Darah
dan sistem sirkulasinya berperan penting dalam menentukan normal
tidak normalnya tubuh,bahkan sangat menentukan hidup atau matinya
seseorang. Jika sistem sirkulasi darah mengalami kelainan atau
gangguan,maka sistem-sistem lainnya dalam tubuh akan turut terganggu.
Peranan darah dalam menentukan kenormalan tubuh seseorang tidak dapat
digantikan oleh alat atau zat apapun. Sampai saat ini belum ada ahli
yang mampu mensintesis suatu zat yang komposisinya sama dengan
komposisi darah dan peranannya.
Dengan
demikian wajarlah jika setiap orang memberikan perhatian khusus
terhadap pemeliharaan kenormalan darahnya. Pemeliharaan kenormalan
darah dapat dilakukan melalui beberapa cara,misalnya pengaturan pola
makan dan makanan yang dikonsumsi (makanan seimbang), olahraga yang
teratur,memelihara kebersihan untuk mencegah infeksi,disiplin dalam
tata hidup yang teratur,dan perencangan serta pengaturan perkawinan.
Volume
darah manusia kurang lebih 1/13 dari berat badan. Jadi kalau misalnya
berat badan seseorang 65 kg,maka volume darahnya = 1/13 kali 65 liter
= 5 liter. Darah merupakan cairan tubuh yang tergolong
intravaskullar,artinya berada dalam satu pembuluh. Darah dan organ –
organ pendukungnya (jantung dan pembuluh darah) membentuk suatu
sistem yang disebut sistem sirkulasi darah.
1.
Penyebab kelainan dan gangguan sistem sirkulasi darah
Kelainan
dan gangguan pada sistem sirkulasi darah dapat terjadi oleh beberapa
penyebab,yaitu :
a.
Makanan
Jika
makanan yang dikonsumsi tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh,misalnya
kekurangan atau kelebihan sesuatu zat tertentu,maka dapat mengganggu
kenormalan sistem sirkulasi darah. Misalnya kekurangan zat besi (Fe)
penyebab anemia,kelebihan zat lemak hewani menyababkan penyakit
jantung, sklerosis, hipertensi dan lain-lain.
b.
Infeksi
Beberapa
jenis infeksi dapat menyebabkan kelainan dan gangguan pada sistem
sirkulasi darah, misalnya infeksi Plasmodium, cacing tambang, virus
HIV dan lain-lain
c.
Keracunan
Beberapa
jenis zat kimia beracun dapat mencemari makanan,minuman dan udara
dinapaskan,dan kemudian dapat menyebabkan gangguan pada sistem
sirkulasi darah. Bahkan beberapa jenis obat yang dikonsumsi tanpa
resep dokter dapat menyebabkan keracunan pada darah.
d.
Radiasi
Suatu
indikasi yang cukup meyakinkan bahwa radiasi dari sinar-sinar
radioaktif atau zat-zat yang bersifat radioaktif dapat menyebabkan
terjadinya kanker darah (leukemia).
e.
Faktor genetik (keturunan)
Beberapa
jenis kelainan dan penyakit pada sistem sirkulasi darah dapat terjadi
karena faktor keturunan. Penyakit yang demikian biasanya
probabilitasnya akan menjadi lebih besar jika perkawinan terjadi
antar keluarga dekat. Makin dekat hubungan kekeluargaan,makin
besarpun peluang untuk munculnya kelainan tersebut.
2.
Gangguan sistem sirkulasi darah akibat anemia
Berikut
ini akan diuraikan gangguan sistem sirkulasi darah yang umum dan
sering dijumpai dalam masyarakat di Indonesia. Anemia adalah suatu
kelainan darah yang terjadi karena berkurangnya sel-sel darah merah
(eritrosis) atau hemoglobin (Hb). Jumlah sel darah merah yang normal
adalah 4,5 - 6 juta per mm3 darah. Gejala klinisnya yaitu
: pucat,lesu (tidak bertenaga), sering pusing, penglihatan
berkunang-kunang setelah bangkit dari tidur atau duduk.
Seperti
diketahui, bahwa eritrosit dan hemoglobin berfungsi untuk mengangkut
oksigen dari alveolus paru-paru kejaringan tubuh untuk keperluan
respirasi (oksigen) sel pada jaringan-jaringan pada tubuh. Jika
eritrosit atau hemoglobin kadarnya berkurang,maka pengangkutan
oksigen akan terhambat akibat energi yang terkandung dalam zat
makanan tidak dapat dibebaskan dan dimanfaatkan untuk bekerja.
Penyakit anemia dapat terjadi oleh beberapa penyebab, yaitu : faktor
gizi (makanan), infeksi, pendarahan, atau karena faktor keturunan.
a.
Anemia non genetis
Yaitu
anemia yang terjadi bukan karena faktor keturunan,tetapi karena
faktor lain,misalnya gizi (makanan),infeksi dan pendarahan.
1)
Anemia karena faktor gizi (makanan)
Anemia
ini terjadi karena makanan yang di konsumsi sehari-hari kurang atau
tidak mengandung zat-zat pembentuk eritrosit atau hemoglobin,terutama
zat besi dan vitamin B-12.
2)
Anemia karena infeksi.
Anemia
ini terjadi karena tubuh terinfeksi sesuatu bibit penyakit,misalnya :
Infeksi cacing tambang,terutama Ankylestomum Duo Donale dan Necator
Americanus. Kedua jenis cacing tambang diatas parasit didalam usus
halus (intestium tenue) dengan menyantap sel-sel darah
merah,sehingga sel-sel darah merah terus menerus berkurang
jumlahnya.
Infeksi Plasmodium (parasit malaria) Plasmodium dapat masuk ke dalam
tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Orang yang
terinfeksi Plasmodium akan menderita penyakit malaria. Pada
penderita penyakit malaria selalu mengalami anemia karena sel darah
merahnya selalu hancur (hemolisis) oleh reproduksi Plasmodium.
3)
anemia karena pendarahan
Pendarahan
yang hebat dan menyebabkan anemia dapat terjadi karena luka
kecelakaan,melahirkan,keguguran,atau operasi. Jika terjadi pendarahan
yang hebat,bukan hanya volume darah yang berkurang,tetapi
komponen-komponen darah seperti sel darah merah,sel darah putih dan
keping-keping darah ikut berkurang.
4)
anemia karena kanker darah (leukemia)
Pada
penderita kanker darah sel-sel darah merahnya akan berkurang secara
drastis dan terus menerus,karena dimakan oleh sel-sel darah putih
yang sangat banyak jumlahnya.