Peranan Magnesium Pada Kesehatan Manusia - Magnesium
merupakan salah satu kation esensial utama dalam kehidupan dan
terlibat dalam reaksi enzimatik untuk sintesis protein; magnesium
juga berperan mempertahankan potensial listrik membran sel, dalam
pembentukan ATP; proses sintesis dan replikasi asam ribonukleat -
asam deoksiribonukleat secara absolut memerlukan magnesium (Burney,
2000; Cydulka and Jarvis, 2000).
Pengetahuan
mekanisme homeostasis untuk mempertahankan konsentrasi magnesium di
serum sangat terbatas. Faktor utama regulasi keseimbangan magnesium
adalah absorpsi gastrointestinal dan ekskresi oleh ginjal.
Pengetahuan tentang kontrol hormonal juga terbatas, beberapa
penelitian menyatakan parathyrin berpengaruh terhadap homeostasis
magnesium. Defisiensi magnesium merupakan efek dari terganggunya
sintesis atau pelepasan parathyrin. Pada hipomagneseamia terjadi
peningkatan konsentrasi parathyrin imunoreaktif serum setelah
pemberian magnesium (Haryono et al. 2003) .
Magnesium
mungkin menurunkan neutrofil yang berhubungan dengan respons
inflamasi pada asma dan juga menstabilkan membran sel mast serta
menghambat ion kalsium sebagai antagonis kompetitif (Burney, 2000).
Mekanisme
bronkodilatasi tidak diketahui, mungkin dengan menghambat kanal
kalsium otot polos jalan napas serta menghalangi mediasi kalsium pada
kontraksi otot. Magnesium juga menurunkan pelepasan asetilkolin pada
neuromuscular junction setelah stimulasi parasimpatis (Murray and
Corbrige, 2000; Elin, 1987).
Magnesium
serum sepertiganya terikat dengan albumin, duapertiga dalam bentuk
ultrafiltrable yang terdiri dari 80% dalam bentuk ion bebas, 20%
berbentuk ikatan kompleks dengan fosfat, sitrat dan lain-lain (Elin,
1987).
Berbeda
dengan kalsium, homeostasis magnesium tergantung asupan diet. Sistem
regulasi magnesium pada fungsi mobilisasi tulang dan sirkulasi tidak
diketahui. Beberapa faktor yang menyebabkan berubahnya rasio
magnesium intraseluler dan ekstraseluler antara lain asidosis dan
iskemi, dan stimulasi reseptor alfa dan beta yang menyebabkan
magnesium keluar dari sel (Haryono et al. 2003) .
Pada
perawatan di ICU dapat terjadi pergeseran akut magnesium di dalam
sel, seperti pada sindrom refeeding, penggunaan insulin, infus
glukosa dan asam amino (Murray and Corbrige, 2000). Sejumlah 65%
pasien di unit perawatan intensif menderita hipomagnesaemia. Kadar
magnesium dalam tubuh diatur oleh ginjal dan saluran pencernaan serta
menggambarkan keterlibatan metabolisme kalsium, kalium dan natrium.
Kadar magnesium intraseluler dapat rendah walaupun kadar magnesium
ekstraseluler normal (Silvermen, 2000).
Hipomagnesaemia
ringan tidak menyebabkan kelainan patofisiologik yang bermakna, jika
berat akan tampak eksitabilitas neuromuskuler seperti tremor,
twitching, seizures, tetani dan kelelahan otot termasuk otot
pernapasan (Rodenberger and Ziyadeh, 2001). Absorpsi magnesium
dilakukan di usus halus; yang diserap kurang lebih 24%-76%, dilakukan
secara aktif mirip dengan sistem transpor Ca; pada pemberian
magnesium kadar rendah akan terjadi peningkatan absorpsi Ca. Ekskresi
dilakukan di ginjal, kurang lebih 120-140 magnesium/24 jam pada orang
dengan diet normal dan dalam keadaan tertentu ginjal dapat mensekresi
sampai dengan 5000 magnesium/24 jam tergantung konsentrasi magnesium
plasma (Elin, 1987).
Ginjal
merupakan regulator utama konsentrasi serum dan kandungan total
magnesium tubuh. Magnesium difiltrasi oleh glomerulus dan
direabsorpsi di tubulus, 60-75% di tubulus asendens. Hipomagnesaemia
dapat hanya sementara, mungkin disebabkan karena migrasi dari
ekstraselular ke intraselular akibat turunnya konsentrasi ion
magnesium intraselular (Reinhart, 1988).
Beberapa
pendapat tentang terjadinya hipomagnesaemia antara lain: belum dapat
dijelaskan tetapi sebagian dikeluarkan oleh urin; penggunaan obat,
misal agonis β, steroid, dan metilsantin; asupan yang rendah atau
hilangnya magnesium karena proses memasak ( Noppen et al. 1990;
Dacey, 2001).