• Tentang
  • Panduan Pengguna
  • Kebijakan Cookie
  • Peta Situs

Biologi Indonesia

Media Pembelajaran online ilmu Biologi

  • Home
  • Makalah
  • Bank Soal
  • Berita
  • Materi
  • Kelas 10
  • Kelas 11
  • Kelas 12
Home » materi » sma » tumbuhan » umum » Penjelasan Tentang Perkecambahan

Penjelasan Tentang Perkecambahan

materi, sma, tumbuhan, umum
Perkecambahan sering dianggap sebagai permulaan kehidupan tumbuhan. Perkecambahan etrjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula (calon batang). radikula tumbuh kebawah menjadi akar sedangkan plumula tumbuh keatas menjadi batang (Ahapidin, 2009).

Perkecambahan ditandai dengan munculnya kecambah, yaitu tumbuhan kecil dan masih hidup dari persediaan makanan yang berada dalam biji. Ada empat bagian penting pada biji yang berkecambah, yaitu batang lembaga (kaulikulus), akar embrionik (akar lembaga) atau radikula) , Kotiledon (daun lembaga), dan pucuk lembaga (plumula). Kotiledon merupakan cadangan mkanan pada kecambah karena pada saat perkecambahan, tumbuhan belum bisa melakukan fotosintesis (Ahapidin, 2009).

Air merupakan kebutuhan mutlak bagi perkecambahan. Tahap pertama perkecambahan adalah penyerapan air dengancepat secara imbibisi. air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga biji melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang disimpan pada kotiledon, dan nutrien-nutriennya dipindahkan kebagian embrio yang sedang tumbuh. Enzim yang berperan dalam pencernaan cadangan makanan adalah enzim amilase, beta-amilase dan protease. Hormon giberelin berperan penting untuk aktivasi dan mensintesis enzim-enzim tersebut (Ahapidin, 2009).

Perkecambahan biji ada dua macam, yaitu perkecambahan epigeal dan hypogeal (Ahapidin, 2009).
a. Perkecambahan epigeal
Perkecambahan epigeal adalah tumbuhnya hipokotil yang memanjang sehingga plumula dan kotiledon terangkat kepermukaan tanah. Kotiledon tersebut dapat melakukan fotosisntesis selama daun belum terbentuk contoh perkecambahan kacang hijau, bunga matahari, kedelai, kacang tanah. Dalam proses perkecambahan ini organ pertama yang muncul dari biji yang berkecambah adalah radikula, berikutnya ujung radikula harus menembus permukaan tanah.Pada banyak tumbuhan dikotil dengan rangsangan oleh cahaya, ruas batang dibawah daun lembaga (hipokotil) akan tumbuh lurus mengangkat kotiledon dan epikotil. Dengan demikian epikotil dan kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Epikotil memunculkan helai daun pertamanya mengembang dan menjadi hijau, serta mulai membuat makanan melalui fotosintesis. kotiledon akan layu dan rontok dari benih karena cadangan makanannya telah habis oleh embrio yang berkecambah.

b. Perkecambahn hipogeal
Perkecambahn hipogeal adalah tumbuhnya epikotil yang memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah contoh perkecambahan kacang kapri, kacang ercis, jagung dan rumput-rumputan.

Di dalam dormansi biji dapat disebabkan karena embrio yang belum masak, impermeabilitas kult biji terhadap air dan kadang-kadang terhadap oksigen. Penyebab lain terjadinya dormansi pada biji adalah adanya zat penghambat perkecambahan. Cairan buah tertentu seperti jeruk mengandung zat penghambat perkecambahan, sehingga mencegah biji buah berkecambah ketika masih dalam tubuh. Dormansi karena adanya zat penghambat dapat dihilangkan dengan mencuci biji dalam air, sehingga zat penghambatnya hilang. Senyawa penghambat kimia juga sering terdapat pada biji dan sering penghambat ini harus dikeluarkan lebih dulu sebelum perkecambahan dapat berlangsung. Penghambatan biji tidak hanya terjadi di biji, tetapi juga di daun, akar, dan bagian tumbuhan lain (Salisburry dan Ross, 1985) .

Penghambatan ini ditandai dengan adanya suatu fase istirahat pada tanaman yang dikenal dengan istilah dormansi. Dapat juga didefenisikan sebagai fase istirahat organ-organ tanaman yang masih berpotensi untuk tumbuh aktif karena mengandung jaringan meristem. Walaupun dormansi itu sendiri tidak berlangsung konstan atau tetap, tetapi akan terhenti sehingga pertumbuhan dapat berjalan kembali (Dwidjoseputro, 1988).

Biji akan berkecambah setelah mengalami masa dorman yang banyak disebabkan berbagai faktor internal, seperti embrio masih berbentuk rudimen atau belum masak, kulit biji yang tahan atau impermeabel, atau adanya penghambat tumbuh. Perkecambahan sesungguhnya adalah pertumbuhan embrio yang dimulai kembali setelah penyerapan air atau imbibisi (Goldswanthy dan Fisher., 1992).

