Proses
mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga
dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke
koklea. Getaran tersebut menggetarkan membrane timpani diteruskan ke
telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan
mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan
perkalian perbandingan luas membrane timpani dan tingkap lonjong.
Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes
yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala
vestibule bergerak.
Getaran
diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong endolimfa,
sehingga akan menimbulkan gerak relative antara membrane basilaris
dan membrane tektoria. Proses ini merupakan rangsang
mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel
rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion
bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses
depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke
dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf
auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke korteks
pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.
|
Anatomi Telinga Manusia |
Telinga
terdiri dari 3 bagian utama yaitu :
1.
Telinga Bagian Luar
Terdiri
dari daun telinga dan liang telinga (audiotory canal), dibatasi oleh
membran timpani. . Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastic dan
kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan
pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam
rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5-3 cm. Pada
sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak serumen
(kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada
seluruh kulit liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya
sedikit dijumpai kelenjar serumen.
Telinga
bagian luar berfungsi sebagai mikrofon yaitu menampung gelombang
suara dan menyebabkan membran timpani bergetar. Semakin tinggi
frekuensi getaran semakin cepat pula membran tersebut bergetar begitu
pula sebaliknya.
2.
Telingah Bagian Tengah
Telinga
tengah berbentuk kubus dengan :
batas luar : membran timpani
batas depan : tuba eustachius
batas bawah : vena jugularis (bulbus jugularis)
batas belakang : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis
batas atas : tegmen timpani (meningen/otak)
batas dalam : berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semi
sirkularis horizontal, kanalis fasialis, tinkgap lonjong (oval
window), tingkap (round window), dan promontorium.
Tulang
pendengaran di dalam telinga tengah saling berhubungan. Prosesus
longus maleus melekat pada membran timpani, maleus mekelat pada
inkus, dan inkus melekat pada stapes. Martil landasan-sanggurdi yang
berfungsi memperbesar getaran dari membran timpani dan meneruskan
getaran yang telah diperbesar ke oval window yang bersifat fleksibel.
Oval window ini terdapat pada ujung dari cochlea.
3.
Telinga Bagian Dalam
Telinga
dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah
lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis
semisirkularis. Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema,
menghubungkan perlimfa skala timpani dengan skala vestibuli. Kanalis
semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk
lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak
skala vestibule sebelah atas, skala timpani di sebelah bawah dan
skala media (duktus koklearis) diantaranya. Skala vestibule dan skala
timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa.
Dasar skala vestibuli disebut sebagai membrane vestibule (Reissner’s
membrane) sedangkan dasar skala media adalah membrane basalis. Pada
membrane ini terletak organ Corti. Pada skala media terdapat bagian
yang berbentuk lidah yang disebut membrane tektoria, dan pada
membrane basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam,
sel rambut luar dan kanalis Corti, yang membentuk organ Corti.