Mahluk
hidup memiliki beberapa komponen penyusun di antaranya sel, jaringan,
organ, sistem organ, organisme, dan populasi. Tanpa komponen tersebut
mahluk hidup tidak bisa melaksanakan kehidupannya.
Organ
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alat yang mempunyai tugas
tertentu di tubuh manusia. Namun di biologi, organ adalah kelompok
jaringan yang melakukan beberapa fungsi. Semua mahluk hidup mempunyai
organ. Organ tumbuhan seperti halnya pada hewan, tersusun atas
jaringan (sekelompok sel yang mempunyai keaktifan khas). Secara umum
organ tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan
biji. Setiap bagian tersebut mempunyai kegunaan yang berbeda dan
memiliki peran masing-masing seperti penyerapan air, pernapasan,
fotosintesis, pengangkutan zat makanan, dan perkembangbiakan.
Seperti akar tumbuh ke dalam tanah sehingga memperkuat berdirinya
tumbuhan. Akar juga berfungsi untuk mengambil air dan garam mineral
dari dalam tanah. Seperti halnya beberapa organ lain pada tumbuhan,
akar juga berfungsi menyimpan makanan. Pada batang terdapat daun yang
berfungsi menghasilkan makanan melalui fotosintesis dan mengeluarkan
air melalui transpirasi. Selain itu batang juga berperan untuk
lewatnya air dan garam mineral dari akar ke daun dan lewatnya hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh. Dan
bagian-bagian lain seperti daun, bunga, buah, dan biji juga mempunyai
tugas dan peran masing-masing.
A.
Akar
Akar
adalah bagian pokok tumbuhan disamping batang dan daun. Akar lembaga
atau calon akar sudah ada sewaktu calon tumbuhan berada dalam bentuk
lembaga di dalam biji. Saat biji berkecambah, akar lembaga
memperlihatkan sistem perakaran yang berbeda antara tumbuhan dikotil
dan monokotil. Akar pada tumbuhan dikotil merupakan akar tunggang,
sebaliknya akar pada tumbuhan monokotil merupakan akar serabut.
Pada
akar tumbuhan dikotil, akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok
yang bercabang-cabang. Namun pada akar tumbuhan monokotil, akar
lembaga dalam perkembangan selanjutnya akan mati, kemudian terbentuk
sejumlah akar yang berukuran kurang lebih sama besar dan semuanya
keluar dari pangkal batang. Akar merupakan bagian tumbuhan yang
biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh pusat bumi
(geotrop) atau menuju air (hidrotop), meninggalkan udara dan cahaya.
Akar tidak berbuku-buku, tidak beruas dan berwarna putih serta
bentuknya seringkali meruncing hingga lebih mudah untuk menembus
tanah.
1.
Struktur Akar
a.
Morfologi (Struktur Luar) Akar Tumbuhan
Struktur
Akar
Akar
terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
Leher atau pangkal akar, merupakan bagian akar yang bersambungan
dengan pangkal batang;
Ujung akar, merupakan bagian akar termuda yang terdiri dari
jaringan-jaringan yang masih dapat mengadakan pertumbuhan (jaringan
meristem);
Batang akar, merupakan bagian-bagian akar yang terdapat di antara
leher akar dan ujung akar;
Cabang- cabang akar, merupakan bagian yang tidak langsung
bersambungan dengan pangkal batang tetapi keluar dari akar pokok;
Serabut akar, merupakan cabang-cabang akar yang halus dan berbentuk
serabut;
Rambut-rambut atau bulu-bulu akar, merupakan penonjolan sel-sel
kulit luar (epidermis) yang sesungguhnya;
Tudung akar (kaliptra), merupakan bagian akar yang terletak paling
ujung sebagai pelindung ujung akar yang muda
Tudung
akar berperan dalam menentukan arah pertumbuhan akar sesuai dengan
pengaruh gravitasi bumi serta melindungi meristem dan mengurangi
gesekan antara ujung akar dan butir-butir tanah sewaktu akar menembus
tanah. Tudung akar terdiri dari sel-sel parenkim yang berdinding
tipis, kaya akan protoplasma, dan memiliki sedikit vakuola. Di
belakang tudung akar terdapat titik tumbuh berupa sel-sel meristem
yang selalu membelah.
