A.
Morfologi
Enterobacter
sakazakii adalah bakteri Gram negatif anaerob fakultatif berbentuk
batang dengan pigmen warna kuning dan memiliki kapsul yang
menyelimuti tubuhnya sebagai mekanisme pertahanan diri. Di media
pembiakan, koloninya nampak licin berlendir namun juga terkadang
kering.
B.
Klasifikasi
Kingdom
: Bacteria
Phyllum
: Proteobacteria
Class
: Gamma Proteobacteria
Ordo
: Enterobacteriales
Familia
: Enterobacteriaceae
Genus
: Enterobacter
Species
: Enterobacter sakazakii
Pada
tahun 1980 Enterobacter sakazakii ditemukan sebagai spesies jenis
baru dari famili enterobacteriaceae berdasarkan perbedaan analisa
hibridasi DNA, reaksi biokimia dan uji kepekaan terhadap antibiotik.
Secara biokimia ditandai dengan kemampuan mereduksi nitrat menjadi
nitrit, meragikan glukosa, dan menghasilkan asam, gas.
|
Enterobacter Sakazakii |
C.
Siklus Hidup
Enterobacter
sakazakii tumbuh secara optimal pada temperatur 37 - 44°C dan dapat
bertahan hingga temperatur 60°C. Habitat alami di air,sayuran, namun
sebagian besar hidup dalam makanan, khususnya susu formula atau
bubuk, sereal. Fase stationer selnya resisten terhadapperubahan
tekanan osmotik dan kekeringan apabila dibandingkan dengan spesies
lain di famili enterobacteriaceae.
D.
Penyakit yang Ditimbulkan
Efek
minimal dari penyebaran Enterobacter sakazakii yaitu diare, efek yang
lebih buruknya lagi yaitu : neonatal meningitis (infeksi selaput otak
pada bayi), hidrosefalus (kepala besar karena cairan otak
berlebihan), sepsis (infeksi berat) , necrotizing enterocolitis
(kerusakan berat saluran cerna), dan bahkan infeksi saluran urine.
E.
Penyebaran
Di
dalam tubuh : setelah tertelan, masuk dalam saluran pencernaan,
bertahan dari keasaman lambung dan sampai di usus. Di usus hidup dan
berkembang biak, setelah matang kemudian menginfeksi dinding usus
sehingga dapat masuk ke dalam aliran darah. Akibatnya, Enterobacter
sakazakii dengan racunnya (enterotoksin) sampai di kepala dan
menginfeksi jaringan otak.
Enterotoksin
memiliki 2 subunit A dan B. Subunit B melekat pada sel epitel berbulu
dari usus halus sehingga memungkinkan masuknya subunit A. Subunit A
mengaktifkan adenilat siklasa yang mengakibatkan hipersekresi air dan
klorida serta penghambatan reabsorbsi sodium sehingga terjadi
ketidakseimbangan elektrolit. Lapisan usus menjadi menggembung penuh
cairan sehingga timbul hipermotilitas (gerak peristaltik berlebihan)
dan diare.
F.
Penularan
Sebagian
besar kasusnya, Enterobacter sakazakii menyebar dan menular melalui
susu formula. Secara mendasar, ada 3 rute E. Sakazakii dapat masuk ke
susu formula :
melalui material untuk memproduksi susu formula.
melalui kontaminasi udara bebas setelah pasteurisasi.
melalui kontaminasi ketika penyajian atau pembuatan sebelum
dikonsumsi.
G.
Gejala yang Ditimbulkan
Karena
Enterobacter sakazakii hidup dan berkembang biak di usus, maka
menyebabkan penderitanya diare dan mengalami demam ringan.
H.
Pengobatan da Pencegahan
Pencegahan
Enterobacter
sakazakii dalam susu formula akan mati pada suhu di atas 60°C.
Pengobatan
Bila
terjadi infeksi saluran urine, obatnya trimethoprim sulfametoksasol.
Obat itu digunakan dalam bentuk kombinasi karena sifat sinergisnya.
Demikianlah Materi tentang Enterobacter Sakazakii ini saya sampaikan, Semoga Bermanfaat ...