• Tentang
  • Panduan Pengguna
  • Kebijakan Cookie
  • Peta Situs

Biologi Indonesia

Media Pembelajaran online ilmu Biologi

  • Home
  • Makalah
  • Bank Soal
  • Berita
  • Materi
  • Kelas 10
  • Kelas 11
  • Kelas 12
Home » magnesium » manusia » materi » Peranan Magnesium Pada Kesehatan Manusia

Peranan Magnesium Pada Kesehatan Manusia

magnesium, manusia, materi
Peranan Magnesium Pada Kesehatan Manusia - Magnesium merupakan salah satu kation esensial utama dalam kehidupan dan terlibat dalam reaksi enzimatik untuk sintesis protein; magnesium juga berperan mempertahankan potensial listrik membran sel, dalam pembentukan ATP; proses sintesis dan replikasi asam ribonukleat - asam deoksiribonukleat secara absolut memerlukan magnesium (Burney, 2000; Cydulka and Jarvis, 2000).

Pengetahuan mekanisme homeostasis untuk mempertahankan konsentrasi magnesium di serum sangat terbatas. Faktor utama regulasi keseimbangan magnesium adalah absorpsi gastrointestinal dan ekskresi oleh ginjal. Pengetahuan tentang kontrol hormonal juga terbatas, beberapa penelitian menyatakan parathyrin berpengaruh terhadap homeostasis magnesium. Defisiensi magnesium merupakan efek dari terganggunya sintesis atau pelepasan parathyrin. Pada hipomagneseamia terjadi peningkatan konsentrasi parathyrin imunoreaktif serum setelah pemberian magnesium (Haryono et al. 2003) .

Magnesium mungkin menurunkan neutrofil yang berhubungan dengan respons inflamasi pada asma dan juga menstabilkan membran sel mast serta menghambat ion kalsium sebagai antagonis kompetitif (Burney, 2000).

Mekanisme bronkodilatasi tidak diketahui, mungkin dengan menghambat kanal kalsium otot polos jalan napas serta menghalangi mediasi kalsium pada kontraksi otot. Magnesium juga menurunkan pelepasan asetilkolin pada neuromuscular junction setelah stimulasi parasimpatis (Murray and Corbrige, 2000; Elin, 1987).

Magnesium serum sepertiganya terikat dengan albumin, duapertiga dalam bentuk ultrafiltrable yang terdiri dari 80% dalam bentuk ion bebas, 20% berbentuk ikatan kompleks dengan fosfat, sitrat dan lain-lain (Elin, 1987).

Berbeda dengan kalsium, homeostasis magnesium tergantung asupan diet. Sistem regulasi magnesium pada fungsi mobilisasi tulang dan sirkulasi tidak diketahui. Beberapa faktor yang menyebabkan berubahnya rasio magnesium intraseluler dan ekstraseluler antara lain asidosis dan iskemi, dan stimulasi reseptor alfa dan beta yang menyebabkan magnesium keluar dari sel (Haryono et al. 2003) .

Pada perawatan di ICU dapat terjadi pergeseran akut magnesium di dalam sel, seperti pada sindrom refeeding, penggunaan insulin, infus glukosa dan asam amino (Murray and Corbrige, 2000). Sejumlah 65% pasien di unit perawatan intensif menderita hipomagnesaemia. Kadar magnesium dalam tubuh diatur oleh ginjal dan saluran pencernaan serta menggambarkan keterlibatan metabolisme kalsium, kalium dan natrium. Kadar magnesium intraseluler dapat rendah walaupun kadar magnesium ekstraseluler normal (Silvermen, 2000).

Hipomagnesaemia ringan tidak menyebabkan kelainan patofisiologik yang bermakna, jika berat akan tampak eksitabilitas neuromuskuler seperti tremor, twitching, seizures, tetani dan kelelahan otot termasuk otot pernapasan (Rodenberger and Ziyadeh, 2001). Absorpsi magnesium dilakukan di usus halus; yang diserap kurang lebih 24%-76%, dilakukan secara aktif mirip dengan sistem transpor Ca; pada pemberian magnesium kadar rendah akan terjadi peningkatan absorpsi Ca. Ekskresi dilakukan di ginjal, kurang lebih 120-140 magnesium/24 jam pada orang dengan diet normal dan dalam keadaan tertentu ginjal dapat mensekresi sampai dengan 5000 magnesium/24 jam tergantung konsentrasi magnesium plasma (Elin, 1987).

Ginjal merupakan regulator utama konsentrasi serum dan kandungan total magnesium tubuh. Magnesium difiltrasi oleh glomerulus dan direabsorpsi di tubulus, 60-75% di tubulus asendens. Hipomagnesaemia dapat hanya sementara, mungkin disebabkan karena migrasi dari ekstraselular ke intraselular akibat turunnya konsentrasi ion magnesium intraselular (Reinhart, 1988).


Beberapa pendapat tentang terjadinya hipomagnesaemia antara lain: belum dapat dijelaskan tetapi sebagian dikeluarkan oleh urin; penggunaan obat, misal agonis β, steroid, dan metilsantin; asupan yang rendah atau hilangnya magnesium karena proses memasak ( Noppen et al. 1990; Dacey, 2001).
Tweet
← Posting Lebih Baru Posting Lama → Beranda

Kami juga ada di Facebook

Saran Materi

  • Ciri-ciri makhluk Hidup
  • Penyebaran Keanekaragaman Hayati di Indonesia
  • Penjelasan Tentang Filum Arthropoda
  • Penjelasan Tentang Mulut Sebagai bagian dari Organ Pencernaan
  • Mekanisme Sensoris dan Motoris pada Indra Peraba, Pengecap dan Pembau
Diberdayakan oleh Blogger.
  • Laporan Praktikum

Dapatkan Materi Via Email

Masukkan Email Anda:

Delivered by FeedBurner

Copyright 2012 - 2015 Biologi Indonesia - All Rights Reserved A Member Of Sains mini - Powered by Blogger