Di
belakang titik tumbuh meristem terdapat kumpulan sel-sel besar yang
memanjang atau disebut juga daerah pemanjangan. Di belakangnya lagi
terdapat sel-sel yang berdiferensiasi membentuk protoderm (jaringan
yang akan menjadi epidermis) dan prokambium (jaringan yang akan
menjadi stele), atau disebut daerah diferensiasi. Di daerah
diferensiasi terjadi diferensiasi rambut-rambut akar dari sel-sel
epidermis.
b.
Anatomi (Struktur Dalam) Akar Tumbuhan
Pengamatan
dengan bantuan mikroskop pada sayatan melintang akar muda tumbuhan
memperlihatkan jaringan dari luar ke dalam, yaitu epidermis, korteks
dan stele (silinder pusat).
Epidermis
Terdiri
dari selapis sel yang berdinding tipis, berkutikula, dan tersusun
rapat pada akar. Memiliki rambut-rambut akar yang merupakan hasil
aktifitas sel dari belakang titik tumbuh. Rambut-rambut akar ini
berfungsi memperluas permukaan sel sehingga penyerapan lebih
efisien.
Korteks
Terdiri
dari banyak sel dan tersusun berlapis-lapis, dinding selnya tipis
dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas. Korteks
menempati sebagian besar akar tumbuhan.
Endodermis
Terletak
di sebelah dalam korteks. Endodermis berupa selapis sel yang
tersususn rapat tanpa ruang antar sel. Dinding selnya mengalami
penebalan gabus. Deretan sel-sel endodermis dengan penebalan
gabusnya dinamakan Pita Caspary (Sesuai dengan nama penemunya yaitu
Caspary). Penebalan gabus ini atau Pita Caspary tidak dapat ditembus
air sehingga air harus masuk ke silinder pusat melalui sel
endodermis yang dindingnya tidak menebal, disebut sel penerus air.
Endodermis merupakan pemisah yang jelas antara korteks dan stele.
Stele
Stele
atau silinder pusat akar merupakan bagian terdalam dari akar, yang
terletak di sebelah dalam lapisan endodermis. Di dalam stele ini
terdapat perisikel, berkas vaskuler yaitu pembuluh angkut yang
terdiri dari xilem dan floem, dan empulur.
2.
Jenis-jenis Akar
Menurut
bentuknya, akar tumbuhan ada dua jenis, yaitu:
a.
Akar Serabut
Akar
Serabut berbentuk seperti serabut. Bagian ujung dan pangkal akar
berukuran hampir sama besar. Semua bagian akar keluar dari pangkal
batang. Akar serabut dimiliki oleh tumbuhan biji berkeping satu
(monokotil), misalnya jagung dan padi.
b.
Akar Tunggang
Akar
tunggang memiliki akar pokok. Akar pokok bercabang- cabang menjadi
bagian akar yang lebih kecil. Akar tunggang dimiliki oleh tumbuhan
berkeping dua (dikotil), misalnya jeruk dan kacang-kacangan.
Pada
tumbuhan tertentu juga terdapat akar-akar khusus. Berikut ini
akar-akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus.
Akar gantung, akar ini tumbuh di bagian batang tumbuhan di atas
tanah. Akar tersebut menggantung di udara, tumbuh ke arah tanah.
Contohnya adalah akar pohon beringin.
Akar pelekat, akar ini tumbuh di sepanjang batang berguna untuk
menempel pada kayu tumbuhan lain, atau tembok, misalnya akar lada
dan sirih
Akar tunjang, akar ini tumbuh dari bagian bawah akar ke segala arah.
Akar tersebut seakan-akan menunjang batang agar tidak rebah,
misalnya akar pohon bakau dan pandan.
Akar napas, akar napas tumbuh tegak lurus ke atas sehingga muncul
dari permukaan tanah atau air. Akar napas banyak memiliki celah atau
jalan masuk udara, misalnya akar pohon kayu api.
3.
Fungsi Akar
Adapun
fungsi akar adalah sebagai berikut :
Untuk melekatkan tumbuhan pada media (tanah) karena akar memiliki
kemampuan untuk menerobos lapisan tanah;
Menyerap garam, mineral, dan air, melalui bulu-bulu akar, air masuk
ke dalam tubuh tumbuhan;
Pada beberapa tanaman, akar digunakan sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan, contohnya: pada ubi, kentang, wortel, dan
lain-lain;
Pada tanaman tertentu seperti bakau berperan untuk pernafasan.
B.
