• Tentang
  • Panduan Pengguna
  • Kebijakan Cookie
  • Peta Situs

Biologi Indonesia

Media Pembelajaran online ilmu Biologi

  • Home
  • Makalah
  • Bank Soal
  • Berita
  • Materi
  • Kelas 10
  • Kelas 11
  • Kelas 12
Home » bakteri » penyakit » Bordetella Pertussis Bakteri Penyebab Penyakit Batuk Rejan atau Batuk 100 Hari

Bordetella Pertussis Bakteri Penyebab Penyakit Batuk Rejan atau Batuk 100 Hari

bakteri, penyakit
Bordetella pertussis itu adalah bakteri penyebab penyakit menular akut yang menyerang pernafasan alias batuk rejan atau batuk seratus hari yang mengandung beberapa komponen yaitu Peitusis Toxin (PT), Filamentous Hemagglutinin (FHA), Aglutinogen, endotoksin, dan protein lainnya.

Ciri organisme ini : pendek, gram negative, dan dengan pewarnaan toluidin biru dapat terlihat granula bipolar metakromatik. Bakteri ini aerob murni dan membentuk asam tapi tidak membentuk gas dari glukosa dan laktosa. Untuk biakan isolasi primer B pertussis dapat digunakan Bordet Gengou 9agar kentang-darah-gliserol) yang mengandung Penisilin 0,5 µg/mL.

Bordetella pertussis
Bordetella pertussis.

Terdapat dua mekanisme bagi B pertussis untuk berganti menjadi bentuk yang non hemolitik, dan bentuk tidak virulen yang tidak menghasilkan toksin. Modulasi fenotipik yang reversible terjadi bila B pertussis tumbuh dalam kondisi lingkungan tertentu. (misalnya suhu 280 C melawan suhu 370 C, adanya MgSO4, dll.)

1. STRUKTUR ANTIGEN, PATOGENESIS, dan PATOLOGI

Sejumlah faktor penyebab penyakit banyak dihasilkan oleh B pertussis. Dalam hal ini pili berperan dalam pelekatan bakteri pada sel bersilia di seluruh bagian atas manusia. Hemaglutin Filamentousa memudahkan pelekatan sel epitel bersilia. Toksin pertussis menimbulkan limfositosi memiliki kemampuan melekatkan bakteri pada epitel sel bersilia. Kedua zat ini banyak ditemukan di luar sel B pertussis. B pertussis hanya dapat hidup dalam waktu singkat di luar inang manusia dan tidak ada vector.

Organisme melekat dan berkembang biak dengan cepat di permukaan epitel trakea dan bronkus dan menghambat kerja silia. Bakteri menghasilkan toksin dan zat pengiritasi permukaan sel, serta menyebabkan limfositosis dan batuk.

2. GAMBARAN KLINIK

Infeksi berlangsung selama 6 minggu, dan berkembang melalui 3 tahapan:
  1. Tahap kataral ( mulai terjadi secara bertahap dalam waktu 7-10 hari setelah terinfeksi)
Gejalanya menyerupai flu ringan :
    • bersin-bersin
    • mata berair
    • nafsu makan berkurang
    • lesu
    • batuk (pada awalnya hanya timbul di malam hari kemudian terjadi sepanjang hari)

  1. Tahap paroksismal (mulai timbul dalam waktu 10-14 hari setelah timbulnya gejala awal)
5-15 kali batuk diikuti dengan menghirup nafas dalam dengan nada tinggi. Batuk bisa disertai pengeluaran sejumlah besar lendir yang biasanya ditelan oleh bayi/ anak-anak atau tampak sebagai gelembung udara di hidungnya. Batuk atau lendir yang kental sering merangsang terjadinya muntah. Serangan batuk bisa diakhiri oleh penurunan kesadaran yang bersifat sementara.

  1. Tahap Konvalesen (mulai terjadi dalam waktu 4-6 minggu setelah gejala awal)
Batuk semakin berkurang, muntah juga berkurang, anak tampak merasa lenih baik. Kadang batuk terjadi selama berbulan-bulan, biasanya akibat iritasi saluran pernafasan.

