• Tentang
  • Panduan Pengguna
  • Kebijakan Cookie
  • Peta Situs

Biologi Indonesia

Media Pembelajaran online ilmu Biologi

  • Home
  • Makalah
  • Bank Soal
  • Berita
  • Materi
  • Kelas 10
  • Kelas 11
  • Kelas 12
Home » biologi terapan » praktikum » Praktikum Biologi Terapan, Pembuatan Ragi Tempe dan Tempe

Praktikum Biologi Terapan, Pembuatan Ragi Tempe dan Tempe

biologi terapan, praktikum

A. Pembuatan Ragi Tempe

Ragi tempe merupakan bibit yang dipergunakan untuk pembuatan tempe. Oleh karena itu sering pula disebut sebagai starter tempe. Ragi tempe mengandung jamur Rhizopus sp. yang dikenal pula sebagai jamur tempe. Secara tradisional, jamur untuk starter pembuatan tempe biasanya diambil dari daun pisang bekas pembungkus tempe pada waktu pembuatan, atau daun aru atau jati yang dikenal dengan sebutan “usar”.

ragi tempe


Namun demikian, penggunaan daun pisang atau usar ini sangat terbatas dan hanya untuk produksi kecil-kecilan. Untuk produksi yang lebih besar, starter tempe dibuat dengan memperbanyak jamur tempe (Rhizopus sp.) pada media tertentu. Selanjutnya, spora yang dihasilkannya diawetkan dalam keadaam kering bersama medium tempat tumbuh jamur tempe tersebut. Dengan teknik seperti ini kualitas tempe yang diproduksi akan terjamin, karena dosis penggunaan starter dapat diatur.

1. Alat dan Bahan
a. Alat
  1. kukusan atau langseng
  2. Tampah bambu
  3. Pengaduk kayu
  4. Lembara plastik atau daun pisang
  5. Alat penumbuk atau gilingan
  6. Ayakan tepung
  7. Wajan untuk menggoreng beras
  8. Kantong plastik

b. Bahan
  1. Beras sebanyak 300 gram
  2. Tepung tempe 3 gram atau sebanyak 1% dari jumlah beras yang digunakan
  3. Tepung beras yang telah digoreng sangan.

2. Cara Kerja
  1. Beras dicuci sampai bersih, kemudian ditanak hingga menjadi nasi dan didinginkan.
  2. Pada nasi tersebut kemudian ditaburkan tepung tempe sebanyak 1% dari berat beras yang digunakan dan diaduk ampai merata.
  3. Simpan nasi yang telah ditaburi bubuk tempe di atas tampah bambu yang bersih dan diatasnya ditutupi dengan lembaran plasti atau daun pisang.
  4. Simpanlah tampah yang berisi nasi tadi di tempat pemeraman yang bersih hingga seluruh nasi ditumbuhi dengan jamur tempe. Jamur tempe yang telah menghasilkan spora akan tampak berwarna hitam. Tutup plastik atau daun pisang sewaktu-waktu harus dibuka!
  5. Jemurlah nasi yang telah ditumbuhi jamur tadi di bawah terik matahari hingga kering merata.
  6. Tumbuk atau giling nasi yang telah kering sampai halus dan selanjutnya diayak. Bagian yang halus dari hasil saringan ini merupakan starter tempe.
  7. Encerkan starter tempe ini dengan tepung beras yang telah digoreng sangan. Untuk setiap 10 gram starter tempe tambahkan 50-100 gram tepung beras.
  8. Simpanlah starter yang telah diencerkan dalam kantong-kantong plastik.


B. Pembuatan Tempe

Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia, terutama di pulan jaea. Teknik pembuatan tempe ini telah diketahui sejak sebelum tahun 1900, tetapi prosedur pembuatannya masih sederhana. Banyak bahan dasar yang dapat digunakan dalam pembuatan tempe, tetapi yang banyak dikenal adalah tempe dari kedelai. Untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan bahan lain, seperti jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Selain itu, prosedur pengolahan harus dilakukan dengan tepat.

