A. Pengertian Gymnospermae
Istilah
Gymnosperma berasal dari kata Yunani, gymnos berarti telanjang dan
sperma berarti biji. Gymnosperma merupakan tumbuhan yang serbuk
sarinya langsung jatuh pada bakal biji (biji yang belum terbuahi
bukan kepala putik seperti pada tumbuhan bunga) dan bijinya telanjang
(yaitu tidak tertutup dalam buah). Jadi, batasan Gymnosperma adalah
semua tumbuhan dengan biji tanpa buah. Sebagai contoh, Gymnosperma
termasuk Ginkgo, Cycad, Conifer dan anggota Gnetofit (yaitu Ephedra
dan Gnetum).
Gymnosperma
dicirikan dengan tumbuhan yang biasanya membentuk pohon berkayu atau
perdu, tetapi beberapa jenis mirip liana. Sebagian besar Gymnosperma,
tidak ada pembuluh pada xilemnya dengan perkecualian pada gnetophyt.
Dalam anggapan ini, Gymnosperma mirip tumbuhan vaskuler tidak berbiji
dan Angioperma primitif.
Mengingat
Gymnosperma yang hidup secara relatif kecil (sekitar 720 jenis dalam
65 marga), tumbuhan ini sangat beranekaragam dalam struktur
reproduksinya dan tipe daun. Strobili mikrosporangia mungkin tersusun
secara longgar dengan ribuan mikrosporangia, terkumpul menjadi
untaian banyak atau seperti bunga. Tipe daun berkisar dari tunggal,
helaian pipih sampai bentu jarum, daun majemuk mirp ental dan sangat
tereduksi seperti daun Equisetum.
Gymnosperma,
mirip dengan Angiosperma pada ciri tidak dibutuhkannya air oleh
sperma untuk berenang mencapai sel telur. Hanya Cycad dan pohon
Ginkgo yang mempunyai sperma berflagel, tetapi tumbuhan ini dan
tumbuhan biji lainnya harus diserbuki melalui angin, hewan atau air.
Ini berarti gerakan gamet jantan dan gamet betina dalam tumbuhan
berbiji diandalkan pada pengangkutan di udara bukan pada pengangkutan
air akibatnya sebagian besar Gymnosperma menghasilkan serbuk sari
dalam jumlah yang banyak. Sebagai contoh, tiap pohon pinus
menghasilkan 1-2 juta serbuk sari. Demikian pula hutan Conifer di
Swedia yang besar sekali, pada setiap musim semi dapat menghasilkan
75000 ton serbuk sari.
Perbedaan
sangat mencolok di antara Gymnosperma dengan tumbuhan lain meliputi
serbuk sari dan biji dan organ yang mengandungnya. Ciri-ciri ini
sering berbeda secara signifikan dengan organ yang diperbandingkan
dari tumbuhan berbunga.
Serbuk
sari Gymnosperma Walaupun serbuk sari berkembang dengan reduksi
gametofit jantan. Serbuk sari Gymnosperma masih tetap memakai sisa
vegetatif dari talus gametofit. Sisa ini biasanya terdiri dari 1 atau
2 sel disebut sel protalium yang melebur sebelum fertilisasi.
Perkecualian termasuk Gnetum dan beberapa Pinofit yang serbuk sari
mirip dengan angiosperma tidak mempunyai sel protalus.
Serbuk
sari Gymnosperma juga tampak mengandung sisa anteredia nenek moyang.
Sel generatif membelah membentuk sel tangkai dan sel badan yang
menghasilkan sperma. Sel badan terutama anteredium bersel tunggal.
Segera sebelum fertilisasi, sel badan membelah membentuk 2 sperma. Di
antara Gymnosperma, kecuali tipe perkembangan gametofit betina
terjadi pada Gnetum dan Welwitschia, yang sel
generatifnya langsung menjadi sel sperma. Pembentukan sel sperma
secara langsung dari sel generatif juga merupakan ciri Angiosperma.
Biji
Gymnosperma Sebagian besar biji Gymnosperma yang masak terdiri
dari lapisan integumen, gametofit betina multiseluler dan satu
embrio atau lebih. Perkembangan bakal biji dimulai ketika sel tunggal
dalam megasporangium mengalami miosis, membentuk tetrad megaspora
haploid yang linier. Tiga spora biasanya melebur dan sisanya yaitu
megaspora fungsional mengalami pembelahan mitosis yang tidak segera
diikuti sitokinesis. Pada Gnetum, walaupun semua inti
megaspora membelah berulang kali, satu spora berkembang seperti pada
perkembangan kantong embrio tetrasporik lilium. Hasilnya berupa tahap
senositik yang disebut gametofit betina berinti bebas.
