Pengertian Enzim - Enzim adalah
sekelompok protein yang berperan sebagai pengkatalis dalam reaksi-reaksi
biologis. Enzim dapat juga didefenisikan sebagai biokatalisator yang dihasilkan
oleh jaringan yang berfungsi meningkatkan laju reaksi dalam jaringan itu sendiri.
Semua enzim yang diketahui hingga kini hampir seluruhnya adalah
protein. Berat molekul enzim pun sangat beraneka ragam,
meliputi rentang yang sangat luas (Suhtanry &
Rubianty, 1985).
Enzim
digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masingmasing enzim
diberi nama menurut nama substratnya, misalnya urease, arginase dan lain-lain.
Di samping itu ada pula beberapa enzim yang dikenal dengan nama lama misalnya
pepsin, tripsin dan lain-lain. Oleh Commision on Enzymes of the International
Union of Biochemistry, enzim dibagi dalam enam golongan besar. Penggolongan
ini didasarkan atas reaksi kimia di mana enzim memegang peranan. Enam
golongan tersebut ialah (Poedjiadi, 2006):
1.
Oksidoreduktase
2. Transferase
3. Hidrolase
4. Liase
5. Isomerase
6. Ligase
Dalam
mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa istilah diantaranya holoenzim,
apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim, dan substrat. Apoenzim adalah
suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari protein, sedangkan holoenzim adalah enzim
yang mengandung gugus protein dan gugus non protein. Gugus yang
bukan protein tadi dikenal dengan istilah kofaktor. Pada
kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan
sukar terurai dalam larutan yang disebut gugus prostetik dan adapula yang
tidak terikat kuat pada protein sehingga mudah terurai yang disebut koenzim. Baik
gugus prostetik maupun koenzim, keduanya merupakan bagian yang memungkinkan
enzim bekerja pada substrat. Substrat merupakan zat-zat yang diubah atau
direaksikan oleh enzim (Poedjadi, 2006).
Enzim
meningkatkan laju sehingga terbentuk kesetimbangan kimia antara produk
dan pereaksi. Pada keadaaan kesetimbangan, istilah pereaksi dan produk tidaklah
pasti dan bergantung pada pandangan kita. Dalam keadaan fisiologi yang normal,
suatu enzim tidak mempengaruhi jumlah produk dan pereaksi yang sebenarnya
dicapai tanpa kehadiran enzim. Jadi, jika keadaan kesetimbangan tidak menguntungkan
bagi pembentukan senyawa, enzim tidak dapat mengubahnya (Salisbury,
1995).
Sebagai mana
protein pada umumnya, molekul enzim juga mempunyai struktur
tiga dimensi. Diantaranya jenis-jenis struktur tersebut, hanya satu saja yang mendukung
fungsi enzim sebagai biokatalisator, diantaranya jenis-jenis
struktur tersebut, diperlukan suhu dan pH yang sesuai.
Apabila kedua faktor tersebut tidak terpenuhi, enzim
akan kehilangan sifat dan kemampuannya (Sadikin, 2002).
Secara dingkat,
sifat-sifat enzim tersebut antara lain (Dwidjoseputro, 1992) :
1. berfungsi
sebagi biokatalisator
2. merupakan
suatu protein
3. bersifat
khusus atau spesifik
4. merupakan
suatu koloid
5. jumlah yang
dibutuhkan tidak terlalu banyak
6. tidak tahan
panas
Fungsi enzim
sebagai katalis untuk reaksi kimia dapat terjadi baik didalam maupun
diluar sel. Suatu enzim bekerja secara khas terhadap suatu substrat tertentu. Suatu
enzim dapat bekerja 108
sampai
1011
kali
lebih cepat dibandingkan laju reaksi tanpa katalis.
Enzim bekerja sebagai katalis dengan cara menurunkan energi aktifasi, sehingga
laju reaksi meningkat (Poedjadi, 2006).
Enzim-enzim
hingga kini diketahui berupoa molekul-molekul besar yang berat
molekulnya ribuan. Karena enzim tersebut dilarutkandalam air, maka akan menjadi
suatu koloid Beberapa enzim, diketahui memiliki kemampuan untuk mengubah
substrat menjadi hasil akhir dan sebaliknya, yaitu mengubah kembali hasil akhir
menjadi substrat jika kondisi lingkungan berubah. Contohnya adalah enzimenzim dari
golongan protease dan urase serta beberapa jenis enzim lainnya (Dwidjoseputro,
1992).
Suatu enzim
hanya dapat bekerja spesifik pada suatu substrat untuk suatu perubahan
tertentu. Misalnya, sukrase akan menguraikan rafinosa menjadi
melibiosa dan fruktosa, sedangkan oleh emulsin, rafinosa
tersebut akan terurai menjadi sukrosa dan galaktosa
(Salisbury, 1995).
Seperti halnya
katalisator, enzim juga dipengaruhi oleh temperatur. Hanya saja
enzim ini tidak tahan panas seperti katalisator lainnya. Kebanyakan enzim akan menjadi
non aktif pada suhu 50o
C
(Poedjiadi, 2006).
Apabila suhu
terlalu tinggi, struktur tiga dimensi enzim akan rusak, sehingga substrat
tidak lagi dapat terikat dengannya. Dengan demikian enzim
tersebut tidak akan dapat menjalankan fungsinya lagi sebagai
biokatalisator. Pada umumnya denaturasi ini
bersifat tidak terbalikan atau permanen (Salisbury, 1995).
Demikianlah Materi tentang Pengertian Enzim , semoga bermanfaat ...