• Tentang
  • Panduan Pengguna
  • Kebijakan Cookie
  • Peta Situs

Biologi Indonesia

Media Pembelajaran online ilmu Biologi

  • Home
  • Makalah
  • Bank Soal
  • Berita
  • Materi
  • Kelas 10
  • Kelas 11
  • Kelas 12
Home » magnesium » materi » Defisiensi dan Toksisitas Magnesium

Defisiensi dan Toksisitas Magnesium

magnesium, materi
Defisiensi magnesium pada kesehatan individu yang mengkonsumsi makanan seimbang jarang terjadi sebab magnesium banyak ditemukan pada sumber makanan baik dari tumbuhan maupun hewan. Sumber makanan seperti biji-bijian cereal, sayuran berhijau daun, kedelai, kacang-kacangan, buah-buahan kering, protein hewani dan makanan laut (seafood) merupakan sumber makanan yang banyak mengandung magnesium (Topf and Murray, 2003).

Di samping itu, dalam keadaan normal defisiensi magnesium dapat dihindari, karena ginjal dapat menjaga batas pengeluaran magnesium lewat urine ketika makanan sedikit yang masuk. Beberapa sumber makanan yang mengandung magnesium dapat dilihat pada Tabel berikut.

Beberapa sumber makanan yang mengandung magnesium
Beberapa sumber makanan yang mengandung magnesium


Defisiensi magnesium dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu diare yang panjang, penyakit Crohn's, malabsorption sindrom, terjadinya pembedahan dan peradangan di usus, proses radiasi dan kemoterapi. Diabetes melitus dan dalam jangka waktu yang lama mengalami diuresis dapat pula mengakibatkan peningkatan kehilangan magnesium melalui urine (Saris et al. 2000).

Pemasukan makanan yang kurang, masalah pencernaan dan peningakatan kehilangan urine yang tinggi seluruhnya memberikan kontribusi pengurangan magnesium, dimana secara teratur ditemukan pada alkoholik. Beberapa studi menemukan bahwa orang yang sudah tua relatif rendah pemasukan magnesiumnya lewat makanan. Hal tersebut disebabkan absorpsi magnesium di usus cenderung menurun dan ekskresi magnseium cenderung meningkat. Pemberian magnesium yang kurang optimal pada orang tua dapat meningkatkan resiko kekurangan magnesium. Telah dilaporkan bahwa defisiensi magnesium menyebabkan komplikasi ginjal (Bhuto et al. 2005).

Beberapa penyakit yang berhubungan dengan kekurangan magnesium dapat ditemukan pada tubuh manusia. Radioterapi seperti kemoterapi yang merupakan penanganan khusus untuk kanker dengan menggunakan Cis-platium, telah diobervasi pada pasien hipomagnesaemia. Efek samping kemoterapi tersebut yaitu dapat menurunkan penggunaan supplemen magnesium. Stabilitas DNA bergantung pada konsentrasi magnesium. Secara klinis dan biologis konsekuensi tidak normalnya konsentrasi magnesium di dalam tubuh berpengaruh pada pembelahan DNA, akibatnya dapat menimbulkan penyakit dan kanker.


Karsinogenesis dan pertumbuhan sel juga bergantung pada konsentrasi ion magnesium. Keberadaan ion magnesium dilaporkan berinteraksi sinergis dengan Li dan Mn, tetapi antagonis dengan ion metal esensial seperti Zn>Mg>Ca, dalam fungsinya pada DNA binding. Dalam kasus toksik metal seperti Cd, Ga, dan Ni antagonis pada DNA binding (Bhuto et al. 2005).
Tweet

You Might Like :

Kingdom Animalia
Kingdom Animalia
Kingdom Plantae
Kingdom Plantae
Jaringan  - Materi Biologi Dasar
Jaringan - Materi Biologi Dasar
Sel - Materi Biologi Dasar
Sel - Materi Biologi Dasar
Fotosintesis - Materi Biologi
Fotosintesis - Materi Biologi
← Posting Lebih Baru Posting Lama → Beranda

Kami juga ada di Facebook

Saran Materi

  • Mekanisme Penghantaran Impuls pada Sistem Saraf
  • 9 Filum yang Terdapat pada Kingdom Animalia
  • Penjelasan Tentang Determinasi Tumbuhan
  • Penjelasan Tentang Mulut Sebagai bagian dari Organ Pencernaan
  • Akar Tumbuhan, Struktur Marfologi, Anatomi, Fungsi, dan Jenis-jenisnya
Diberdayakan oleh Blogger.
  • Laporan Praktikum

Dapatkan Materi Via Email

Masukkan Email Anda:

Delivered by FeedBurner

Copyright 2012 - 2015 Biologi Indonesia - All Rights Reserved A Member Of Sains mini - Powered by Blogger