tempe


Proses pembuatan tempe pada dasarnya adalah proses menumbuhkan spora jamur tempe, yaitu Rhizopus sp., pada biji kedelai. Dalam pertumbuhannya, Rhizopus sp. membentuk benang-benang yang disebut sebagai benang hifa. Benang-benang hifa ini mengikatkan biji kedalai yang satu dengan biji kedelai lainnya, sehingga biji-biji kedelai ini membentuk suatu massa yang kompak. Massa kedelai inilah yang selanjutnya disebut sebagai tempe. Selama masa pertumbuhannya, jamur Rhizopus sp. juga menghasilkan enzim yang dapat menguraikan protein yang terdapat dalam biji kedelai, sehingga protein-protein dalam biji kedelai ini mudah dicernakan. Selama masa pertumbuhan jamur Rhizopus sp. Selain Rhizopus, diperkirakan banyak jenis mkiroorganisme lain yang mungkin turut campur, tetapi tidak menunjukkan aktifitas yang nyata. Namun demikian, aktifitas yang nyata dari mikroorganisme yang mungkin turut campur ini akan terlihat setelah aktifitas pertumbuhan Rhizopus sp. melampaui masa optimumnya, yakni setelah terbentuknya spora-spora baru yang berwarna putih-kehitaman. Hal ini dapat diketahui, terutama pada tempe yang dibiarkan atau disimpan dalam suhu kamar, yaitu dengan terciumnya bau amoniak. Adanya bau amoniak pada tempe menunjukkan bahwa tempe tersebut mulai mengalami pembusukan. Bau amoniak ini masih terasa sekalipun tempe telah dimasak, sehingga dapat menurunkan cita rasa konsumen.

Oleh karena itu, agar diperoleh tempe yang berkualitas baik dan tahan agak lama, maka selama proses pembuatan tempe perlu diperhatikan mengenai sanitasi dan kemurnian bibit (inokulum) yang akan digunakan.

1. Alat dan Bahan
a. Alat
  1. Baskom
  2. Ayakan
  3. Dandang
  4. Kipas
  5. Cukil kayu
  6. Tampah
  7. Kompor
  8. Peralatan lain yang diperlukan
b. Bahan
  1. Kacang kedelai
  2. Ragi tempe atau biakan murni Rhizopus sp.
  3. Kantong plastik, atau daun pisang, atau daun jati.

2. Cara Kerja
  1. Cucilah tampah, ayakan, kipas dan cukil yang akan digunakan, kemudian dikeringkan.
  2. Bersihkan kacang kedelai dari bahan-bahan lain yang tercampur, kemudian cuci hingga bersih.
  3. Rendam kacangkedelai yang telah dicuci bersih selama 12-18 jam dengan air bersuhu sekitar 70 OC.
  4. Lepaskan kulit biji kedelai, kemudian cuci atau bilas dengan menggunakan air bersih.
  5. Kukus atau rebus biji kedelai tersebut sampai terasa empuk.
  6. Setelah biji kedelai terasa empuk, letakkan biji-biji tersebut pada tampah yang telah dibersihkan, kemudian kipasi sambil diaduk-aduk hingga biji-biji tersebut terasa hangat.
  7. Taburkan ragi tempe yang telah disiapkan sedikit demi sedikit sambil diaduk- aduk supaya merata (1,5 gram ragi tempe untuk 2 kg kedelai).
  8. siapkan kantong plastik atau daun pisang atau daun jati untuk pembungkus. Bila kantong plastik yang digunakan sebagai pembungkus, berilah lubang-lubang kecil pada kantong tersebut dengan menggunakanjarum.
  9. Masukan kedelai yang telah diberi ragi ke dalam pembungkusnya, atur ketebalannya sesuai dengans elera.
  10. Inkubasikan kacang kedelai ini pada suhu kamar selama satu atau dua hari atau hingga seluruh permukaan kacang kedelai tertutupi jamur.

Catatan:
  1. Bekerja di tempat yang bersih dan tidak banyak orang akan meningkatkan kualitas tempe yang dihasilkan.
  2. Usahakan selama pembuatan tempe tidak sambil bercakap-cakap atau sambil makan.


Demikianlah Materi Praktikum Biologi Terapan tentang Pembuatan Ragi Tempe dan Tempe ini saya sampaikan, Semoga Bermanfaat ...
Tweet
← Posting Lebih Baru Posting Lama → Beranda

Kami juga ada di Facebook

Saran Materi

  • Penjelasan Tentang Determinasi dan Pautan Seks pada Pewarisan Sifat
  • Penjelasan Tentang Pigmen Fotosintesis
  • Penjelasan Mengenai Devisi Schizophyta (Tumbuhan Belah)
  • Materi Kimia Tentang Tatanama Senyawa
  • Embriologi Perbandingan untuk Membuktikan Adanya Evolusi
Diberdayakan oleh Blogger.
  • Laporan Praktikum

Dapatkan Materi Via Email

Masukkan Email Anda:

Delivered by FeedBurner

Copyright 2012 - 2015 Biologi Indonesia - All Rights Reserved A Member Of Sains mini - Powered by Blogger