1.
Definisi Gagal Jantung
Gagal
jantung adalah keadaan dimana jantung tidak lagi mampu memompa darah
dalam jumlah yang memadai ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh walaupun darah balik masih normal. Sebagai pompa,
ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kerja jantung.
Faktor-faktor tersebut adalah kontraktilitas miokard, denyut jantung
(kekuatan, irama, dan kecepatan pompa jantung), beban awal dan beban
akhir. Beban awal (preload) merupakan beban yang diterima ventrikel
kiri saat akhir diastol. Hal ini sama dengan volume akhir diastolik
ventrikel kiri ( Left ventricular end diastolic volume) dan tekanan
pada akhir diastol disebut tenanan akhir pengisian akhir diastol
ventrikel kiri (left ventricular filling pressure). Beban awal
ditentukan oleh jumlah darah yang kembali dari sistem vena ke atrium
kanan dan dipompakan ke paru-paru untuk kembali ke ventrikel kiri.
Beban akhir merupakan beban yang dihadapi otot jantung saat
berkontraksi memompa darah keluar ventrikel kiri menuju aorta.
Gagal
jantung merupakan keadaan klinis dan bukan suatu diagnosis, sehingga
penyebabnya harus tetap dicari. Hukum Frank-Starling menyatakan,
energi kontraksi sebanding dengan panjang awal serat otot jantung.
Sehingga dengan diregangnya otot, timbul peningkatan tegangan sampai
maksimal dan kemudian menurun dengan semakin bertambahnya regangan.
Pada keadaan fisiologis semakin besar volume ventrikel selama
diastolik, semakin teregang serat jantung sebelum stimulasi, dan akan
semakin besar pula kekuatan kontraksi berikutnya. Hal ini menunjukkan
bahwa, peningkatan ventricular output berhubungan dengan preload
(peregangan serat-serat miokardium sebelum kontraksi). Cardiac output
dipengaruhi oleh stroke volume dan frekuensi jantung. Ventricular
stroke volume dipengaruhi oleh preload, afterload dan kontraktilitas
miokardium. Stroke volume akan meningkat bila terjadi peningkatan
preload, penurunan afterload, atau peningkatan kontraktilitas.
2.
Etiologi Gagal Jantung
Gagal
jantung paling sering diakibatkan oleh kegagalan kontraktilitas
miokard, seperti yang terjadi pada infark miokardium, hipertensi dan
kardiomiopati. Namun pada kondisi tertentu, bahkan miokardium dengan
kontraktilitas yang baik tidak dapat memenuhi kebutuhan darah
sistemik keseluruh tubuh untuk memenuhi seluruh kebutuhan metabolik
tubuh. Kondisi ini dapat disebabkan oleh masalah-masalah mekanik,
misalnya pada regurgitasi katup berat, fistuloa arteriovena,
defisienti tiamin, hipertiroid. Hipertensi dan jantung koroner
merupakan penyebab terbanyak gagal jantung. Faktor resiko independen
gagal jantung serupa dengan faktor resiko pada penyakit jantung
koroner antara lain peningkatan kolesterol, hipertensi dan diabetes.
Selain itu pemberian obat-obatan seperti beta bloker dan antagonis
kalsium dapat menekan kontraktilitas miokard dan obat kemoterapeutik
seperti doksorubicin dapat menyebabkan kerusakan miokard. Kerusakan
miokard juga dapat disebabkan oleh konsumsi alkohol dalam jumlah
besar yang bersifat kardiotoksik.
Aritmia
juga dapat mengurangi efesiensi jantung, seperti yang terjadi pada
fibrilasi atrium atau disosiasi dari kontraksi ventrikel (blok
jantung). Takikardia baik itu venrikel maupun atrium dapat menurunkan
waktu pengisian ventrikel, meningkatkan beban kerja miokardium dan
kebutuhan oksigen sehingga menyebabkan iskemia miokard, dan bila hal
tersebut terjadi dalam waktu lama dapat menyebabkan dilatasi
ventrikel.