Inti
bebas dapat berjumlah paling sedikit 256 pada jenis Ephedra
hingga paling banyak 8000 pada jenis Ginkgo, yang sangat lebih banyak
daripada gametofit betina Angiosperma yaitu hanya 8-16 inti bebas.
Dinding sel selanjutnya terbentuk di sekitar masing-masing inti,
setelah dua atau lebih (hingga 200) arkegonia berkembang pada bagian
mikropil (ujung dari bakal biji). Jika masak, tiap arkegonium
mengandung satu sel telur dan semua sel telur bisa difertilisasi.
Arkegonium tidak ada pada beberapa anggota gnetofit.
|
Siklus
hidup Gymnospermae
|
Embrio
berjumlah banyak terdapat pada satu biji, yang kadang-kadang terjadi
pada beberapa divisi Gymnosperma. Terbentuknya embrio ini dapat
melalui dua cara. Cara yang kurang umum disebut poliembrioni
sederhana, terjadi ketika dua atau lebih zigot tumbuh menjadi embrio.
Cara yang lebih umum yaitu embrio yang banyak berasal dari embrio
tunggal terdiferensiasi menjadi lebih dari satu embrio. Mekanisme ini
disebut dengan poliembrioni sigaran dan menghasilkan embrio klonal.
Tahap
awal perkembangan embrio pada Gymnosperma dicirikan dengan pembelahan
inti bebas dari inti zigot (kecuali mungkin pada beberapa gnetofti).
Embrio berinti bebas terdiri dari sebanyak empat inti pada pinus dan
256 inti pada Cycad. Gametofit jadi seluler, sel dekat mikropil ujung
embrio memanjang menjadi sel suspensor pada semua divisi kecuali
Ginkgophyta.
Penyebaran
Gymnospermae terbatas jika dibandingkan Angiosperma karena, bijinya
telanjang, tidak dilindungi karpel; tidak dapat diperbanyak secara
vegetatif seperti Angiospermae (secara stek, cangkok); secara
ekonomi, kurang kegunaannya bagi manusia; xilem tidak punya vessel
(trakea), floem tidak punya sel pengiring; penyebaran, anemofili dan
manusia; uniseksual; pembuahan tunggal.
Gymnospermae
mempunyai persamaan dengan angiospermae antara lain keduanya berupa
pohon dan semak; sistem akar berkembang dengan baik, akar bisa
diarch, triach, tetrach, atau polyarch. Xilem exsarch pada akar,
terjadi pertumbuhan sekunder; keduanya menghasilkan biji; keduanya
heterospora, gametofit tereduksi; megaspora terdapat dalam
megasporangium (nuselus) dan tidak pernah lepas; nuselus dikelilingi
oleh integumen membentuk struktur yang disebut bakal biji. Bakal biji
mempunyai mikropil, bisa bertangkai atau sesil; serbuk sari tumbuh
menjadi buluh serbuk.
B. Pengertian Angiospermae
Angiospermae
merupakan golongan tumbuhan yang dominan hidup sampai saat ini yang
terdiri dari 300 suku. Diantara suku-suku yang termasuk Angiospermae
yang penting adalah golongan rumput-rumputan (Graminae) ± 7500
jenis. Keberhasilan Angiopsermae mendominasi lingkungan antara lain:
kemampuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang biak pada hampir
semua macam lingkungan; adanya bunga, buah dan biji; banyak yang
berguna bagi kehidupan manusia sehingga diusahakan untuk
dikembangbiakkan; dapat diperbanyak dengan stek, okulasi, sambung dan
cara vegetatif lainnya.
Angiospermae
mempunyai ciri-ciri antara lain: bakal biji tertutup oleh suatu badan
yang berasal dari daun buah (karpel); gametofit sederhana; pembuahan
ganda. Angiospermae dibedakan dalam 2 kelas yaitu Dicotyledonae dan
Monocotyledonae. Monocotyledonae mempunyai ciri: akar serabut; batang
percabangannya sedikit, buku-buku terlihat jelas; bertulang daun
paralel, melengkung; jumlah bagian bunga 3 atau kelipatannya; embrio
mempunyai 1 kotiledon; jaringan pengangkut pada batang tersebar,
tidak berkambium (umumnya), sedangkan pada Dicotyledonae cirinya:
akar tunggang; batang percabangannya banyak, buku-buku tak terlihat
jelas; daun menjari, menyirip; jumlah bagian bunga 4, 5 atau
kelipatannya; embrio mempunyai 2 kotiledon; jaringan pengangkut pada
batang tersusun dalam lingkaran dan berkambium.
|
Siklus
hidup Angiospermae
|
Demikianlah Materi Penjelasan Tentang Gymnospermae dan Angiospermae ini saya sampaikan, Semoga Bermanfaat ...