Bila dormansi berakhir dengan adanya imbibisi air, dan pada keadaan tertentu, dengan hilangnya inhibitor, biji kembali menjadi pusat aktivitas metabolisme yang tinggi. Sel-sel dalam embrio membesar, dan organel-organel subseluler terorganisasi. Pada beberapa tumbuhan aktivitas sitokinin dan giberalin meningkat dengan cepat segera setelah embrio menjadi turgid kembali (Dwidjoseputro, 1988).

Sewaktu pertama kali dipanen, buah jeruk acapkali terlalu hijau untuk dapat diterima di pasaran, sehingga untuk mempercepat proses pewarnaan kuning yang merata, petani jeruk biasanya menyimpan jeruk ditempat yang teduh yang tetap hangat dan lembab. Ketika petani mencoba sistem pemanasan yang lebih modern, ternyata buah jeruknya tidak lagi berubah warna secara baik. Mengikuti petunjuk ini, segera diketahui bahwa faktor penting dalam proses pemasakan bukanlah panas melainkan sejumlah kecil gas etilen [CH2CH2] yang dikeluarkan oleh minyak tanah yang dibakar. Sejak itu diketahui bahwa kebanyakan buah membentuk etilennya sendiri, dan inilah pemicu proses pemasakan. Diantara sekian banyak perubahan yang disebabkan etilen adalah perubahan permeabilitas membran sel. Salah satu akibatnya ialah memberikan enzim penghancur klorofil pada kloroplas, perubahan klorofil pigmen merah atau pigmen kuning dalam sel- sel buah tidak terlindungi dan buah menampakkan warna masaknya (Salisburry dan Ross, 1985).

Asam absisat juga dikenal sebagai faktor penghambat dalam koordinasi kegiatan tumbuhan. Ini dimungkinkan agar tumbuhan dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang buruk dengan menunda pertumbuhan (dormansi) (Fiter, 1991).

Respon sel yang paling umum terhadap ABA adalah terhambatnya pertumbuhan. ABA memperlihatkan bahwa senyawa ini meningkat tajam pada daun dan kuncup, yaitu hari mulai pendek di akhir musin panas. Mereka juga menemukan pemberian langsung ABA pada kuncup yang tidak dorman yang dapat menyebabkan dormansi. Dalam musim gugur, daun-daun dewasa dari pohon-pohon tertentu seperti pobon Brich dan pohon Camore membentuk suatu substansi yang menghentikan pertumbuhan pada meristem epikal batang dan mengubahnya menjadi kuncup dorman. Daun-daun yang baru tumbuh di atas meristem tersebut berubah menjadi sisik kuncup kaku yang membungkus meristem rapat-rapat an akan melindunginnya rapat-rapat terhadap kerusakan mekanisme dan kekeringan selama bulan-bulan musim dingin. Zat yang bertanggung jawab terhadap perubahan meristem epikal menjadi kuncup dorman itu setelah diidetifikasi dan dinamakan asam absisat. Diperkirakan zat ini mengalir dari tempat pembentuknya , yaitu daun-daun dewasa ke meristem epikal melalui floem. Sekali suatu kuncup menjadi dorman, biasanya tidak dapat diakifkan kembali (Salisburry dan Ross, 1985).

Kandungan kimia buah jeruk terutama mengandung bantak asam sitrat 7 – 7,6 %. Juga didapati adanya damar, lemak, vitamin B 1 , dan vitamin C. selain itu jeruk nipis juga mengandung minyak terbang antara lain sitrat, limonene, tellandren, lemon kamfer, geranilasetat, cadinen, dan linaliin asetat. Selain itu 100 gram buah jeruk mengandung vitamin C sebesar 29 mg, kalsium 40 mg, fosofor 22 mg, hidrat arang 12,4 mg, vitamin B 1 0,04 mg, zat besi 0,6 mg, lemak 0,15 gram, kalori 37 gram, protein 0,8 gram, dan air 86 gram (Heddy, 1983).

Kandungan kimia buah tomat terkandung zat-zat antara lain vitamin c, vitamin A, protein, karbohidrat, lemak, kalsium, fosfor, mineral dan zat besi (Heddy, 1983).


Tweet

You Might Like :

Pengertian dan Penjelasan Tentang V...
Pengertian dan Penjelasan Tentang V...
Pengertian dan Penjelasan Tentang P...
Pengertian dan Penjelasan Tentang P...
Pengertian dan Penjelasan Tentang E...
Pengertian dan Penjelasan Tentang E...
Pengertian dan Penjelasan Tentang B...
Pengertian dan Penjelasan Tentang B...
Penjelasan Tentang Streptobacillus ...
Penjelasan Tentang Streptobacillus ...
← Posting Lebih Baru Posting Lama → Beranda

Kami juga ada di Facebook

Saran Materi

  • Perbandingan Teori Evolusi Darwin dan Lamarck
  • Penjelasan Tentang Determinasi Tumbuhan
  • Pengertian dan Penjelasan Tentang Pneumocystis jirovecii
  • Penjelasan Mengenai Devisi Schizophyta (Tumbuhan Belah)
  • Tahap-Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Manusia
Diberdayakan oleh Blogger.
  • Laporan Praktikum

Dapatkan Materi Via Email

Masukkan Email Anda:

Delivered by FeedBurner

Copyright 2012 - 2015 Biologi Indonesia - All Rights Reserved A Member Of Sains mini - Powered by Blogger