3. IMUNITAS

Imunitas akan timbul setelah sembuh dari B pertussis. Infeksi sekunder biasa timbul tetapi hanya ringan dan pada orang dewasa timbul setelah bertahun-tahun dan sangat hebat.

4. PENGOBATAN

Pemberian Eritromisin pada stadium kataral akan membantu pencegahan dan pembasmian mikroorganisme. Sedangkan pengobatan pada stadium paroksismal jarang mengubah gejala klinik. B pertussis peka terhadap obat antimikroba in vitro. Jika penyakitnya berat, penderita biasanya dirawat di Rumah Sakit dan ditempatkan di kamar yang tenang dan tidak terlalu terang. Keributan juga bisa merangsang serangan batuk.

Dapat pula dilakukan pengisapan lendir dari tenggorokan. Pada kasus yang berat, oksigen diberikan langsung ke paru-paru melalui selang yang dimasukkan ke trakea. Diberikan cairan melalui infuse untuk menggantikan cairan yang hilang karena muntah pada bayi dan karena biasanya tidak dapat makan akibat batuk. Gizi yang baik sangat penting, dan sebaiknya makanan diberikan dalam porsi kecil tapi sering.

5. PENCEGAHAN

Pemberian 3 suntikan vaksin pertussis ( biakan tidak murni) dalam konsentrasi tepat pada bayi sangat perlu. Biasanya diberikan dengan kombinasi dengan toksoid difteria dan tetanus (DPT). Eritromisin profilaktik dapat diberikan pada bayi yang belum divaksin atau orang dewasa yang kontak dengan penyakit ini.

6. EPIDEMIOLOGI

Batuk rejan merupakan penyakit yang disebabkan oleh B pertussis. Penyakit ini biasanya berlangsung selama 6 miggu atau lebih, oleh karna itu biasa disebut batuk seratus hari. Batuk pertussis ditandai dengan batuk hebat yang khas dan biasanya diakhiri dengan suara pernafasan yang melengking.

Penyakit ini menular melalui udara, yaitu melalui percikan ludah dari pasien yang terkena penyakit lalu dihirup orang yang sehat dan kekebalan tubuhnya rendah. Gejala timbul dalam waktu 7-10 hari setelah terinfeksi. Bakteri menginfeksi lapisan tenggorokan, trakea dan saluran udara sehingga pembentukan lendir semakin banyak. Pada awalnya lendir encer, tetapi kemudian menjadi kental dan lengket.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
  • Pembiakan lendir hidung dan mulut
  • Pembiakan apus tenggorokan
  • Pemeriksaan darah lengkap (terjadi peningkatan jumlah sel darah putih yang ditandai dengan sejumlah besar limfosit)
  • Pemeriksaan serologis untuk Bordetella pertussis
Tweet

You Might Like :

Treponeme pertenue, Bakteri Penyeba...
Treponeme pertenue, Bakteri Penyeba...
Brucella Abortus Bakteri Penyebab S...
Brucella Abortus Bakteri Penyebab S...
Penyakit yang ditimbulkan oleh Bakt...
Penyakit yang ditimbulkan oleh Bakt...
Aemophilus Influenzae, Bakteri Peny...
Aemophilus Influenzae, Bakteri Peny...
← Posting Lebih Baru Posting Lama → Beranda

Kami juga ada di Facebook

Saran Materi

  • Mekanisme Penghantaran Impuls pada Sistem Saraf
  • Penjelasan Tentang Determinasi Tumbuhan
  • 9 Filum yang Terdapat pada Kingdom Animalia
  • Penjelasan Tentang Mulut Sebagai bagian dari Organ Pencernaan
  • Ciri-ciri makhluk Hidup
Diberdayakan oleh Blogger.
  • Laporan Praktikum

Dapatkan Materi Via Email

Masukkan Email Anda:

Delivered by FeedBurner

Copyright 2012 - 2015 Biologi Indonesia - All Rights Reserved A Member Of Sains mini - Powered by Blogger