Batang
Batang
merupakan bagian penting dari tumbuhan yang berada diatas permukaan
tanah. Batang tumbuh dari batang lembaga yang terdapat dalam biji.
Selanjutnya, pertumbuhan batang berasal dari titik tumbuh berupa
meristem apikal (ujung) yang terdapat pada batang. Berdasarkan tempat
kedudukan batang pada tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu
tumbuhan. Sebagai bagian dari tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk
mendukung bagian-bagian tumbuhan lain yang berada diatas tanah
seperti daun, bunga, atau buah. Dengan adanya percabangan pada batang
maka batang memperluas bidang fotosintesis. Batang juga
merupakan jalan bagi pengangkutan air dan unsur-unsur hara dari
bagian bawah ke bagian atas tumbuhan dan jalan pengangkutan hasil
fotosintesis dari bagian atas ke bagian bawah tumbuhan.
1.
Struktur Batang
Struktur
batang dibedakan atas morfologi (struktur luar) batang dan anatomi
(struktur dalam) batang. Berikut dijelaskan mengenai dua struktur
tersebut :
a.
Morfologi (struktur luar) batang.
Morfologi
batang pada tumbuhan tingkat tinggi ada bermacam-macam. Perbedaan
morfologi batang akan tampak apabila mengamati secara langsung
perbedaan tinggi/lebar batang dari berbagai jenis tumbuhan. Perbedaan
tersebut dilatari oleh perbedaan spesies, sifat genetis, habitat
tempat tumbuh, dan faktor abiotik ikut mempengaruhi pertumbuhan
batang tumbuhan walaupun tumbuhan tersebut satu spesies, bisa jadi
tumbuhan A yang satu spesies dengan tumbuhan B akan mengalami
perbedaan ukuran batang jika ditempatkan di lokasi berbeda.
Berdasarkan
keadaan batang, tumbuhan tingkat tinggi dapat dibagi menjadi dua
kelompok yaitu :
Batang tumbuhan herba. Umumnya lunak, berwarna hijau, jaringan kayu
sedikit bahkan tidak ada, ukuran batang kecil, dan umurnya relatif
pendek. Contoh tumbuhan ini adalah tumbuhan biji berkeping satu
(monokotil) yaitu jagung, kangkung, bunga matahari, bayam, dan
kacang.
Batang tumbuhan berkayu. Umumnya keras dan berumur relatif panjang.
Pada perbukaan batang berkayu yang tua terdapat lubang-lubang kecil
yang disebut lentisel. Melalui lentisel inilah oksigen akan masuk ke
dalam sel-sel batang secara difusi. Selain oksigen, karbon dioksida
sisa pernapasan juga dikeluarkan dari batang. Contoh tumbuhan ini
adalah tumbuhan biji berkeping dua (dikotil) yaitu mangga, jambu,
dan sebagainya.
b.
Anatomi (struktur dalam) batang.
1)
Batang tumbuhan herba.
Bagian
luar batang tumbuhan herba merupakan sel- sel epidermis yang tipis
dan memiliki stomata. Di bawah epidermis terdapat sel-sel korteks
yang mengandung klorofil, sehingga proses fotosintesis berlangsung di
batang. Batang tumbuhan herba biasanya tidak memiliki jaringan kayu
dan tidak mengandung gabus. Adanya jaringan penyokong, yaitu kolenkim
dan slerenkim, menyebabkan batang tumbuhan herba dapat menopang
daun-daun dan dapat berdiri dengan tegak. Contohnya pada bayam,
meskipun batangnya lunak tetapi tetap dapat tumbuh dengan tegak
seperti tanaman pada umumnya.
2)
Batang tumbuhan berkayu.
Seperti
halnya pada akar, penampang melintang batang tumbuhan berkayu terdiri
dari bagian-bagian luar ke dalam, yaitu ada epidermis, korteks, dan
stele.
Epidermis batang (kulit luar) terdiri dari satu lapis sel yang
tersusun rapat dan tidak memiliki rongga – rongga antar sel.
Dinding sel menebal dan dilapisi kutikula. Lapisan epidermis
berfungsi sebagai lapisan pelindung, yaitu melindungi
lapisan-lapisan didalamnya.
Korteks batang (kulit pertama). Korteks merupakan jaringan parenkim
yang terdapat dibawah epidermis. Pada korteks terdapat rongga-rongga
diantara sel yang berfungsi sebagai petukaran udara. Lapisan korteks
terdalam yang memiliki sel tertentu berciri khas disebut floeterma.
