Cara Merencanakan Penelitian Ilmiah - Tahukah kalian, mengapa manusia melakukan penelitian? Manusia
merupakan makhluk yang istimewa karena manusia dibekali oleh Tuhan sifat ingin
tahu. Keingintahuan manusia terhadap permasalahan di sekelilingnya dapat
menjurus kepada keingintahuan ilmiah. Misalnya, dari pertanyaan, ”Apakah bulan
mengelilingi bumi?” atau ”Mengapa ayam bertelur?”, timbul keinginan untuk
mengadakan pengamatan secara sistematik yang akhirnya melahirkan kesimpulan
bahwa bulan mengelilingi matahari dan ayam tergolong binatang ovipar.
Pada hakikatnya, dengan keingintahuan ilmiah yang didukung oleh
cara berpikir ilmiah serta ditunjang oleh metode yang tepat, akan mampu
menghasilkan sebuah kerja ilmiah sehingga akan didapatkan jawaban serta
kesimpulan dari keingintahuan tersebut. Metode ini sering disebut dengan metode
ilmiah.
Kerja ilmiah atau disebut juga penelitian yang menggunakan
metode ilmiah berarti pula penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari
fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan
sesuatu dan memperoleh kebenaran. Dalam sebuah kerja ilmiah atau penelitian
ilmiah, terdapat unsur-unsur penting yang harus dilakukan oleh seorang peneliti,
antara lain, merencanakan penelitian, melaksanakan penelitian, mengomunikasikan
hasil penelitian, dan mampu bersikap ilmiah.
Merencanakan Penelitian Ilmiah
Penelitian merupakan salah satu tahap metode ilmiah yang menggunakan
langkah-langkah yang sistematis dan teratur serta berpikir logis. Setiap orang
yang melakukan penelitian hendaknya didasarkan pada langkah-langkah yang
sistematis. Langkah-langkah sistematis itu standar dan baku. Tahap pertama
penelitian biasanya diawali dengan merencanakan penelitian yang terdiri dari
pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut.
Menetapkan Bentuk Penelitian
Secara garis besar, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek bagaimana
suatu bentuk penelitian dilihat dan dibedakan. Beberapa aspek tinjauan tersebut,
antara lain, aspek tujuan dan aspek metode,
Selengkapnya Tentang Menetapkan Bentuk Penelitian ...
Merumuskan Tujuan Penelitian
Setiap melakukan penelitian pasti ada tujuan yang hendak
dicapai. Beberapa tujuan penelitian, antara lain, sebagai berikut.
Memperoleh Informasi Baru.
Jika fakta atau teori tersebut baru diungkap dan disusun secara
sistematis oleh seorang peneliti, dapat dikatakan bahwa data tersebut baru,
contohnya, teori relativitas Einstein, teori geosentris, dan teoriteori yang
ditemukan peneliti untuk pertama kalinya.
Mengembangkan dan Menjelaskan Teori yang Sudah Ada.
Ketika para peneliti berusaha memecahkan masalah, perlu
dipertimbangkan agar tidak terjadi pengulangan kerja atau penggunaan tenaga yang
sia-sia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencari fakta-fakta penunjang yang
dapat digali dari sumber-sumber hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para
peneliti terdahulu, dihubungkan dengan kegiatan penelitian saat ini, kemudian
dilakukan pendalaman terhadap permasalahan yang hendak dipecahkan sehingga akan
diperoleh perkembangan wawasan pengetahuan. Perhatikan bagan berikut ini!
Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah
Studi Kepustakaan.
Studi kepustakaan dapat berbentuk kajian teoritis yang
pembahasannya difokuskan pada informasi sekitar permasalahan penelitian yang
hendak dipecahkan. Ada beberapa macam sumber informasi yang dapat digunakan
peneliti sebagai bahan studi kepustakaan, di antaranya, sebagai berikut.
Jurnal Penelitian
Dalam jurnal ini, beberapa hasil penelitian terpilih
diterbitkan sehingga dapat digunakan sebagai acuan bagi perkembangan ilmu
pengetahuan yang baru.
Buku
Buku merupakan sumber informasi yang sangat penting karena
sebagian bidang ilmu yang erat kaitannya dengan penelitian diwujudkan dalam
bentuk buku yang ditulis oleh seorang penulis yang berkompeten di bidang
ilmunya.
Surat Kabar dan Majalah
Media cetak ini merupakan sumber pustaka yang cukup baik dan
mudah diperoleh di mana-mana.
Internet
Kemajuan teknologi membawa dampak yang sangat signifikan di
bidang informasi. Para peneliti dapat langsung mengakses internet dan
mendapatkan informasi yang diinginkan dari berbagai negara dengan sangat cepat.
Menyusun Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih bersifat teoritis
dan masih perlu diuji kebenarannya secara empiris melalui data yang diperoleh di
lapangan. Hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulankesimpulan teoritis yang
diperoleh dari penelaahan kepustakaan dan dianggap sebagai jawaban yang paling
mungkin dan paling tinggi kebenarannya. Ada dua macam hipotesis, yaitu sebagai
berikut.
-
Hipotesis alternatif, yaitu dugaan yang menyatakan ada
pengaruh, ada hubungan, atau ada perbedaan antara variabel yang diteliti.
-
Hipotesis nol, yaitu dugaan yang menyatakan tidak ada
pengaruh, tidak ada hubungan, atau tidak ada perbedaan antara variabel yang
diteliti.
Sering kali timbul pertanyaan, ”Manakah di antara kedua
hipotesis itu yang harus dirumuskan sebagai hipotesis penelitian?” Jawabannya
tergantung pada landasan teoritis yang digunakan dalam studi kepustakaan. Jika
landasan teori mengarahkan penyimpulan ke tidak ada pengaruh atau tidak ada
hubungan atau tidak ada perbedaan, hipotesis penelitian yang dirumuskan adalah
hipotesis nol. Sebaliknya, jika tinjauan teoritis mengarahkan penyimpulan ke ada
pengaruh, ada hubungan, atau ada perbedaan, hipotesis penelitian yang dirumuskan
adalah hipotesis alternatif.
Menetapkan
Variabel
Dalam persiapan metodologis untuk menguji hipotesis penelitian,
seorang peneliti harus mengidentifikasi variabel-variabel apa saja yang akan
dilibatkan dalam penelitiannya. Semakin sederhana suatu rancangan penelitian,
semakin sedikit variabel-variabel yang terlibat di dalamnya, begitu juga
sebaliknya. Secara garis besar, variabel terbagi menjadi variabel bebas dan
variabel terikat.
Variabel bebas ialah variabel yang memengaruhi variabel
yang lain, sedangkan variabel terikat ialah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel bebas.
Pemilihan Instrumen (Alat)
untuk Memperoleh Data
Keputusan mengenai alat pengambil data yang akan digunakan
terutama ditentukan oleh variabel yang akan diamati atau diambil datanya. Dengan
kata lain, alat yang digunakan harus disesuaikan dengan variabelnya.
Pertimbangan selanjutnya adalah pertimbangan dari segi kualitas alat, yaitu
taraf reliabilitas dan validitas. Pertimbangan lainnya dilihat dari sudut
praktis, misalnya, besar kecilnya biaya dan mudah sukarnya mengoperasikan alat
tersebut.