil biasanya terdapat
pada ujung cabang. Kumpulan sporofil pada paku kelas ini disebut
strobilus, yaitu struktur penghasil spora menyerupai kerucut.
Bebebrapa
contoh tumbuhan paku kelas Lycopodinae:
a.
suku : Lycopodiaceae
marga:
Lycopodium (paku kawat): paku homospor.
b.
Suku : Selaginellaceae
marga
: Selaginella paku rane), paku heterospor
|
Tumbuhan paku Lycopodinae a) paku kawat (Lycopodium) b) paku rane (Selaginella) |
3.
Kelas Equisetinae
Kelompok
tumbuhan paku yang temasuk kelas ini memilki cirri batangnya beruas,
berbuku dan berongga, mengandung silkia. Daun kecil-kecil seperti
sisik, terletak melingkar pda buku-buku. Sporangiumnya melekat pada
sporofil yang berbentuk perisai dan bertangkai. Sporofil tersusun
menjadi strobilus yang letaknya diujung percabangan. Spora yang
dihasilkan mempunyai bentuk yang sama dilengkapi dengan empat ekor
(elatera) yang berfungsi dalam proses penyebaran dan berdifat
higroskopik, dalam keadaan kering mengembang, dan dalam keadaan basah
akan menggulung. Para ahli taksonomi mengelompokkan tumbuhan paku
jenis ini termasuk dalam paku peralihan tetapi ada pula yang
mengelompokkanya sebagai paku homospor.
Kelas
ini hanya terdiri dari satu bangsa saja, yaitu equisetales dan satu
suku equisetaceae serta terdiri dari satu marga Equisetum yang sering
disebut paku ekor kuda.
|
paku ekor kuda (Equisetum) |
4.
Kelas Filicinae
Jenis tumbuhan paku yang termasuk kelas ini merupkan golongan paku
yang terbesar jumlahnya. Tersebar di seluruh dunia. Kebanyakan di
daerah tropika berupa tumbuhan darat. Bebberapa marga berupa
tumbuhan paku air.
Ciri khas tumbuhan paku kelas ini daunnya besar, pada waktu muda
tergulung. Kedudukan daunnya menyirip. Spora dihasilkan dalam
sporangium yang tersusun dalam kumpulan sporangium yang disebut
sorus (jamak=sori) yang umumnya terletak pada permukaan bawah daun.
Paku kelas ini umumnya termasuk paku homospor dan paku hetrospor.
Beberapa
contoh tumbuhan paku kelas Filicinae:
a.
Bangsa: Filicales
Suku
: Polypodiaceae
Marga
: Asplenium, paku pandan
Platycerium
bifurcatum, paku menjangan
Adiantum
cuneatum, suplir
b.
Bangsa : Hydropteriadales (paku air)
Suku
: Marsileaceae
suku:
salviniaceae
Marga
: Marsilea (paku semanggi
marga:
Salvinia (paku sampan)
Azolla
pinnata
Sebagain
besar tumbuhan paku banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias, seperti
suplir, paku menjangan, paku tiang (Alsophyla), paku sarang burung
(Asplenium nidus). Disamping itu bebrapa jenis telah dimanfaatkan
sebagai bahan dasar obat seperti obat antidiuretika (beser) seperti
Lycopodium (paku kawat). Ada juga yang dimanfaatkan sebagai lalab dan
sayuran seperti semanggi dan paku garuda (Pteris sp.). Paku Azolla
pinnata sering dimanfaatkan sebagai pupuk hijau, yang dapat
menyuburkan tanah pertanian. Daun tumbuhan paku air ini bersimbiosis
dengan alga biru Anabaena azolae yang dapat mengikat nitrogen dari
udara.