Sel-sel lapisan ini mengandung butir-butir pati. Pada sebagian besar
jenis tumbuhan, korteks merupakan tempat menyimpan makanan. Pada
batang tumbuhan monokotil tidak terlihat dikarenakan ikatan
pembuluhnya tersebar secara acak.
Stele batang (silinder pusat). Ini adalah bagian terdalam dari
batang. Pada bagian silinder pusat batang terdapat berkas-berkas
pembuluh angkut yaitu xilem (pembuluh kayu) pada bagian luar dan
floem (pembuluh tapis) pada bagian dalam. Jika pada tumbuhan dikotil
berkas pembuluh angkut letaknya teratur dalam suatu lingkaran
sedangkan pada monokotil letaknya tersebar secara acak.
2.
Perbedaan Batang Tumbuhan Dikotil dan Monokotil.
3.
Fungsi Batang
Secara
umum, batang tumbuhan herba maupun tumbuhan berkayu memiliki fungsi
sebagai berikut :
Batang merupakan organ lintasan air dan mineral dari akar ke daun
dan lintasan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan
Batang merupakan organ pembentuk dan penyangga daun.
Pada beberapa jenis tumbuhan, batang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan makanan dan alat perkembangbiakan secara vegetatif.
C.
Daun
Daun
merupakan istilah yang digunakan untuk bagian tumbuhan yang bentuknya
seperti lembaran pipih dan umumnya berwarna hijau bila terpapar
cahaya dan udara. Daun berasal dari meristem apikal yang tumbuh
membentuk suatu kuncup yang menonjol ke samping.
1.
Struktur Daun
a
.Morfologi (Struktur Luar) Daun
Daun
umumnya berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau. Warna hijau daun
disebabkan oleh kandungan kloroplas di dalam sel-sel daun. Di dalam
kloroplas terdapat klorofil (zat hijau daun). Secara morfologi, pada
umumnya daun memiliki bagian-bagian helaian daun (lamina) dan tangkai
daun (petiolus). Pada tangkai daun terdapat bagian yang menempel pada
batang yang disebut pangkal tangkai daun. Ada jenis tumbuhan tertentu
yang tangkainya tidak bertangkai daun, misalnya rumput. Pada tumbuhan
monokotil, pangkal daun berbentuk pipih dan lebar serta membungkus
batangnya. Pangkal daun tersebut disebut pelepah daun. Misalnya
pelepah daun pada pohon pisang dan talas.
Struktur
Daun
Daun
yang memiliki ketiga bagian daun yaitu helaian daun, tangkai daun,
dan pelepah daun disebut daun sempurna (daun lengkap); misalnya pada
daun pisang dan daun talas. Daun yang tidak memiliki satu atau lebih
bagian daun disebut daun tidak sempurna (daun tidak lengkap);
misalnya daun jambu dan daun mangga.
Daun
berdasarkan jumlah helai daun pada tangkai daun dibagi menjadi dua,
yaitu daun tunggal dan daun majemuk. Tumbuhan memiliki daun tunggal
jika pada sehelai tangkai daun hanya terdapat satu helai daun.
Misalnya, daun pepaya dan mangga. Sedangkan jika pada sehelai tangkai
daun terdapat beberapa helai daun maka disebut daun majemuk.
Ada
berbagai macam bentuk daun. Bentuk daun dipengaruhi bentuk susunan
tulang daun. Bentuk susunan tulang daun, meliputi:
Tulang daun menyirip
Tulang
daun menyirip berbentuk seperti susunan sirip-sirip ikan. Tulang
daun menyirip dapat kita amati pada berbagai tumbuhan, misalnya
jambu, nangka, alpukat, dan mangga.
Tulang daun menjari
Tulang
daun menjari berbentuk seperti susunan jari-jari tangan. Tumbuhan
yang memiliki tulang daun menjari, misalnya singkong, pepaya, dan
jarak.
Tulang daun melengkung
Tulang
daun melengkung berbentuk seperti garis-garis lengkung. Ujungnya
terlihat menyatu, misalnya eceng gondok dan gadung.
Tulang daun sejajar
Tulang
daun sejajar berbentuk seperti garis-garis lurus yang sejajar.
Tiap-tiap ujung tulang menyatu, misalnya pada rumput dan padi.
b.
