• Tentang
  • Panduan Pengguna
  • Kebijakan Cookie
  • Peta Situs

Biologi Indonesia

Media Pembelajaran online ilmu Biologi

  • Home
  • Makalah
  • Bank Soal
  • Berita
  • Materi
  • Kelas 10
  • Kelas 11
  • Kelas 12
Home » materi » sma » tumbuhan » Penjelasan Tentang Gymnospermae dan Angiospermae

Penjelasan Tentang Gymnospermae dan Angiospermae

materi, sma, tumbuhan

A. Pengertian Gymnospermae

Istilah Gymnosperma berasal dari kata Yunani, gymnos berarti telanjang dan sperma berarti biji. Gymnosperma merupakan tumbuhan yang serbuk sarinya langsung jatuh pada bakal biji (biji yang belum terbuahi bukan kepala putik seperti pada tumbuhan bunga) dan bijinya telanjang (yaitu tidak tertutup dalam buah). Jadi, batasan Gymnosperma adalah semua tumbuhan dengan biji tanpa buah. Sebagai contoh, Gymnosperma termasuk Ginkgo, Cycad, Conifer dan anggota Gnetofit (yaitu Ephedra dan Gnetum).

Gymnosperma dicirikan dengan tumbuhan yang biasanya membentuk pohon berkayu atau perdu, tetapi beberapa jenis mirip liana. Sebagian besar Gymnosperma, tidak ada pembuluh pada xilemnya dengan perkecualian pada gnetophyt. Dalam anggapan ini, Gymnosperma mirip tumbuhan vaskuler tidak berbiji dan Angioperma primitif.
Mengingat Gymnosperma yang hidup secara relatif kecil (sekitar 720 jenis dalam 65 marga), tumbuhan ini sangat beranekaragam dalam struktur reproduksinya dan tipe daun. Strobili mikrosporangia mungkin tersusun secara longgar dengan ribuan mikrosporangia, terkumpul menjadi untaian banyak atau seperti bunga. Tipe daun berkisar dari tunggal, helaian pipih sampai bentu jarum, daun majemuk mirp ental dan sangat tereduksi seperti daun Equisetum.
Gymnosperma, mirip dengan Angiosperma pada ciri tidak dibutuhkannya air oleh sperma untuk berenang mencapai sel telur. Hanya Cycad dan pohon Ginkgo yang mempunyai sperma berflagel, tetapi tumbuhan ini dan tumbuhan biji lainnya harus diserbuki melalui angin, hewan atau air. Ini berarti gerakan gamet jantan dan gamet betina dalam tumbuhan berbiji diandalkan pada pengangkutan di udara bukan pada pengangkutan air akibatnya sebagian besar Gymnosperma menghasilkan serbuk sari dalam jumlah yang banyak. Sebagai contoh, tiap pohon pinus menghasilkan 1-2 juta serbuk sari. Demikian pula hutan Conifer di Swedia yang besar sekali, pada setiap musim semi dapat menghasilkan 75000 ton serbuk sari.
Perbedaan sangat mencolok di antara Gymnosperma dengan tumbuhan lain meliputi serbuk sari dan biji dan organ yang mengandungnya. Ciri-ciri ini sering berbeda secara signifikan dengan organ yang diperbandingkan dari tumbuhan berbunga.
Serbuk sari Gymnosperma Walaupun serbuk sari berkembang dengan reduksi gametofit jantan. Serbuk sari Gymnosperma masih tetap memakai sisa vegetatif dari talus gametofit. Sisa ini biasanya terdiri dari 1 atau 2 sel disebut sel protalium yang melebur sebelum fertilisasi. Perkecualian termasuk Gnetum dan beberapa Pinofit yang serbuk sari mirip dengan angiosperma tidak mempunyai sel protalus.
Serbuk sari Gymnosperma juga tampak mengandung sisa anteredia nenek moyang. Sel generatif membelah membentuk sel tangkai dan sel badan yang menghasilkan sperma. Sel badan terutama anteredium bersel tunggal. Segera sebelum fertilisasi, sel badan membelah membentuk 2 sperma. Di antara Gymnosperma, kecuali tipe perkembangan gametofit betina terjadi pada Gnetum dan Welwitschia, yang sel generatifnya langsung menjadi sel sperma. Pembentukan sel sperma secara langsung dari sel generatif juga merupakan ciri Angiosperma.
Biji Gymnosperma Sebagian besar biji Gymnosperma yang masak terdiri dari lapisan integumen, gametofit betina multiseluler dan satu embrio atau lebih. Perkembangan bakal biji dimulai ketika sel tunggal dalam megasporangium mengalami miosis, membentuk tetrad megaspora haploid yang linier. Tiga spora biasanya melebur dan sisanya yaitu megaspora fungsional mengalami pembelahan mitosis yang tidak segera diikuti sitokinesis. Pada Gnetum, walaupun semua inti megaspora membelah berulang kali, satu spora berkembang seperti pada perkembangan kantong embrio tetrasporik lilium. Hasilnya berupa tahap senositik yang disebut gametofit betina berinti bebas.