Anatomi (Struktur Dalam) Daun
Seperti
halnya dengan akar dan batang, daun juga terdiri dari tiga sistem
jaringan. Helai daun (lamina) terdiri dari selapis epidermis
pelindung, bagian jaringan dasar parenkim yang disebut mesofil, dan
berkas vaskuler.
Jaringan Epidermis
Merupakan
lapisan sel terluar pada lapisan atas dan bawah. Sel-selnya pipih
menutup jaringan di bagian dalamnya dan diantaranya berubah menjadi
mulut daun (stomata). Stomata sebagai alat pertukaran zat berperan
mengendalikan pelepasan/hilangnya cairan jaringan. Akan tetapi,
stomata juga mengatur masuknya CO2 yang dibutuhkan untuk
fotosintesis. Pengendalian pertukaran zat itu terjadi melalui
pengaturan membuka menutupnya stomata. Stomata tersusun dari dua sel
penutup atau sel penjaga dan beberapa sel tetangga. Pada tumbuhan
darat, stomata lebih banyak di permukaan bawah daun. Pada tumbuhan
yang mengapung di air, seperti teratai, stomata berada di permukaan
atas daun. Pada tumbuhan tenggelam, seperti Hydrilla sp.
tidak membentuk stomata.
Jaringan Tiang (jaringan palisade)
Jaringan
tiang tersusun dari sel-sel yang memanjang dalam posisi tegak dan
berisi banyak kloroplas. Jaringan itu dapat satu lapis atau
beberapa. Kloroplas adalah perangkat sel tumbuhan yang di dalamnya
terdapat klorofil dan perangkat fotosintesis lainnya.
Jaringan Bunga Karang (jaringan spons)
Merupakan
lapisan sel-sel yang tidak teratur, banyak rongga udara, dan berada
di bawah lapisan jaringan tiang. Sel-selnya juga berkloroplas
sehingga menjadi tempat fotosintesis.
Jaringan pengangkutan
Jaringan
pengangkutan pada daun membentuk suatu system pencabangan seperti
jala yang kompleks, disebut tulang daun. Tulang daun terletak
diantara jaringan tiang dan jaringan bunga karang. Pada sayatan
melintang tulang daun merupakan berkas pengangkut yang tersusun dari
xilem dan floem.
2.
Fungsi Daun
Daun
merupakan organ pada tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat
fotosintesis, transpirasi, dan sebagai alat pernapasan. Pada beberapa
jenis tumbuhan, daun berfungsi sebagai alat perkembangbiakan
vegetatif.
a.
Tempat fotosintesis
Daun
merupakan organ tumbuhan yang memiliki fungsi utama untuk
fotosintesis. Setelah air dan mineral diserap oleh akar, akhirnya
sampai ke daun dan akan keluar dari pembuluh kayu ujung tulang daun.
Selanjutnya, air dan mineral tersebut akan masuk ke dalam jaringan
mesofil daun, terutama ke jaringan tiang (palisade). Air digunakan
untuk fotosintesis, dan sebagian dikeluarkan melalui penguapan. Hasil
fotosintesis berupa gula (glukosa) dan oksigen. Glukosa hasil
fotosintesis akan diangkut oleh pembuluh tapis dan diedarkan ke
seluruh bagian tumbuhan. Oksigen dikeluarkan melalui stomata
(tunggal: stoma) daun dan sebagian digunakan untuk respirasi sel-sel
daun.
b.
Tempat transpirasi tumbuhan
Daun
juga berperan penting dalam transpirasi. Transpirasi adalah peristiwa
penguapan pada tumbuhan. Transpirasi dapat pula terjadi melalui
batang, tetapi umumnya berlangsung melalui daun. Melalui transpirasi,
air dari tumbuhan dalam bentuk uap air akan dikeluarkan melalui
stomata ke udara. Sehingga aliran air dan mineral terjadi
terus-menerus yang dapat membantu proses penyerapan (absorbsi) serta
transportasi air dan mineral di dalam tumbuhan. Transpirasi bagi
tumbuhan juga berfungsi sebagai pengatur suhu tumbuhan.
c.
Alat respirasi (pernapasan)
Di
dalam epidermis daun terdapat stomata. Melalui stomata, oksigen dari
luar masuk ke dalam tumbuhan. Oksigen yang masuk ke dalam tumbuhan
digunakan oleh tumbuhan untuk respirasi (pernapasan) seluruh
organ-organ tumbuhan. Tujuan respirasi adalah untuk mendapatkan
energi yang terkandung dalam makanan. Selain membebaskan energi,
proses respirasi juga menghasilkan karbon dioksida dan uap air.
Karbon dioksida dan uap air dikeluarkan dari tumbuhan melalui
stomata.
D.
Bunga
Bunga
merupakan organ yang penting bagi tumbuhan karena di dalamnya
terdapat alat-alat perkembangbiakan. Bunga sebenarnya merupakan ujung
cabang yang berubah bentuk dan tumbuh secara terbatas.
1.
Struktur Bunga
a.
Morfologi (Struktur Luar) Bunga
Bunga
tersusun atas beberapa bagian. Bunga yang lengkap memiliki bagian-
bagian, yaitu:
Bagian-bagian
Bunga
Tangkai bunga
Tangkai
bunga merupakan penghubung bunga dengan batang. Bentuk pangkal
tangkai bunga agak membesar. Bagian tangkai bunga yang membesar ini
merupakan dasar bunga.
Kelopak bunga
Kelopak
bunga merupakan bagian bunga yang melindungi bunga saat belum mekar.
Kelopak bunga biasanya berwarna hijau.
Mahkota bunga
Mahkota
bunga merupakan perhiasan bunga. Mahkota bunga memiliki bentuk dan
warna yang beraneka ragam. Dari mahkota ini bunga dapat dinikmati
keindahannya. Saat masih kuncup mahkota bunga dibungkus oleh kelopak
bunga. Bagian perhiasan bunga (mahkota dan kelopak) pada tumbuhan
dikotil biasanya berjumlah 2,4,5 atau kelipatannya, sedangkan pada
tumbuhan monokotil berjumlah 3 atau kelipatannya.
Benang sari dan putik
Di
dalam mahkota bunga terdapat benang sari yang merupakan alat kelamin
jantan bunga. Di bagian tengah bunga terdapat putik sebagai alat
kelamin betina bunga. Bunga yang memiliki kedua alat kelamin
tersebut disebut bunga sempurna. Sedangkan yang tidak memiliki salah
satunya disebut bunga tidak sempurna. Bunga yang tidak memiliki
salah satu dari bagian bunga tersebut disebut bunga tidak lengkap.
b.
Anatomi (Struktur Dalam) Bunga
Secara
anatomi, daun mahkota dan daun kelopak mempunyai struktur yang sama
yaitu terdapat sel-sel parenkimatis. Parenkim ini juga disebut
mesofil. Parenkim ini terletak di antara epidermis atas dan bawah.
Daun kelopak umumnya mempunyai struktur sederhana. Epidermis daun
kalopak pada bagian luarnya dilapisi kutin, stomata, dan trikomata.
Seperti struktur pada daun. Sel-sel daun kelopak ini juga mengandung
klorofil. Struktur daun mahkota sel-selnya mempunyai satu atau banyak
berkas pengangkut yang kecil-kecil. Daun mahkota mempunyai epidermis
berbentuk khusus, yaitu berupa tonjolan yang disebut papila dan
dilapisi kutikula.
Sementara
itu, benang sari dan putik mempunyai struktur sangat berbeda. Secara
umum, benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai
sari tersusun oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang
mempunyai vakuola tanpa ruang antarsel. Pada epidermis tangkai sari
terdapat kutikula, trikomata, atau mungkin juga stomata Kepala sari
mempunyai struktur yang kompleks, terdiri atas dinding yang
berlapis-lapis, dan di bagian terdalam terdapat lokulus (ruang sari)
yang berisi butir-butir serbuk sari. Jumlah lapisan dinding kepala
sari untuk setiap jenis tumbuhan berbeda. Kepala sari mempunyai
beberapa lapisan dinding sebagai berikut:
Epidermis, merupakan lapisan terluar yang terdiri dari satu lapis
sel. Epidermis menjadi memipih dan membentuk papila pada kepala sari
yang masak dan berfungsi sebagai pelindung epidermis.
Endotesium, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam
epidermis.
Lapisan tengah, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam
endotesium dan terdiri dari 2–3 lapis sel atau lebih tergantung
jenis tumbuhannya.
Tapetum, merupakan dinding terdalam dari antera dan berkembang
mencapai maksimum pada saat terbentuk serbuk sari tetrad.
2.