Inti bebas dapat berjumlah paling sedikit 256 pada jenis Ephedra hingga paling banyak 8000 pada jenis Ginkgo, yang sangat lebih banyak daripada gametofit betina Angiosperma yaitu hanya 8-16 inti bebas. Dinding sel selanjutnya terbentuk di sekitar masing-masing inti, setelah dua atau lebih (hingga 200) arkegonia berkembang pada bagian mikropil (ujung dari bakal biji). Jika masak, tiap arkegonium mengandung satu sel telur dan semua sel telur bisa difertilisasi. Arkegonium tidak ada pada beberapa anggota gnetofit.
Siklus hidup Gymnospermae
Siklus hidup Gymnospermae

Embrio berjumlah banyak terdapat pada satu biji, yang kadang-kadang terjadi pada beberapa divisi Gymnosperma. Terbentuknya embrio ini dapat melalui dua cara. Cara yang kurang umum disebut poliembrioni sederhana, terjadi ketika dua atau lebih zigot tumbuh menjadi embrio. Cara yang lebih umum yaitu embrio yang banyak berasal dari embrio tunggal terdiferensiasi menjadi lebih dari satu embrio. Mekanisme ini disebut dengan poliembrioni sigaran dan menghasilkan embrio klonal.
Tahap awal perkembangan embrio pada Gymnosperma dicirikan dengan pembelahan inti bebas dari inti zigot (kecuali mungkin pada beberapa gnetofti). Embrio berinti bebas terdiri dari sebanyak empat inti pada pinus dan 256 inti pada Cycad. Gametofit jadi seluler, sel dekat mikropil ujung embrio memanjang menjadi sel suspensor pada semua divisi kecuali Ginkgophyta.
Penyebaran Gymnospermae terbatas jika dibandingkan Angiosperma karena, bijinya telanjang, tidak dilindungi karpel; tidak dapat diperbanyak secara vegetatif seperti Angiospermae (secara stek, cangkok); secara ekonomi, kurang kegunaannya bagi manusia; xilem tidak punya vessel (trakea), floem tidak punya sel pengiring; penyebaran, anemofili dan manusia; uniseksual; pembuahan tunggal.
Gymnospermae mempunyai persamaan dengan angiospermae antara lain keduanya berupa pohon dan semak; sistem akar berkembang dengan baik, akar bisa diarch, triach, tetrach, atau polyarch. Xilem exsarch pada akar, terjadi pertumbuhan sekunder; keduanya menghasilkan biji; keduanya heterospora, gametofit tereduksi; megaspora terdapat dalam megasporangium (nuselus) dan tidak pernah lepas; nuselus dikelilingi oleh integumen membentuk struktur yang disebut bakal biji. Bakal biji mempunyai mikropil, bisa bertangkai atau sesil; serbuk sari tumbuh menjadi buluh serbuk.

B. Pengertian Angiospermae

Angiospermae merupakan golongan tumbuhan yang dominan hidup sampai saat ini yang terdiri dari 300 suku. Diantara suku-suku yang termasuk Angiospermae yang penting adalah golongan rumput-rumputan (Graminae) ± 7500 jenis. Keberhasilan Angiopsermae mendominasi lingkungan antara lain: kemampuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang biak pada hampir semua macam lingkungan; adanya bunga, buah dan biji; banyak yang berguna bagi kehidupan manusia sehingga diusahakan untuk dikembangbiakkan; dapat diperbanyak dengan stek, okulasi, sambung dan cara vegetatif lainnya.

Angiospermae mempunyai ciri-ciri antara lain: bakal biji tertutup oleh suatu badan yang berasal dari daun buah (karpel); gametofit sederhana; pembuahan ganda. Angiospermae dibedakan dalam 2 kelas yaitu Dicotyledonae dan Monocotyledonae. Monocotyledonae mempunyai ciri: akar serabut; batang percabangannya sedikit, buku-buku terlihat jelas; bertulang daun paralel, melengkung; jumlah bagian bunga 3 atau kelipatannya; embrio mempunyai 1 kotiledon; jaringan pengangkut pada batang tersebar, tidak berkambium (umumnya), sedangkan pada Dicotyledonae cirinya: akar tunggang; batang percabangannya banyak, buku-buku tak terlihat jelas; daun menjari, menyirip; jumlah bagian bunga 4, 5 atau kelipatannya; embrio mempunyai 2 kotiledon; jaringan pengangkut pada batang tersusun dalam lingkaran dan berkambium.

Siklus hidup Angiospermae
Siklus hidup Angiospermae

Demikianlah Materi Penjelasan Tentang Gymnospermae dan Angiospermae ini saya sampaikan, Semoga Bermanfaat ...
Tweet

You Might Like :

Fotosintesis - Materi Biologi
Fotosintesis - Materi Biologi
Kingdom Animalia
Kingdom Animalia
Kingdom Plantae
Kingdom Plantae
Jaringan  - Materi Biologi Dasar
Jaringan - Materi Biologi Dasar
Sel - Materi Biologi Dasar
Sel - Materi Biologi Dasar
← Posting Lebih Baru Posting Lama → Beranda

Kami juga ada di Facebook

Saran Materi

  • Cara atau Langkah-langkah Menggunakan Mikroskop
  • Mekanisme Sensoris dan Motoris pada Indra Peraba, Pengecap dan Pembau
  • Klasifikasi Bakteri Berdasarkan Sifat Fisiologisnya
  • Penjelasan Mengenai Divisi Thallophyta (Tumbuhan Talus)
  • Pengertian dan Penjelasan Tentang Virus Influenza (Orthomyxovirus famili)
Diberdayakan oleh Blogger.
  • Laporan Praktikum

Dapatkan Materi Via Email

Masukkan Email Anda:

Delivered by FeedBurner

Copyright 2012 - 2015 Biologi Indonesia - All Rights Reserved A Member Of Sains mini - Powered by Blogger