Fungsi Bunga
Mahkota
bunga yang warnanya indah dapat menarik perhatian serangga, misalnya
kupu-kupu. Akibatnya tanpa disengaja kupu-kupu membantu penyerbukan
bunga. Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya serbuk sari ke
atas kepala putik. Penyerbukan merupakan awal terjadi
perkembangbiakan tumbuhan. Jadi bunga berguna sebagai hiasan tumbuhan
dan tempat berlangsungnya perkembangbiakan tumbuhan.
E.
Buah
Secara
umum buah dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu buah tunggal, buah
agregat, dan buah majemuk (buah berganda). Buah tunggal yaitu bila
buah dibentuk oleh satu bakal buah misalnya buah mangga. Buah
agregat yaitu bila buah dibentuk oleh banyak bakal buah dari satu
bunga, misalnya buah sirsak, buah arbel, dan buah srikaya. Buah
majemuk yaitu bila buah dibentuk oleh banyak bakal buah dari
banyak bunga, misalnya buah nanas, buah keluih, dan buah nangka.
Ada
dua macam jenis buah , yaitu buah sejati (buah sungguh) dan buah
semu. Buah sejati adalah buah yang terbentuk dari bakal buah.
Pada buah sejati seluruh jaringannya berasal dari bakal buah, contoh
buah sejati adalah buah mangga, alpukat, semangka, dan pepaya.
Sedangkan buah semu adalah buah yang terbentuk dari bakal buah
dan bagian- bagian lain dari bunga. Contoh buah semu adalah arbayi,
apel, nangka, dan jambu mede.
1.
Struktur Buah
Buah
tersusun atas tangkai, kulit, daging, dan biji. Tangkai buah
menghubungkan buah dengan batang. Kulit merupakan lapisan paling luar
dan berfungsi membungkus daging buah. Daging buah adalah bagian buah
yang biasanya dapat kita makan. Biji biasanya terdapat di
tengah-tengah buah.
Bagian-bagian
Buah
2.
Manfaat Buah
Buah
merupakan sumber makanan bagi manusia dan hewan. Bagi tumbuhan
sendiri, buah berguna melindungi bakal tumbuhan baru, yaitu berupa
biji
F.
Biji
Biji
yang terbentuk dari bakal biji merupakan alat perkembangbiakan
generatif. Didalam biji terdapat calon individu baru yang disebut
embrio (lembaga). Biji pada umumnya dapat dibedakan menjadi 3 bagian,
yaitu : kulit biji, tali pusar, dan inti biji atau isi biji.
1.
Struktur Biji
a.
Kulit Biji (Spermodermis)
Pada
tumbuhan angiosspermae (tumbuhan biji tertutup) bijinya memiliki 2
lapisan, yaitu kulit luar (testa) dan kulit dalam (tegmen). Kulit
luar bersifat tipis tetapi keras sedangkan kulit dalam tipis seperti
selaput dan sering disebut kulit ari. Pada tumbuhan Gymnospermae
(tumbuhan biji terbuka), bijinya memiliki tiga
lapisan
yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Lapisan luar
tebal berdaging. Lapisan tengah merupakan lapisan kuat, keras, dan
berkayu. Sedangkan Lapisan dalam tipis seperti selaput, contohnya
adalah biji melinjo. Selain dari bagian tersebut di atas, sering
ditemukan bagian lain dari kulit biji, antara lain adanya sayap pada
biji kelor, bulu-bulu halus pada biji kapas, dan selaput biji pada
kulit durian yaitu bagian yang kita makan.
b.
Tali Pusat (Funiculus)
Tali
pusat biji merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan papan biji
(plasenta). Jika biji telah masak, tali pusat lepas sehingga pada
biji hanya terlihat bekasnya sebagai pusat biji (hillus).
c.
Inti Biji (Nucleus Seminis)
Inti
biji adalah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulit ari. Inti
biji atau isi biji terdiri dari lembaga (embrio) yang merupakan calon
tumbuhan baru (individu baru) dan putih lembaga (endosperm) sebagai
tempat cadangan makanan. Tidak semua biji memiliki putih lembaga,
seperti pada tumbuhan polong-polongan, cadangan makanan tersimpan
dalam daun lembaga (kotiledon). Daun lembaga merupakan daun pertama
pada tumbuhan yang tumbuh.
2.
Fungsi Biji
Biji
merupakan alat untuk perkembangbiakan yang utama, karena biji
mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Dengan dihasilkannya biji,
tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya dan dapat pula terpencar ke
lain tempat.